Kontribusi Sektor Kehutanan Kabupaten Ciamis

Dalam pelaksanaan pembangunan hutan dan kehutanan di Kabupaten Ciamis, terdapat beberapa pihak stakeholders yang keberadaannya sangat penting untuk turut berperan aktif dalam upaya mensukseskan pembangunan hutan dan kehutanan di Kabupaten Ciamis : 1. Dinas Kehutanan sebagai pelaksana kewenangan bidang kehutanan. 2. Perum Perhutani Ciamis yang mengelola Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Taman Wisata Alam. 3. BKSDA Jabar II yang merupakan unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam bertanggung jawab atas Kawasan Konservasi Cagar Alam Darat dan Laut, Suaka Marga Satwa Gunung Sawal. 4. Loka Penelitian dan Pengembangan Hutan Monsoon melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan untuk wilayah Jawa dan Madura. 5. Stasiun Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Lapangan dari Balai Pengelolaan DAS Cimanuk- Citanduy, yang mengelola lahan-lahan kritis menjadi lahan produktif baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. 6. Diluar instansi resmi terdapat Asosiasi Pengusaha Kayu Rakyat, para pemilik hutan rakyat Kelompok Tani Hutan Rakyat berjumlah 983 kelompok, Kelompok Tani Hutan PHBM berjumlah 85 kelompok, Paguyuban Rimbawan Ciamis dan LSM yang peduli Lingkungan sebanyak 2 kelompok

5.2 Kontribusi Sektor Kehutanan Kabupaten Ciamis

Kontribusi sektor kehutanan di Kabupaten Ciamis secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 5 sub sektor yaitu : a Hasil hutan kayu yang terdiri dari retribusi pelayanan tata usaha hasil hutan milik dan leges ijin pelayanan tata usaha hasil hutan milik, b Hasil hutan non kayu yang terdiri dari Pajak Pengusahaan Sarang Burung Walet, c Jasa Rekreasi yang terdiri dari Usaha yang memperlihatkan menikmati keindahan alam dari Perhutani dan BKSDA, d Ijin gangguan yang terdiri dari Retribusi ijin gangguan Industri hasil hutan dan retribusi ijin gangguan sarang burung walet, dan e pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan bidang kehutanan. Sedangkan kontribusi sektor kehutanan di tingkat regional dan nasional di Kabupaten Ciamis dikelompokkan menjadi 2 sub sektor yaitu : a Regional terdiri dari Bagi Hasil Pajak Bukan Hasil Pajak serta bagi hasil retribusi peredaran hasil hutan, dan b Nasional terdiri dari Bagi Hasil Provisi Sumber Daya Hutan. Tabel 6 Kontribusi sektor kehutanan kabupaten Ciamis Jenismacam kontribusi Tahun X Rp 1000 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah Rata-rata I. Kehutanan Kabupaten 1 Retribusi pelayanan tata usaha hasil hutan milik 331.079,31 170.708,11 - - - 501.787,42 100.357,48 2 Leges ijin pelayanan tata usaha hasil hutan milik - 2.460,00 11.220,50 12.147,00 - 25.827,50 5.165,50 3 Pajak pengusahaan sarang burung walet 100.364,62 93.661,40 60.794,65 39.867,77 14.515,50 309.203,92 61.840,78 4 Usaha yang memperlihatkan menikmati keindahan alam Perhutani 98.684,62 91.882,20 57.031,45 38.012,57 53.002,05 338.612,87 67.722,57 5 Usaha yang memperlihatkan menikmati keindahan alam BKSDA 1.680,00 1.779,20 3.763,20 1.855,20 - 9.077,60 1.815,52 6 Retribusi ijin gangguan indusri hasil hutan - 30.938,48 33.321,06 55.302,23 - 119.561,77 23.912,35 7 Retribusi ijin gangguan sarang burung walet - - 84,00 69,20 - 153,20 30,64 8 Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan bidang kehutanan - - - - 5.100,41 5.100,41 1.020,08 Jumlah I 531.808,54 391.429,38 166.214,85 147.253,96 72.617,96 1.309.324,69 261.864,94 II. Kehutanan regional dan nasional 1 Bagi hasil retribusi peredaran hasil hutan - 113.000,06 44.701,93 467.591,54 384.420,04 1.009.713,57 201.942,71 2 Bagi hasil bukan pajaksumber daya alam provisi sumber daya hutan PSDH 639.457,08 490.425,91 742.267,81 202.229,55 881.152,63 2.955.532,99 591.106,60 Jumlah II 639.457,08 603.425,97 786.969,74 669.821,09 1.265.572,68 3.965.246,56 793.049,31 Jumlah I dan II 1.171.265,62 994.855,36 953.184,59 817.075,05 1.338.190,63 5.274.571,25 1.054.914,25 Sumber: Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Ciamis 2007 diolah Retribusi Pelayanan Tata Usaha Hasil Hutan Milik di Kabupaten Ciamis diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 10 tahun 2001. Adapun struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut : 1. Penebangan pohon : a. Jati milik rakyat sebesar Rp. 4.500M 3 b. Jati milik Perhutani sebesar Rp. 4.000M 3 c. Mahoni dan kayu rimba lainnya milik rakyat sebesar Rp. 3.000M 3 