Komunikasi antara Suatu Subkultur dengan Kultur yang Dominan Komunikasi antara Jenis Kelamin yang Berbeda
prof reinhard mungkin nanti ada jalan keluar” Khan
: “kita…? Rangga
: “yaa” Khan
: “oh, tidak Rangga Untuk masalah agama saya tidak bertoleransi, masalah ini kamu sendirian”
Seketika Rangga pun termenung dan bingung memikirkan ucapan khan, yang tidak mau meminta toleransi untuk jadwal ujiannya. Bagi
khan ibadah adalah kewajiban yang tidak bisa diganti dengan apapun. Dan keesokan harinya Rangga menemui profesornya.
Prof
: “hai Rangga, senang melihatmu.. silahkan duduk, saya sudah membaca risetmu dan saya menyukainya”.
Rangga : “terimakasih”
Prof : “saya rasa kita dapat mengadakan presentasi di paris
bulan depan” Rangga
: “saya senang sekali mendengarnya prof. terimakasih”. Prof
: “bagus… jadi setiap jum’at kita sudah bisa mulai mempersiapkan presentasinya, temui saya di ruang
rapat” Rangga
: “sebenarnya, saya juga ingin bicara masalah hari Jum’at”
Prof : “tentang apa?”
Rangga : “tentang ujian di hari jum’at”
Prof : “maksudmu, kau tidak bisa menemuiku di hari jum’at?
Rangga : “ bukan tentang pertemuan itu… tapi, tentang
kewajiban saya sebagai orang muslim”. Prof
: “saya tidak bisa mengganti tanggal ujian hanya untuk kamu dan khan. Apa kata orang lain?
Ranga : “kami akan tetap mengikuti ujian, tetapi setelah solat
jum’at” Prof
: “tuan Mahendra,
apakah anda
mengerti konsekuensinya, apabila anda tidak mengikuti ujian”
Rangga : “saya mengerti prof…”
Prof : “anda tidak akan lulus tahun ini, anda akan mengulang
lagi tahun depan. Ingat, saya yang mempromosikan mu untuk beasiswa ini. Bisakah anda menjaga reputasi saya
di kampus ini ?”
Prof : “saya mendengar ada satu kalimat dalam Islam
Bismillahirrahmanirrahim” apa itu benar? Yang berarti “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang”.
Rangga : “benar”
Prof : “jadi apa masalahnya? Tuhan anda akan mengerti ada
hal penting dalam hidup yang harus anda lakukan dan anda akan melewatkan sholat jum’at. Tuhan anda maha
penyayang. Apa masalahnya?”