AMILOSA DAN AMILOPEKTIN TINJAUAN PUSTAKA

5 amilopektin lebih banyak dibandingkan dengan amilosanya. Kandungan amilosa ketan berkisar antara 1-2. Hal inilah yang menyebabkan ketan memiliki sifat lengket, tidak mengembang dalam pemasakan, dan juga tetap lunak setelah dingin. Tabel 2. Spesifikasi persyaratan mutu tepung beras ketan menurutSNI 01-4447-1998 BSN 1998 No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Keadaan:

1.1 Bau - Normal

1.2 Rasa

- Normal, tidak berbau apek

1.3 Warna

- Normal

2. Benda-benda asing

- Tidak boleh ada

3. Serangga dalam bentuk setadia dan

potongan - Tidak boleh ada

4. Jenis pati lain selain pati ketan

- Tidak boleh ada

5. Kehalusan :

Lolos ayakan 60 mesh Lolos ayakan 80 mesh bb bb 99 70

6. Air

bb Maksimum 12

7. Abu

bb Maksimum 1,0

8. Abu silikat

bb Maksimum 0,2 9. Serat kasar bb Maksimum 0,2

10. Amilosa

bb Maksimum 9 11. Derajat asam ml NaOH 1N100g Maksimum 4,0 12. Pengawet - Sesuai SNI 01-0222-1995

13. Residu SO

2 - Sesuai SNI 01-0222-1995

10. Cemaran logam :

10.1 Timbal Pb

mgkg Maksimum 1,0

10.2 Tembaga Cu mgkg

Maksimum 10,0

10.3 Seng Zn mgkg

Maksimum 40,0

10.4 Raksa Hg

mgkg Maksimum 0,05

11. Cemaran Arsen As

mgkg Maksimum 0,5 12. Cemaran mikroba:

12.1 Angka lempeng total Kolonigram

Maksimum 1,0 x 10 6

12.2 Escherichia Coli APMgram

Maksimum 10

12.3 Kapang dan Khamir

Kolonigram Maksimum 1,0 x 10 2

C. AMILOSA DAN AMILOPEKTIN

Amilosa dan amilopektin merupakan komponen utama pati yang berperan sebagai rangka struktur pati. Kedua molekul tersebut tersusun oleh beberapa unit glukosa yang saling berikatan. Amilosa merupakan molekul linier polisakarida dengan ikatan α-1,4 dengan derajat polimerasi DP beberapa ratus unit glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai struktur amilosa pada rantai lurus dan juga memiliki konfigurasi bercabang yang terdapat pada setiap 20-25 residu glukosa dengan ikatan α-1,6 Whistler Daniel 1984, diacu dalam Munarso 1998. 6 Amilosa memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen atau mengalami retrogradasi. Semakin banyak amilosa pada pati akan membatasi pengembangan granula dan mempertahankan integritas granula. Semakin tinggi kadar amilosa maka semakin kuat ikatan intramolekulnya. Viskositas pasta amilosa memiliki hubungan linear dengan konsentrasi. Pada selang konsentrasi amilosa 0-0.6, peningkatan konsentrasi amilosa akan meningkatkan viskositasnya Ulyarti 1997. Sifat amilosa yang penting jika dibandingkan dengan amilopektin adalah amilosa lebih mudah keluar dari granula dan memiliki kemampuan untuk mudah berasosiasi dengan sesamanya. Seperti pada umumnya polimer linear, amilosa mampu membentuk film dan serat fibers dengan kekuatan mekanik yang tinggi sehingga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai pelapis makanan yang transparan sekaligus dapat dimakan Ulyarti 1997. Struktur cabang pada amilopektin merupakan salah satu hasil mekanisme enzim yang memecah rantai linier yang panjang. Hasil pecahan berupa rantai-rantai pendek dengan 25 unit glukosa yang kemudian bergabung membentuk struktur yang berantai banyak Ulyarti 1997. Derajat polimerasi amilopektin sangat bervariasi. Bila dibandingkan dengan amilosa yang hanya memiliki derajat polimerisasi sebesar 500-2.000 unit glukosa yang berarti berat molekul amilopektin ± 10 7 Dalton. Amilopektin merupakan komponen pati yang membentuk kristalinitas granula pati. Viskositas pasta amilopektin akan meningkat apabila konsentrasinya dinaikkan 0- 3. Akan tetapi hubungan ini tidak linier sehingga diperkirakan terjadi interaksi atau pengikatan secara acak diantara molekul-molekul cabang Ulyarti 1997. a b Gambar 1. Struktur kimia a amilosa dan b amilopektin Amilopektin yang memiliki rantai cabang lebih panjang memiliki kecendrungan yang kuat untuk membentuk gel. Adanya amilopektin pada pati akan mengurangi kecendrungan pati dalam membentuk gel. Karakteristik seperti tekstur, viskositas, dan stabilitas dipengaruhi secara nyata oleh kadar dan berat molekul amilosa dan amilopektin Luallen 1988, diacu dalam Munarso 1998. Perbandingan amilosa dan amilopektin dapat menentukan tekstur Winarno 1981. 7

D. PENGGORENGAN