d. Mahoni, Pinus dan kayu rimba lainnya milik Perhutani sebesar Rp. 3.000M 3 e. Albiziasengon, dan sebagainya sebesar Rp. 1000 M 3 f. Karet, kopi, kakao, kina, kayu manis pala, kemiri dan sejenisnya sebesar Rp. 2.000pohon g. Aren dan Kelapa sebesar Rp. 250M h. Bambu kecil sebesar Rp. 50batang i. Bambu besar sebesar Rp. 150batang 2. Pengangkutan Kayu : a. Kayu jati sebesar Rp. 2.500M 3 b. Kayu mahoni dan kayu rimba lainnya sebesar Rp. 2.000M 3 c. Kayu albizia dan sejenisnya sebesar Rp. 2.000M 3 d. Kayu aren dan kelapa sebesar Rp. 2.000M e. Bambu besar sebesar Rp. 50batang f. Bambu kecil sebesar Rp. 25batang g. kayu bakar sebesar Rp. 150sm 3. Pengergajian : a. gergaji rantai chainsaw sebesar Rp. 15.000tahun b. gergaji materal statis circlepita besar 42 dan 44 sebesar Rp. 100.000tahun c. gergaji materal statis circlepita kecil 26-28-36 sebesar Rp. 50.000tahun d. gergaji material bergerak pita besar sebesar Rp. 200.000tahun e. gergaji material bergerak pita kecil sebesar Rp. 100.000tahun Berikut realisasi Retribusi Pelayanan Tata Usaha Hasil Hutan Milik di Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 7 : Tabel .7 Retribusi Pelayanan Tata Usaha Hasil Hutan Milik di Kabupaten Ciamis : Komponen Pendapatan TahunRp X 1000 2003 2004 2005 2006 2007 Retribusi pelayanan tata usaha hasil hutan milik 331.079,31 170.708,11 - - - Sumber : Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Ciamis diolah 2007 Pada tahun 2005 terdapat perubahan peraturan daerah mengenai Retribusi Pelayanan Tata Usaha Hasil Hutan Milik di Kabupaten Ciamis, dimana untuk setiap pengusaha yang mengelola kayu milik hasil hutan tidak dikenakan biaya retribusi perijinan pengelolaan kayu milik, sehingga tidak memberikan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Ciamis. Di Kabupaten Ciamis kebijakan daerah yang mengatur sistem penyelenggaraan kehutanan khususnya pengembangan hutan rakyat, saat ini hanya ada satu yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 19 Tahun 2004 tentang produksi dan peredaran kayu rakyat. Sejak adanya perubahan peraturan daerah tersebut, Dinas Kehutanan kabupaten Ciamis hanya memberikan Leges Ijin Pelayanan Tata Usaha Hasil Hutan Milik yang diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 18 tahun 2005 tentang retribusi cetak tulis leges dan perporasi. Burung Walet Collocalia merupakan salah satu satwa liar yang dapat dimanfaatkan secara lestari untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap menjamin keberadaan populasinya di alam. Oleh karena itu, agar dapat dimanfaatkan secara lestari untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat tetapi keberadaannya tetap terjamin, maka setiap daerah harus memiliki peraturan mengenai besarnya tarif dari pemanfaatannya sendiri . Adapun Pajak Pengusahaan sarang burung walet di Kabupaten Ciamis diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 23 tahun 2005 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 27 tahun 2001 tentang pajak pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet dan sejenisnya. Dinas yang mengelola adalah Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Ciamis. Adapun yang menjadi obyek dari pajak ini adalah semua pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet dan sejenisnya. Tarif pajak ditetapkan berdasarkan luas bangunan dikali index gangguan dikali tarif Index gangguan untuk burung wallet ditetapkan bernilai 2 dimana besar tarif pajak yaitu burung walet Rp 5.000,00 dan burung kapinis Rp 500,00 Berikut perkembangan realisasi pajak pengusahaan sarang burung walet di Kabupaten Ciamis lima tahun terahir dapat dilihat pada Tabel 8 : Tabel . 8 Pajak Pengusahaan Sarang Burung Walet Komponen Pendapatan TahunRp X 1000 2003 2004 2005 2006 2007 Pajak pengusahaan sarang burung walet 100.364,62 93.661,40 60.794,65 39.867,77 14.515,50 Sumber : Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Ciamis diolah 2007 Usaha yang memperlihatkan keindahan alam dari Perhutani dan BKSDA di Kabupaten Ciamis masuk ke dalam pajak daerah yaitu pajak hiburan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No 19 Tahun 2005 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah No 12 Tahun 1998 tentang pajak hiburan. Objek pajak hiburan adalah semua penyelenggara hiburan, dimana subjek pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan sementara wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak dimana tarif pajak hiburan