nilai probabilitas 0.05, maka Ho ditolak atau varians return reksa dana syariah dan return
indeks syariah JII adalah tidak identik atau tidak sama. Pada tahun 2006 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima atau varians return
reksa dana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik atau sama lihat tabel 11. Pengujian independent sample t-test pada tahun 2004, menunjukkan hasil bahwa
pada bulan Januari sampai Desember nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima atau varians return reksa dana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik atau sama,
kecuali pada bulan Oktober, Nopember, dan Desember. Pada tahun 2005, menunjukkan hasil bahwa pada bulan Maret, April, Mei, Agustus, Oktober, dan Nopember nilai
probabilitas 0.05, maka Ho diterima atau varians return reksa dana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik atau sama, kecuali pada bulan Januari, Pebruari, Juni,
Juli, September, dan Desember. Pada tahun 2006, menunjukkan hasil bahwa pada bulan Januari sampai Desember memiliki nilai probabilitas 0.05, maka Ho ditolak atau varians
return reksa dana syariah dan return indeks syariah JII adalah tidak identik atau tidak
sama, kecuali untuk bulan Mei, Juni, Juli, dan Oktober memiliki nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima atau varians return reksa dana syariah dan return indeks syariah JII
adalah identik atau sama lihat tabel 11. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan uji beda one sample
t-test dengan tingkat signifikansi
α = 0,05. Uji beda one sample t-test digunakan untuk
menentukan apakah suatu nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding, dalam hal ini risiko reksa dana syariah berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah
sampel dalam hal ini risiko indeks syariah JII atau beta pasar yaitu bernilai 1 Santoso, 2001. Pengujian hipotesis kedua dengan one sample t-test tahunan maupun bulanan pada
tahun 2004, 2005, dan 2006, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas 0.05, maka Ho ditolak atau risiko reksa dana syariah berbeda dengan risiko indeks syariah JII
lihat tabel 12.
Pada periode bullish yaitu tahun 2004 dan 2006 dapat disimpulkan bahwa return reksa dana syariah lebih tinggi daripada return indeks syariah JII kecuali tahun 2005,
tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan tingginya risiko yang dimiliki reksa dana syariah. Kesimpulan pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa berinvestasi pada
reksa dana syariah lebih menguntungkan dan juga lebih berisiko daripada berinvestasi pada indeks syariah JII, dengan asumsi variabel lain konstan.
E. Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan statistik deskriptif pada tahun 2004, semua return reksa dana syariah di bawah return reksa dana konvensional, kecuali untuk bulan Maret, Mei, dan Juni dapat
diketahui bahwa return reksa dana syariah di atas return reksa dana konvensional. Return reksa dana syariah sama dengan return reksa dana konvensional pada bulan Agustus.
Tahun 2004, semua risiko reksa dana syariah di bawah reksa dana konvensional lihat tabel 13.
Pada tahun 2005, semua return reksa dana syariah di bawah return reksa dana konvensional, kecuali untuk bulan Januari, Maret, April, Agustus, dan Oktober dapat
diketahui bahwa return reksa dana syariah di atas return reksa dana konvensional. Pada tahun 2005, semua risiko reksa dana syariah di bawah reksa dana konvensional, kecuali
untuk bulan Januari, Oktober, dan Nopember dapat diketahui bahwa risiko reksa dana syariah di atas risiko reksa dana konvensional. Risiko reksa dana syariah sama dengan
risiko reksa dana konvensional pada bulan September lihat tabel 13. Pada tahun 2006, semua return reksa dana syariah di bawah return reksa dana
konvensional, kecuali untuk bulan Pebruari, April, Mei, dan Juni dapat diketahui bahwa return
reksa dana syariah di atas return reksa dana konvensional. Return reksa dana syariah sama dengan return reksa dana konvensional pada bulan Januari. Pada tahun 2006,
semua risiko reksa dana syariah di bawah reksa dana konvensional, kecuali untuk bulan Januari, Pebruari, dan Juli dapat diketahui bahwa risiko reksa dana syariah di atas risiko
reksa dana konvensional. Risiko reksa dana syariah sama dengan risiko reksa dana konvensional pada bulan Agustus lihat tabel 13.
