dengan informasi daerah penangkapan ikan lemuru serta fasilitas yang berhubungan dengan peningkatan skill nelayan lemuru yang terdapat di daerah
Muncar.
5.4.1 Fasilitas Pra Produksi
Fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan pra produksi diantaranya fasilitas perbekalan dan fasilitas perbaikan alat tangkap. Fasilitas perbekalan
meliputi fasilitas penyediaan air, penyediaan bahan bakar minyak, penyediaan kebutuhan melaut, dan penyediaan es.
1. Fasilitas perbekalan Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar
Produktivitas ikan lemuru yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar dapat bertahan dengan baik apabila didukung oleh penyediaan sarana
perbekalan yang memadai oleh pihak pelabuhan perikanan dan dapat digunakan dengan baik oleh semua pengguna pelabuhan. Sarana perbekalan di Pelabuhan
Perikanan Pantai Muncar diantaranya fasilitas penyediaan air bersih, fasilitas penyediaan es, fasilitas penyediaan bahan bakar minyak, serta fasilitas penyediaan
kebutuhan konsumsi.
1 Fasilitas penyediaan air
Pengadaan sarana air sudah ada di Pelabuhan Pantai Muncar sejak tahun 1994. Tetapi terdapat penambahan unit setiap tahunnya. Pada tahun 1997
dilakukan penambahan unit penyediaan air sebanyak 6 buah. Sumber air di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar berasal dari PDAM. Nelayan dapat
mendapatkan air seharga Rp. 1000,- per becak dari mushola pelabuhan. Keadaan unit penyedia air bersih di PPP Muncar saat ini tidak berfungsi dengan baik. Hal
ini dikarenakan tempat untuk menampung air rusak. Kerusakan ini diakibatkan hampir tidak adanya pasokan air yang disalurkan ke tangki air tersebut, sehingga
semakin lama alat menjadi rusak. Kekurangan air inilah yang menyebabkan nelayan lemuru susah untuk mencuci hasil tangkapan mereka, sehingga hasil
tangkapan lemuru yang habis didaratkan kotor. Hal ini mengakibatkan mutu dari ikan lemuru menjadi turun, dampaknya berujung pada harga ikan lemuru.
Walaupun pihak perusahaan sudah menetapkan harga ikan lemuru, tetapi jika
mutu dari ikan tersebut turun maka pihak perusahaan dapat menurunkan harga ikan lemuru tersebut bahkan pihak perusahaan tidak mau untuk membeli ikan
yang sudah ada.
Gambar 13 Fasilitas penyediaan air di PPP Muncar Unit Pelaksana Teknis yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar
pada dasarnya sudah melakukan koordinasi dengan instansi luar yaitu Perusahaan Daerah Air Minun PDAM, tetapi karena fasilitas penampungan air yang terdapat
di pelabuhan rusak maka air yang disalurkan dari PDAM tidak dapat masuk lagi, akibatnya tidak tersedia air untuk nelayan. Keadaan diatas menandakan bahwa
pelayanan penyediaan fasilitas air bersih yang ada di PPP Muncar pengelolaannya kurang baik.
2 Fasilitas penyediaan es
Kebutuhan es sangat berpengaruh terhadap mutu dari ikan lemuru yang ditangkap. Nelayan yang berada di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar
mendapatkan es dari pihak KUD dan swasta. Dari pihak KUD es didapatkan dari
KUD Mina yang jaraknya sekitar 200 meter dari pelabuhan. Sedangkan untuk es dari pihak swasta didapatkan dari pabrik es yang terdapat diluar kecamatan
Muncar. Nelayan kecil dapat mendapatkan es dari pengecer. Pengecer es tersebut berjualan diarea pelabuhan. Untuk es yang berasal dari pihak KUD dijual dengan
harga 6500balok sedangkan es yang bersal dari pihak swasta dijual dengan harga 7000balok.