untuk usaha yang memperlihatkanmenikmati keindahan alam adalah 30 dari jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan selama satu tahun. Berikut perkembangan realisasi pajak hiburan Kabupaten Ciamis yang berasal dari usaha yang memperlihatkanmenikmati keindahan alam lima tahun terahir dapat dilihat pada Tabel 9 : Tabel.9 Usaha yang memperlihatkanmenikmati keindahan alam dari Perhutani dan BKSDA : Komponen Pendapatan Tahun Rp X 1000 2003 2004 2005 2006 2007 Usaha yang memperlihatkan menikmati keindahan alam Perhutani 98.684,62 91.882,20 57.031,45 38.012,57 53.002,05 Usaha yang memperlihatkan menikmati keindahan alam BKSDA 1.680,00 1.779,20 3.763,20 1.855,20 - Sumber : Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Ciamis diolah 2007 Undang-undang No 33 tahun 2004 pasal 7 menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan PAD, Daerah dilarang menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi maka berdasarkan surat edaran Menteri Kehutanan No 2 tahun 2006 bahwa Usaha yang MemperlihatkanMenikmati Keindahan Alam dari BKSDA tidak memberikan sumbangan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ciamis pada tahun 2007. Retribusi ijin gangguan di Kabupaten Ciamis diatur oleh Peraturan daerah Kabupaten Ciamis No. 20 tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan. Materi kewenangan yang dilimpahkan adalah untuk usaha penggilingan padi dan penggergajian kayu yang berpindah-pindah. Peredaran hasil hutan masuk ke dalam bagi hasil pajak dari provinsi berdasarkan peraturan daerah Provinsi Jawa Barat no 20 tahun 2001. Adapun yang menjadi o bjek adalah hasil hutan yang masuk, beredar dan keluar dari daerah. Adapun struktur dan besarnya tarif retribusi dapat dilihat pada lampiran. Provisi Sumber Daya Hutan masuk ke dalam penerimaan negara bukan pajak sedangkan peredaran hasil hutan masuk ke dalam bagi hasil pajak dari provinsi yang berpengaruh terhadap pendapatan daerah. Besar PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis dan yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada tabel 10: Tabel 10. Perbandingan PSDH yang diterima Pemda dan PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis X Rp 1000 Tahun PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis PSDH yang diterima Pemda Rp Persentasi PSDH yang diterima Pemda dan PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis 2003 1.796.380 639.457,08 35,60 2004 2.041.983 490.425,91 24,02 2005 1.464.511 742.267,81 50,68 2006 2.635.957 202.229,55 7,67 2007 5.708.512 881.152,63 15,44 Sumber : PSDH yang diterima Pemda dari Data Pendapatan Kabupaten Ciamis dan PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis dari Data kewajiban KPH terhadap Negara Dari data di atas terdapat perbedaan yang cukup besar antara PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis dengan PSDH yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. Provisi Sumber Daya Hutan yang diterima Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis hanya sebagian kecil saja dari PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis, yaitu dalam 5 tahun rata-rata sebesar 26,68 saja total PSDH yang dikeluarkan KPH Ciamis, yang masing- masing pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007 hanya sebesar 35,60, 24,02, 50,68, 7,67 dan 15,44. Khusus penerimaan negara dari Sumber Daya Alam diatur dalam UU No 33 tahun 2004 pasal 14 dan 15, yaitu bahwa penerimaan negara dari SDA sektor kehutanan, sektor pertambangan umum dan sektor perikanan dibagi dengan imbangan 20 untuk pusat dan 80 untuk daerah. Penerimaan negara dari SDA sektor kehutanan terdiri dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH. Bagian Daerah dari penerimaan negara PSDH dibagi dengan perincian 16 untuk Daerah Propinsi yang bersangkutan, 32 untuk Daerah KabupatenKota Penghasil, dan 32 dibagi dengan porsi yang sama besar untuk semua Daerah KabupatenKota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan. Lebih lanjut lagi dalam Peraturan Pemerintah RI No 104 tahun 2000 pasal 9 ayat 1 dan 2. Berdasarkan perhitungan menurut Undang-undang 33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No 104 tahun 2000, PSDH yang seharusnya diterima oleh Pemerintah Daerah dapat dilihat dalam tabel 10 dan 11 Tabel.11 Perhitungan Berdasarkan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah tahun 2000 X Rp 1000 Tahun PSDH yang dikeluarkan KPH CiamisRp Pusat 20 Rp Propinsi 