Kadar Pati, Amilosa, dan Amilopektin
                                                                                22 Unsur  mineral  dalam  bahan  pangan  dikenal  sebagai  zat  organik  atau  kadar  abu.
Kadar  abu  pada  tepung  beras  IR64  sebesar  0.35bb  dan  tepung  ketan  Ciasem  sebesar 0.63bb. Berdasarkan SNI 3549:2009, kadar abu maksimum untuk tepung beras sebesar
1.0bb,  sedangkan  kadar  abu  maksimum  untuk  tepung  beras  ketan  sebesar  1.0bb berdasarkan  SNI  01-4447-1998.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  tepung  beras  IR64  dan
ketan  Ciasem  pada  penelitian  ini  memenuhi  standar  SNI.  Kandungan  abu  yang  rendah disebabkan  perlakuan  perendaman.  Menurut  Chen  et  al.  1999,  bahwa  perendaman
menyebabkan  larutnya  sebagian  mineral,  vitamin  larut  air,  albumin,dan  gula  ke  dalam air perendam.
Kadar protein tepung beras IR64 sebesar 8.25bb dan kadar protein tepung beras ketan Ciasem sebesar 8.14bb. Kadar protein yang diperoleh adalah kadar protein kasar
karena dihitung berdasarkan pada nitrogen  yang terkandung dalam  bahan Apriyantono et  al.  1989.  Kandungan  protein  berperan  penting  dalam  kemampuan  pengembangan
granula  pati.  Protein  mengelilingi  granula  pati,  membatasi  pengembangan  granula,  dan sifat  kohesinya  menghambat  keluarnya  material  dari  dalam  granula  selama  proses
gelatinisasi Charles et al. 2007. Pada proses perendaman sebelum penggilingan, terjadi proses  aktivasi  enzim  protease  yang  dapat  menghidrolisis  protein  menjadi  komponen
sederhana seperti peptida dan asam  amino  yang  lebih  larut Chiou  et  al. 2002. Protein melekat pada permukaan granula pati dan mengisi ruang diantara granula pati. Perlakuan
perendaman  mengakibatkan  penyerapan  air  sehingga  struktur  granula  pati  retak  dan protein  keluar  Chiang  Yeh  2002.  Hal  ini  dapat  mengakitkan  kandungan  protein
menjadi rendah. Tepung beras IR64 dan ketan Ciasem memiliki kandungan lemak yang sama yaitu
sebesar  0.29bb.  Selama  perendaman,  kemungkinan  lemak  terhidrolisis  menjadi gliserol  dan  asam  lemak.  Reaksi  ini  dipercepat  oleh  basa,  asam,  dan  enzim-enzim.
Enzim  lipase  yang  dapat  menghidrolisis  lemak  terdapat  pada  semua  jaringan  yang mengandung  lemak  Winarno  1997.  Gliserol  lebih  mudah  larut  ke  dalam  larutan
perendam  sehingga  kadar  lemaknya  menurun.  Menurut  Chiang    Yeh  2002  bahwa perlakuan perendaman pada beras menghasilkan tepung dengan jumlah lemak yang lebih
sedikit.  Selain  itu,  kadar  lemak  yang  rendah  pada  tepung  beras  dan  ketan  disebabkan adanya proses pemisahan lembaga pada saat penyosohan brown rice.
Penentuan  kadar  karbohidrat  tepung  beras  IR64  dan  ketan  Ciasem  menggunakan cara perhitungan kasar atau  juga disebut  carbohydrate by difference. Menurut Winarno
1997,  perhitungan  carbohydrate  by  difference  adalah  penentuan  karbohidrat  dalam bahan pangan secara kasar dan  hasilnya  biasanya dicantumkan dalam  daftar komposisi
bahan pangan.  Kandungan karbohidrat pada  tepung  beras IR 64  sebesar 81.88bb dan tepung beras ketan Ciasem sebesar 81.95bb.
                