Fasilitas penyediaan es di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar hendaknya dekat dengan pelabuhan. Hal ini bertujuan untuk menghemat biaya transportasi
sehingga harga es lebih murah. Jika dilihat pada fakta diatas, hanya terdapat satu KUD yang menjual es. Hal ini sangat merugikan nelayan apabila pada waktu itu
musim ikan lemuru sangat banyak. Pihak KUD tidak bisa menyediakan es dengan jumlah yang banyak. Apabila ikan yang tersedia banyak, maka secara otomatis
nelayan memerlukan es yang banyak untuk mengawetkannya. Pelabuhan hendaknya bekerja sama dengan pihak swasta dalam penyediaan es agar lebih
mudah dan murah. Saat ini pihak pelabuhan belum melakukan kegiatan kerjasama kepada pihak swasta mengenai penyediaan es, sehingga pada saat musim puncak,
nelayan harus membeli es yang berasal dari pihak swasta yang harganya lebih mahal. Hal ini berimbas pada nelayan-nelayan dengan armada penangkapan kecil
seperti payang dan bagan. Pada saat musim puncak, nelayan ini sangat susah mendapatkan es, hal ini disebabkan karena es yang berasal dari KUD sudah habis
terjual karena dibeli oleh nelayan-nelayan besar. Dampaknya adalah harga es menjadi lebih mahal karena mereka harus membeli dari pihak luar. Tentu saja
keadaan ini sangat tidak menguntungkan nelayan-nelayan kecil. Untuk itu perlu adanya peran serta dari pihak pelabuhan tentang penyediaan es, misalnya dengan
membatasi pembelian nelayan-nelayan besar di KUD sehingga nelayan-nelayan lemuru dengan armada penangkapan yang kecil dapat membeli es dengan harga
yang murah. Pelabuhan hendaknya melakukan pengaturan dan penertiban kegiatan pada
setiap fasilitas yang ada, masalah penyediaan es harusnya adalah masalah penting yang dapat diselesaikan oleh pihak pelabuhan. Pelabuhan kurang mengatur
jalannya proses pembelian es sehingga pada musim puncak ketersediaan es kurang. Koordinasi yang dilakukan pelabuhan dengan pihak luar harusnya lebih
ditingkatkan, masalah yang ada yaitu perusahaan es yang ada letaknya jauh dari pelabuhan, sehingga nelayan-nelayan kecil akan kesulitan dalam mendapatkan es.
Dalam segi fasilitas penyediaan es, pelabuhan masih kurang, hal ini dibuktikan dengan adanya kekurangan es pada saat musim puncak, sehingga dapat dikatakan
bahwa pengelolaan pelabuhan pada penyediaan fasilitas ini kurang baik.
3 Penyediaan BBM
Bahan bakar minyak merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas ikan lemuru yang terdapat di daerah Muncar. Pada
saat BBM harganya naik, maka bisa berimbas pada menurunnya produktivitas ikan lemuru dan sebaliknya.
Pelabuhan perikanan pantai Muncar menyediakan fasilitas pengisian bahan bakar. Bahan bakar yang disediakan adalah solar. Harga solar yaitu Rp. 4.500liter
jika pembeliaannya tunai, tetapi jika pembeliannya hutang maka harga satu liter solar menjadi Rp. 5000. Penyediaan BBM yang dilakukan oleh pihak pelabuhan
Muncar saat ini tidak dapat mencukupi kebutuhan nelayan yang terdapat disana. Kapasitas unit penyediaan BBM di Muncar yaitu 50 ton sedangkan kebutuhan
melaut nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar per harinya yaitu 500-600 ton. Hal ini sangat tidak menguntungkan nelayan. Dampak bagi nelayan besar
mungkin tidak terasa tetapi dampaknya bagi nelayan kecil sangatlah terasa. jika stok BBM di PPP Muncar telah habis, maka nelayan disana membeli BBM di
pom bensin yang terletak lumayan jauh dari pelabuhan. Hal ini sangat tidak menguntungkan nelayan kecil, karena mereka harus mengeluarkan biaya
transportasi lagi untuk menuju ke tempat penjualan solar yang terdapat diluar pelabuhan perikanan. Masalah seperti ini harusnya disikapi oleh pihak pelabuhan
karena keadaan seperti ini lebih berpihak kepada nelayan besar sehingga nelayan kecil yang tidak mempunyai modal yang besar tidak dapat bersaing, bahkan selalu
mengalami kerugian. Peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan harus dilakukan dan
diterapkan oleh pihak pelabuhan digunakan untuk melindungi nelayan-nelayan kecil. Peraturan ini berupa pembatasan pembelian bahan bakar minyak di PPP
Muncar oleh nelayan-nelayan besar, sehingga nelayan-nelayan kecil tidak akan
kehabisan stok bahan bakar minyak. Dengan adanya kebijakan seperti ini maka akan sedikit membantu nelayan kecil dalam penydiaan bahan bakar minyak,
mereka tidak akan lagi membeli bahan bahan minyak dari luar pelabuhan melainkan dari dalam pelabuhan sendiri. Dalam khasus ini pihak pelabuhan harus
bekerja lebih keras untuk mengatur nelayan-nelayan besar agar tidak selalu merugikan nelayan-nelayan kecil yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai
Muncar. Pihak pelabuhan harus bersikap lebih tegas dalam menentukan kebijakan-kebijakan kedepannya agar nasib nelayan kecil dapat lebih baik.
