31 panelis terlatih dalam pengujiannya Setyaningsih et al. 2010. Analisis sensori profil tekstur
meliputi seleksi panelis, pelatihan panelis, dan analisis kuantitatif kerenyahan dan kekerasan sampel.
a. Seleksi Panelis
Seleksi  panelis  bertujuan  untuk  memperoleh  panelis  yang  dapat  mengenali  dan mengetahui  secara  umum  perbedaan  intensitas  kerenyahan  dan  kekerasan  pada  produk
gorengan secara umum. Pemilihan panelis dilakukan dengan menyeleksi sejumlah orang sehingga  didapatkan  8-12  orang  yang  selanjutnya  akan  dilatih  hingga  menjadi  panelis
terlatih Adawiyah  Waysima 2009. Tahap seleksi panelis terdiri dari tiga tahap antara lainuji identifikasi rasa dan aroma dasar, uji ketepatan dengan menggunakan uji segitiga,
dan uji ranking Meilgaard  et al. 1999. Panelis yang terpilih kemudian dilatih menjadi panelis  terlatih  untuk  digunakan  pada  pengujian  atribut  kerenyahan  dan  kekerasan
sampel  dengan  bahan  dasar  tepung  beras  IR64  dan  tepung  beras  ketan  Ciasem  pada berbagai macam perlakuan.
Seleksi  panelis  pertama  adalah  uji  identifikasi  rasa  dan  aroma  dasar.  Uji identifikasi  bertujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  panelis  dalam  membedakan  dan
mendeskripsikan  beberapa  stimulus  rasa  dan  aroma  dasar.  Scoresheet  uji  identifikasi rasa dan aroma dasar dapat dilihat pada Lampiran 3. Pada tahap ini diperoleh 18 panelis
dari  total  24  panelis  yang  mengikuti  seleksi  panelis  terlatih.  Panelis  yang  terpilih merupakan  panelis  yang  dapat  mengidentifikasi  secara  benar  minimal  75  dari
keseluruhan rasa dan aroma dasar yang diujikan. Panelis yang lolos uji identifikasi rasa dan  aroma  dasar  diseleksi  kembali  menggunakan  uji  segitiga  atribut  kerenyahan  dan
kekerasan menggunakan sampel komersil. Uji segitiga atribut kerenyahan dan kekerasan dilakukan  sebanyak  10  set  dalam  waktu  3  hari.  Setiap  set  terdiri  dari  dua  sampel  yang
sama dan satu sampel yang berbeda. Dari uji segitiga yang telah dilakukan, dihasilkan 15 panelis  yang  dapat  memenuhi  persyaratan,  yaitu  panelis  yang    mempunyai  jawaban
benar minimal 60 dari contoh standar aroma yang diberikan. Selanjutnya panelis yang lolos  uji  segitiga  mengikuti  uji  ranking  dimana  calon  panelis  yang  lolos  adalah  yang
mampu  menjawab  dengan  benar.  Panelis  yang  lolos  tahap  ini  sebanyak  12  orang. Personal  interview  dimaksudkan  untuk  mendapatkan  gambaran  apakah  kandidat
memiliki  kemauan  yang  serius  dan  untuk  konfirmasi  minat  kandidat  dalam  tahapan berikutnya, yaitu pelatihan. Dari hasil interview, kedua belas panelis bersedia mengikuti
serangkaian pelatihan panelis. Hasil seleksi panelis terlatih dapat dilihat pada Lampiran 6.
b. Pelatihan Panelis
Pelatihan  panelis  terdiri  dari  FGD  Focus  Group  Discussion,  penetapan terminologi  atribut  sensori,  pengenalan  uji  deskriptif  profil  tekstur,  dan  pelatihan
standardisasi  atribut  kerenyahan  dan  kekerasan.  FGD  dilakukan  untuk  menyamakan persepsi  antar  panelis  dengan  pengenalan  terminologi    kerenyahan  dan  kekerasan.
Penetapan  terminologi  atribut  sensori  dilakukan  untuk  menyamakan  konsep  atribut sensori sehingga dapat dikomunikasikan antar panelis satu dengan  yang  lainnya Stone
Sidel  2004.  Terminologi  kerenyahan  dan  kekerasan  mengacu  pada  Larsen  et  al. 2005.  Kerenyahan  menggambarkan  seberapa  kuat  suatu  bahan  menahan  gaya  tekan
yang  menyebabkannya  hancur.  Kekerasan  menggambarkan  daya  tahan  bahan  untuk pecah  akibat  gaya  tekan  yang  diberikan  Larsen  et  al.  2005.  Kekerasan  berbanding
32 terbalik  dengan  kerenyahan  suatu  produk,  semakin  tinggi  kekerasan  produk
menunjukkan  bahwa  produk  tersebut  memiliki  kerenyahan  yang  rendah,  begitupun sebaliknya  semakin  rendah  nilai  kekerasan  suatu  produk  menunjukkan  semakin  tinggi
kerenyahannya Buckle et al. 1987. Pelatihan berikutnya yaitu pengenalan uji deskriptif sensori profil tekstur. Metode ini didasarkan pada klasifikasi sistematik sifat-sifat tekstur
yang diterapkan pada definisi dan deskripsi masing-masing atribut. Metode sensori profil tekstur biasanya menggunakan skala garis Setyaningsih 2010. Skala garis mempunyai
panjang  15  cm  dengan  penilaian  rating  intensitas  dimana  0  cm  menunjukkan  tidak terdekteksinya suatu atribut dan 15 cm menunjukkan deteksi atribut tertinggi Meilgaard
et al. 1999. Pada tahap pelatihan digunakan tiga sampel komersial. Scoresheet pelatihan panelis dapat dilihat pada  lampiran  10. Pelatihan  dilakukan  hingga tercapai konsistensi
dalam penilaian atribut kerenyahan dan kekerasan. Tahap selanjutnya yaitu penentuan standar untuk stribut kerenyahan dan kekerasan.
Standar  yang  digunakan  berasal  dari  bahan  sama  dengan  perlakuan  yang  sama  pula. Penggunaan  bahan  dan  perlakuan  yang  sama  dengan  sampel  dapat  menghindari  bias
dalam  pemberian  nilai  kerenyahan  dan  kekerasan.  Hal  ini  dikarenakan  penampakan visual,  rasa,  dan  aroma  sama  tetapi  berbeda  dalam  tingkat  kerenyahan  dan  kekerasan
saja. Standar yang digunakan adalah perbandingan tepung beras IR64 dan ketan Ciasem 50:50.  Lama  waktu  penggorengan    dan  suhu  yang  digunakan  adalah  selama  14  menit
pada  suhu  160 ⁰C  berdasarkan  trial  and  error.  Nilai  intensitas  atribut  kerenyahan  dan
kekerasan  ditentukan  oleh  panelis  terlatih  yang  dilakukan  sebanyak  dua  ulangan.  Hasil penilaian intensitas standar kerenyahan dan kekerasan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil penetapan standar atribut sensori berdasarkan organoleptik
Atribut Sensori Intensitas
Kerenyahan
6.94±0.16
Kekerasan
12.11±0.06
Keterangan:   penentuan standar dilakukan sebanyak dua kali ulangan
c. Pengujian