Komunikasi antara Kelompok Agama yang Berbeda
Keesokan harinya, Rangga sedang berdiri di lorong kampus depan papan pengumuman ujian yang sedang bingung memikirkan jadwal ujian yang
bentrok dengan shalat jum’at, lalu kemudian Stefan menghampiri Rangga dan menanyakan tentang kesiapannya untuk ujian, Rangga pun menjawabnya
bahwa dia sudah siap untuk ujian tapi yang sedang di fikirkan Rangga tentang waktu yang bentrok dengan solat jum’at. Lalu Stefan bertanya ke Rangga
“Apa Tuhan kamu itu cuma ada di hari jum’at?” . coba kamu bicarakan lagi dengan Prof Reinhard siapa tau saja beliau bisa membantumu.
Sore itu pun Rangga langsung pulang bersama khan, di perjalanan mereka pun masih membahas tentang jadwal ujian yang bentrok dengan
jadwal sholat jum’at. Rangga berdiskusi dengan Khan tentang keinginannya menemui Profesor Reinhard agar dikasih kelonggaran waktu untuk dia bisa
melaksankan solat jum’at.
Saat perjalanan pulang dari kampus
Khan : “kamu sudah lihat pengumuman ujiannya? Gila, tuh
dosen Apa yang dia pikirkan? Kalo saya dikasih banyak Pr, dikasih banyak kerjaan tidak masalah tapi
kalo dy minta saya mengorbankan ibadah saya demi ujian itu keterlaluan”.
Rangga : “tapi Stefan menganjurkan kita untuk ngomong kepada
prof reinhard mungkin nanti ada jalan keluar” Khan
: “kita…? Rangga
: “yaa” Khan
: “oh, tidak Rangga Untuk masalah agama saya tidak bertoleransi, masalah ini kamu sendirian”
Seketika Rangga pun termenung dan bingung memikirkan ucapan khan, yang tidak mau meminta toleransi untuk jadwal ujiannya. Bagi
khan ibadah adalah kewajiban yang tidak bisa diganti dengan apapun. Dan keesokan harinya Rangga menemui profesornya.
Prof
: “hai Rangga, senang melihatmu.. silahkan duduk, saya sudah membaca risetmu dan saya menyukainya”.
Rangga : “terimakasih”
Prof : “saya rasa kita dapat mengadakan presentasi di paris
bulan depan” Rangga
: “saya senang sekali mendengarnya prof. terimakasih”. Prof
: “bagus… jadi setiap jum’at kita sudah bisa mulai mempersiapkan presentasinya, temui saya di ruang
rapat” Rangga
: “sebenarnya, saya juga ingin bicara masalah hari Jum’at”
Prof : “tentang apa?”
Rangga : “tentang ujian di hari jum’at”
Prof : “maksudmu, kau tidak bisa menemuiku di hari jum’at?
Rangga : “ bukan tentang pertemuan itu… tapi, tentang
kewajiban saya sebagai orang muslim”. Prof
: “saya tidak bisa mengganti tanggal ujian hanya untuk kamu dan khan. Apa kata orang lain?
Ranga : “kami akan tetap mengikuti ujian, tetapi setelah solat
jum’at” Prof
: “tuan Mahendra,
apakah anda
mengerti konsekuensinya, apabila anda tidak mengikuti ujian”
Rangga : “saya mengerti prof…”
Prof : “anda tidak akan lulus tahun ini, anda akan mengulang
lagi tahun depan. Ingat, saya yang mempromosikan mu untuk beasiswa ini. Bisakah anda menjaga reputasi saya
di kampus ini ?”
Prof : “saya mendengar ada satu kalimat dalam Islam
Bismillahirrahmanirrahim” apa itu benar? Yang berarti “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang”.
Rangga : “benar”
Prof : “jadi apa masalahnya? Tuhan anda akan mengerti ada
hal penting dalam hidup yang harus anda lakukan dan anda akan melewatkan sholat jum’at. Tuhan anda maha
penyayang. Apa masalahnya?”