Gambar 14 Fasilitas pengisian bahan bakar minyak di PPP Muncar
4 Penyediaan kebutuhan konsumsi
Nelayan di daerah Muncar kebanyakan menangkap dengan sistem satu hari melaut, jadi pengisian bahan-bahan perbekalan tidak terlalu rumit dan
dipusingkan oleh nelayan di daerah Muncar. Perbekalan seperti makanan dibawa oleh nelayan yang akan melaut, jika mereka melaut dalam waktu satu hari maka
biasanya nelayan Muncar membawa dua bungkus makanan. Untuk pembelian makanan ini biasanya dibeli di toko-toko yang terdapat didalam area pelabuhan.
Toko-toko ini menjual berbagai keperluan nelayan seperti makanan, rokok, dan lain-lain. Pengisian perbekalan yang lain seperti es, solar telah dijelaskan pada
penjelasan diatas.
Fasilitas perbekalan yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Muncar menurut nelayan lemuru dirasakan kurang membantu, hal ini terlihat pada hasil
kuisioner yang telah ditujukan kepada nelayan lemuru Gambar 14 menunjukan bahwa sebanyak 39 nelayan lemuru telah terbantu dengan fasilitas perbekalan
yang terdapat di PPP Muncar sedangkan sisanya yaitu 61 nelayan lemuru merasa kurang terbantu.
Gambar 15 Pendapat nelayan lemuru terhadap fasilitas perbekalan di PPP Muncar.
Gambar diatas menjelaskan bahwa banyak sekali nelayan lemuru yang kurang terbantu dengan adanya fasilitas perbekalan yang terdapat di PPP Muncar.
Hal ini terlihat bahwa hanya 39 nelayan lemuru yang merasa terbantu dan sisanya merasa kurang terbantu. Situasi ini memunculkan pernyataan bahwa
adanya hal tersebut dikarenakan belum optimalnya pengelolaan yang dilakukan pihak PPP Muncar terhadap fasilitas perbekalan. Hal ini memperlihatkan bahwa
Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar belum cukup berperan dalam mendukung aktivitas penangkapan ikan lemuru yang terdapat di Muncar. Peran suatu
pelabuhan bisa dikatakan telah berperan dengan baik apabila penyediaan, pemanfaatan serta pengelolaannyanya telah optimal Simanjuntak, 2005 diacu
dalam Tanjung, 2010 .
kurang membantu
61 membantu
39
Belum optimalnya peran PPP Muncar dalam penyediaan faslilitas perbekalan dapat di lihat dari adanya faslitas perbekalan yang kurang berfungsi
secara optimal. Faslitas air bersih yang sekiranya dapat membantu nelayan dalam membersihkan hasil tangkapannya ternyata rusak. Sehingga nelayan tidak bisa
mencuci hasil tangkapan mereka, hal ini berakibat pada mutu hasil tangkapan mereka. Fasilitas yang lainnya yaitu fasilitas penyediaan es, kurangnya
penyediaan es yang ada di PPP Muncar menyebabkan nelayan-nelayan lemuru kecil kesulitan dalam mencari es. Es yang harusnya mereka dapatkan dengan
mudah ternyata sudah habis oleh nelayan-nelayan yang besar. Sedangkan untuk fasilitas penyediaan bahan bakar juga belum berfungsi dengan maksimal.
Kapasitas yang ada di PPP Muncar tidak dapat mencukupi kebutuhan nelayan lemuru yang terdapat didaerah Muncar, sehingga nelayan-nelayan di Muncar
harus membeli bahan bakar minyak diluar pelabuhan yang jelas harganya lebih mahal, karena harus menambahkan biaya transportasi.
2. Fasilitas yang berhubungan dengan perbaikan unit penangkapan ikan lemuru