Analisis Alur awal cerita pada Film 99 Cahaya di Langit Eropa
Tempat beribadah Rangga dan Khan di kampus
Sesuatu yang lumrah setiap manusia untuk saling menghargai antar umat beragama antara satu dengan yang lainnya dan itulah yang di tunjukan
kaum Muslim tatkala menjadi mayoritas dalam suatu negara, dan sikap bertoleransi antar umat beragama yang di tunjukan kaum Muslim terhadap
pihak minoritas maka menjadi suatu yang lumrah jikala Muslim merupakan minoritas dalam suatu negara adanya toleransi.
Ditempat berbeda Hanum yang sedang menikmati sudut-sudut ke indahan kota Vienna Austria melihat seorang wanita berkerudung di sebuah
toko yang sedang melamar pekerjaan, dengan wajah sedih dan kecewa wanita itu keluar dr toko. Wanita itu tidak di trima kerja karna tidak fasih berbahasa
jerman dan memakai kerudung. “sulit tinggal disini kalau tidak fasih berbahasa jerman, tak mudah hidup di eropa dari budaya dan tradisi yang
berbeda. Jauh dari kelurga dan sahabat untuk berbagi cerita”. Hal ini dikatakan oleh Rangga Almahendra selaku penulis novel kepada peneliti
ketika wawancara via telfon. “Sebenarnya bukan hanya kesulitan karna memakai hijab, tapi
memang selama ini klo di Eropa prinsip yang di pakai adalah profesionalisme. jadi mereka itu lebih melihat pada karya atau prestasi
bukan di lihat dari mana atau karna memakai hijab atau tidak. Tapi
memang ada pandangan di Eropa ini kalau perempuan berhijab itu identik dengan klo bahasa jawanya itu “asah-asah lalu momong
bocah” hanya menjadi konco wingking dibelakang saja, jadi memang dunia muslimah itu di anggap sebagai dunia yang dekat dengan konco
wingking itu teman yang di belakang tidak pernah yang di depan untuk berkarya atau berprestasi. Itu yang membuat beberapa dari mereka
yang sulit mencari pekerjaan”.
1
Tiga bulan berlalu, semua yang terasa indah menjadi hambar dan
membosankan bagi Hanum. Akhirnya Hanum menemukan harapan setelah melihat sebuah poster kursus berbahasa jerman gratis. Saat mengikuti kursus
tersebut, Hanum bertemu dengan Fatma Raline Shah, seorang muslimah turki yang berkerudung. Mereka pun akhirnya bersahabat. Fatma mengajak
Hanum ke sekolah anaknya, Ayse Geccha Tavvara. Disana Hanum bertemu dengan ayse. Ayse sempat bertanya kepada Fatma “Tante Hanum muslim ya?
Tapi ko tante Hanum tidak berkerudung seperti kita?” menurut saya pertanyaan seorang bocah seperti Ayse cukup menusuk apalagi untuk Hanum.
Namun, Fatma dengan cerdasnya berkilah “Tante Hanum sakit kepala, jadi dia tidak berkerudung”. Lalu Hanum menjawab “ iya, tante sakit kepala”.
Ayse pun berceloteh lagi “ kalau sakit kepala hilang, janji ya tante Hanum pake kerudung?”. Adegan ini sangat menarik bagi saya. Secara tidak
langsung, film ini memberikan pesan kepada penontonnya tentang urgensi berkerudung hijab. Menurut saya adegan ini tidak menggurui karena
diucapkan secara spontan oleh bocah kecil.
1
Wawancara via telfon dengan Rangga Almahendra penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa, Jakarta 25 oktober 2014
Pertemuan pertama ayse dan Hanum di sekolah
Di sekolah, ayse sering di bully teman-temannya terutama leon di sekolah. Kerudung adalah penyebab utamanya. Karena terlalu sering di bully,
guru ayse sempat membujuk ayse untuk membuka kerudungnya. Namun, ayse tetap tidak mau membuka kerudungnya. Kemudian Fatma menemui
gurunya ayse, untuk menjelaskan keputusan ayse memakai kerudung, agar dia tidak dipaksa lagi untuk melepas kerudungnya.