16 Rp Kabupaten penghasil 32 Rp Kab.lain dalam Propinsi 32 Rp 2003 1.796.380 359275,98 287420,79 574841,58 574841,58 2004 2.041.983 408396,50 326717,20 653434,40 653434,40 2005 1.464.511 292902,24 234321,79 468643,59 468643,59 2006 2.635.957 527191,31 421753,05 843506,10 843506,10 2007 5.708.512 1141702,35 913361,88 1826723,76 1826723,76 Sumber : KPH Ciamis Tabel 12 Perbandingan PSDH yang diterima oleh Pemda dengan PSDH yang seharusnya diterima Pemda X RP 1000 Tahun PSDH yang diterima Pemda Rp PSDH yang seharusnya diterima Pemda Rp Persentase PSDH yang diterima dan PSDH yang seharusnya diterima Pemda Rp 2003 639.457,08 574.841,58 111,24 2004 490.425,91 653.434,40 75,05 2005 742.267,81 468.643,59 158,39 2006 202.229,55 843.506,10 23,97 2007 881.152,63 1.826.723,76 48,24 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa PSDH yang seharusnya diterima Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2003 dan 2005 lebih besar daripada yang seharusnya sedangkan pada Tahun 2004, 2006 dan 2007 jauh lebih kecil daripada yang seharusnya, hal ini menunjukan bahwa Undang-Undang No 33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No 104 tahun 2000 belum sepenuhnya dilaksanakan. Terlihat bahwa Otonomi Daerah dilakukan tidak sepenuh hati, terkesan setengah- setengah sehingga terjadi tarik menarik kewenangan antara pusat dan daerah sehingga untuk terjadinya konflik antar pelaku kewenangan cukup besar, salah satunya seperti yang terjadi di atas dalam pembagian dana perimbangan yang masih tidak sesuai dengan Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah serta Peraturan Pemerintah RI No 104 tahun 2000. 5.3Pendapatan Daerah Kabupaten Ciamis Struktur dan Komposisi Pelaksanaan otonomi daerah sebagai implementasi Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah akan sangat bergantung bagaimana daerah mendayagunakan sumber daya dan dana yang menjadi potensi daerah itu sendiri. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD. Pada pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.105 tahun 2000, dikatakan bahwa struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari : 1. Pendapatan Daerah, yang dirinci menurut kelompok dan jenis pendapatan. Kelompok pendapatan meliputi PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Jenis pendapatan misalnya Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokais Khusus. 2. Belanja Daerah, yang dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Belanja menurut organisasi adalah suatu kesatuan pengguna anggaran seperti DPRD dan sekretariat DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, serta Dinas Daerah dan lembaga, misalnya pendidikan, kesehatan, dan fungsi-fungsi lain. Jenis belanja, yaitu seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja modelpembangunan. 3. Pembiayaan, yang dirinci menurut sumber pembiayaan. Sumber-sumber pembiayaan yang merupakan Penerimaan Daerah antara lain seperti sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi, serta penerimaan dari penjualan aset Daerah yang dipisahkan. Sumber pembiayaan yang merupakan pengeluaran antara lain seperti pembayaran hutang pokok. Sumber-sumber pendapatan daerah sebagai mesin utama dalam upaya penghimpunan dana yang berguna baik untuk membiayai pelaksanaan pemerintah, kegiatan kemasyarakatan maupun kegiatan pembangunan di daerah. Agar sumber-sumber pendapatan daerah dapat digali secara optimal maka perlu dilakukan upaya yang sungguh-sungguh dan dipersiapkan dengan baik Pemerintah Kabupaten Ciamis mempunyai perhatian yang cukup besar dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Hal ini tertuang dalam kebijaksanaan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah dalam mencapai visi Kabupaten Ciamis yaitu ”Dengan Iman dan Taqwa Ciamis Terdepan dalam Agribisnis dan Pariwisata di Priangan Timur Tahun 2009” Undang-undang No.32 tahun 2004 pasal 157 menyatakan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah, yaitu : a. Hasil pajak daerah b. Hasil retribusi daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. 2. Dana Perimbangan 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Pos-pos yang ada di Pendapatan Daerah Kabupaten Ciamis pada tahun anggaran 2003 sampai dengan 2007 dapat dilihat di bawah ini : 1. Pendapatan Asli Daerah 1.1 Pajak Daerah Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Parkir Pajak Sarang Burung Walet Pajak Televisi

1.2 Retribusi Daerah