Fatma : “Ayse memakai kerudung karena kemauannya sendiri,
bukan saya yang memaksanya”. Bu Edelman : “yaa nyonya pasha, saya mengerti… tapi sebagai
ibunya, anda harus menjelaskan kepadanya bukan keharusan memakai kerudung di sekolah, setiap hari
ayse selalu di olok-olok anak-anak lainnya.. bagaimana anda bisa membiarkannya? Saya mohon nyonya pasha,
tolong bicarakan dengan ayse… tolong
Fatma : “ ayse senang dengan pilihannya, apakah itu salah?”
Bu Edelman : “tidak, itu tidak salah… tapi anda harus mengerti dia akan selalu di olok-olok”.
Fatma : tanpa berucap apa-apa sambil tersenyum Fatma lalu
pamit meninggalkan ruangan bu Edelman. Hijab adalah identitas seorang Muslim, karna menutup aurat adalah
perintah langsung dari Allah kepada umatnya untuk menutup aurat.
Keesokan harinya Hanum, Fatma dan ayse memulai perjalanannya menelusuri jejak-jejak peradaban sejarah di Vienna. Di awali dari sungai
Danube yang terbesar di eropa. Sungai tersebut sangat bersih dan asri. Di sudut sungai tersebut, kita dapat melihat bukit Kahlenberg. Bukit kahlenberg
merupakan tempat pasukan turki yang dipimpin kara Mustafa pasha sehingga pasukan turki terusir dari tentara jerman dan polandia. Ayse sangat senang di
bukit tersebut. Dia meminjam kamera Hanum untuk mengabadikan pemandangan indah di sana.
Lalu Fatma mengajak Hanum kesebuah cafe, Fatma bercerita tentang asal mula cappuccino, ternyata cappuccino tersebut berasal dari negara turki.
Tak lama setelah menceritakan cappuccino Hanum meguping di balik pintu tempat duduk saat itu, dua pria bule berceloteh saat makan roti croissant, si
bule bercerita kepada temannya bahwa roti croissant bentuknya seperti bendera turki. Berdasarkan sejarahnya, pasukan Eropa pernah mengalahkan
pasukan muslim turki. Karena masyarakat Eropa masih dendam dengan masyarakat turki, maka masyarakat Eropa membuat roti croissant berbentuk
bulan sabit untuk dimakan bukan untuk dihormati. Hanum langsung naik pitam mendengar percakapan bule tersebut.
Fatma : “makan lagi ayse rotinya”
Hanum : “jangan ayse…”
Fatma : “kenapa?”
Hanum : “kata bule itu kita makan diri kita sendiri kalo kita
makan roti ini.” Fatma
: “sudah Hanum biarkan saja, kita punya cara sendiri untuk membalasnya..” Fatma langsung memanggil
pelayan dan menuliskan pesan untuk orang bule tersebut.
Hanum : “kamu pengecut Fatma, kenapa kamu tadi tidak
membela diri? Pas agamamu bahkan negara kamu aja dihina oleh mereka”.
Fatma : “Hanum…”
Hanum : “kamu bayarin lagi semuanya, kita harus bisa melawan
Fatma jangan mau di injek-injek begitu, kita ini harus tunjukin klo kita ini kuat..”
Fatma : “bahwa kita teroris?? Aku juga dulu seperti kamu,
hanya butuh penyesuaian saja, lama-lama juga kamu akan merasa hangat dan berfikir jernih dalam
menghadapi situasi seperti tadi”.
Hanum : “aku bukan malaikat Fatma… aku hanya manusia
biasa..” Fatma
: “dengan jilbabku ini, aku wajib menjadi agen Islam yang baik, menjadi berkah, ikhlas dan membawa
kedamaian bagi siapa pun termasuk mereka yang tidak beragama Islam.
Hanum : “dan membiarkan kita selalu mengalah?”
Fatma : “kadang itu yang membuat kita menang, lebih baik
perang di ranah karya, bukan pedang. kita hadapi dengan hati yah.
Muslim di Eropa di pandang sebelah mata oleh orang-orang di Eropa
karena mereka beranggapan bahwa muslim adalah teroris, oleh karna itu ada ketakutan tersendiri bagi orang-orang Eropa terhadap orang muslim. Hal ini
dijelaskan oleh Rangga Almahendra kepada penulis ketika meneliti wawancara.
“Kehidupan muslim di eropa sendiri saat ini yang sedang marak yaitu Islamo fobia, Islamo fobia itu adalah ketakutan terhadap agama Islam.
Ini ada banyak sebab salah satunya mungkin warisan dulu selama ribuan tahun perang salib, terus kemudian sekarang di media-media
radikalisme ada di mana-mana sehingga sebagian masyarakat Eropa memang agak “Takut” terhadap Islam muslim. Dan sayangnya itu
terjadi bukan hanya di Eropa tapi di seluruh dunia juga sama. media- media Indonesia pun sekarang sangat genjar sekali memberitakan
berita-berita yang menyudutkan umat Islam. Jadi saya rasa memang kita sebagai umat muslim perlu berbicara lebih dengan karya bukan
dengan pedang. menunjukan pada dunia bahwa Islam itu Rahmatan
lilalamin”.
2
Kemudian Fatma mengajak Hanum mengunjungi kediamannya, di rumah Fatma Hanum bertemu dengan sahabat Fatma yaitu Latife Dian
pelangi dan Ezra Hanum Salsabila Rais. Hanum di ajak untuk menjalankan misi agen muslim bersama Fatma, Latife dan Ezra. Hanum diajak menjadi
pengajar untuk anak-anak kecil muallaf. Fatma mengajak Hanum karena Hanum sangat fasih berbahasa Inggris. Tanpa fikir panjang Hanum pun
langsung nemerima ajakan Fatma untuk menjadi agen muslim sejati. Di situlah Hanum mulai untuk menjadi agen muslim yang baik yang bisa
memberi manfaat bagi orang-orang disekitarnya. Bahwa seorang muslim itu bukan hanya dia harus mempunyai iman tapi yang lebih penting amalan. Hal
ini dikatakan pula oleh Rangga Almahendra kepada peneliti ketika wawancara via telfon.
“menjadi agen muslim yang baik be a good agen of muslim yang intinya bahwa agen muslim yang baik itu adalah orang muslim yang
selalu memberi manfaat untuk sekitarnya memberi berkah untuk sekitarnya, dan juga bisa menjadi jembatan atas segala perbedaan.
Agen muslim yang senantiasa menunjukan karya dan prestasi dimanapun dia berada. Bahwa seorang muslim itu bukan hanya dia
harus mempunyai iman tapi yang lebih penting amalan, bahwa Islam itu bukan tentang jalan yang di pilih tapi juga tentang jejak yang harus
di tinggalkan di lingkungannya.
3
Sebagai agama yang Rahmatan lil alamin, Islam hadir di dunia ini untuk menciptakan dan melestarikan kehidupan yang damai, nyaman dan
demokratis dan toleran, serta menjunjung tinggi moralitas dan peradaban.
2
Wawancara via Telfon dengan Rangga Almahendra penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa, Jakarta 25 oktober 2014
3
Wawancara via Telfon dengan Rangga Almahendra penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa, Jakarta. 25 oktober 2014
Islam menyebar keadamaian dan keamanan bukan hanya untuk pemeluknya, tapi bagi siapa saja di jagad raya ini. Inilah proklamasi awal yang disampaikan
sejak lahirnya risalah mulia Islam. “ Tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi Rahmat bagi semesta alam”. Qs Al-Anbiya 21:7.
Rutinitas agen muslim di kediaman Fatma
Saat di rumah, Hanum mempersiapkan makan malam untuk Rangga. Hanum membuat ikan asin. Karena bau ikan asin yang menyengat, tetangga
rumah Hanum sampai menggedor pintu rumah Hanum. Hanum dilarang memasak makanan yang dapat mengganggu penciuman tetangga lain. Hanum
kesal dengan tingkah laku tetangganya. Setelah adegan tersebut, Rangga pun datang. Rangga berusaha merayu Hanum yang sedang kesal dengan
tetangganya. Saat makan, Hanum dan Rangga menceritakan kisahnya masing- masing. Hanum bercerita tentang kerudung yang dipakai Fatma dan Ayse.
Rangga pun berkata “Tapi, kamu cantik loh pakai kerudung”. Pernyataan Rangga mengandung pesan dari film ini yaitu urgensi berkerudung.
Setelah peneliti menganalisis narasi alur awal dari film 99 Cahaya di
Langit Eropa, maka di dalam alur awal ini terjadi komunikasi antaragama dan budaya dari para tokohnya berdasarkan konsep pelaku komunikasi antaragama
dan budaya Joseph D. Vito. Film ini termasuk film Drama, Drama merupakan tema yang mengetengahkan aspek-aspek human interest, sehingga yang dituju
adalah perasaan penonton untuk dapat meresapi setiap kejadian yang menimpa tokoh dalam adegan tersebut.