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan menggunakan uji beda independent sample
t-test dengan tingkat signifikansi α
= 0,05 untuk dua sampel independen dan untuk menentukan apakah suatu nilai tertentu return dan risiko reksa dana syariah
berbeda secara nyata ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu return dan risiko reksa
dana konvensional Santoso, 2001. Pengujian hipotesis ketiga dengan independent sample
t-test pada tahun 2004 dan 2005, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima atau varians return reksa dana syariah dengan
return reksa dana konvensional adalah identik atau sama, kecuali tahun 2006 lihat tabel
14. Pengujian hipotesis ketiga dengan independent sample t-test pada tahun 2004 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas 0.05, maka Ho ditolak atau varians risiko
reksa dana syariah dan risiko reksa dana konvensional adalah tidak identik atau tidak sama, namun pada tahun 2005 dan 2006 menunjukkan hasil yang berkebalikan lihat tabel
15. Berdasarkan pada tahun 2004, mulai bulan Januari sampai Desember, semua nilai
probabilitas 0.05, maka Ho diterima, atau varians return dan risiko reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah identik atau sama. Berdasarkan pada tahun 2005,
semua nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima, atau kedua varians return reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah identik atau sama, kecuali untuk bulan Mei,
Agustus, Oktober, dan Nopember memiliki nilai probabilitas 0.05 maka Ho ditolak, atau kedua varians return dan risiko reksa dana syariah dan reksa dana konvensional
adalah tidak identik atau tidak sama. Berdasarkan pada tahun 2005, semua nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima, atau kedua varians risiko reksa dana syariah dan
reksa dana konvensional adalah identik atau sama, kecuali untuk bulan Mei. Berdasarkan pada tahun 2006, semua nilai probabilitas 0.05, maka Ho diterima, atau kedua varians
return dan risiko reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah identik atau
sama, kecuali untuk bulan Juli dan September memiliki nilai probabilitas 0.05 maka Ho ditolak, atau kedua varians return dan risiko reksa dana syariah dan reksa dana
konvensional adalah tidak identik atau tidak sama lihat tabel 14 dan tabel 15. Pada periode bullish yaitu tahun 2004 dan 2006, return reksa dana syariah di
bawah return reksa dana konvensional, tetapi pada tahun 2005 return reksa dana syariah
di atas return reksa dana konvensional. Pada tahun 2004 dan 2005, risiko reksa dana syariah di bawah reksa dana konvensional, kecuali tahun 2006. Kesimpulan terhadap
pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa berinvestasi pada reksa dana konvensional lebih menguntungkan daripada berinvestasi pada reksa dana syariah, namun reksa dana
konvensional lebih berisiko daripada reksa dana syariah, dengan asumsi variabel lain konstan. Pada tahun 2005, saat terjadi peristiwa redemption, reksa dana syariah lebih aman
daripada reksa dana konvensional. Redemption juga terdapat pada reksa dana syariah, tetapi ada ketentuan mengikat investor yaitu apabila investor ingin mencairkan dananya
dengan cara menjual reksa dana syariah tersebut terlebih dahulu.
F. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga ini adalah perbandingan kinerja return reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional menggunakan indeks Jensen, indeks Sharpe,
indeks Treynor, indeks MM, dan indeks TT. Pada tahun 2004, kinerja reksa dana konvensional mengungguli kinerja reksa dana syariah, tetapi reksa dana konvensional
memiliki risiko yang lebih besar daripada reksa dana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif pada reksa dana syariah menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah
kinerja pasarnya yaitu indeks syariah JII. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai positif pada reksa dana konvensional menunjukkan bahwa kinerjanya di atas kinerja pasarnya
yaitu indeks konvensional LQ45. Berdasarkan angka indeks Jensen, indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks TT, kinerja reksa dana konvensional lebih baik daripada kinerja reksa
dana syariah. Berdasarkan angka indeks MM, kinerja reksa dana syariah lebih baik daripada kinerja reksa dana konvensional. Berdasarkan pengujian tahun 2004, dapat
disimpulkan bahwa reksa dana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja reksa dana syariah hampir diseluruh kriteria kecuali indeks MM lihat tabel 16.
Pada tahun 2005, kinerja reksa dana syariah mengungguli kinerja reksa dana konvensional, sedangkan reksa dana konvensional memiliki risiko yang lebih besar
daripada reksa dana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif pada kedua reksa dana tersebut menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja indeks pasarnya.
Berdasarkan pengujian tahun 2005, dapat disimpulkan bahwa reksa dana syariah memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja reksa dana konvensional diseluruh kriteria indeks
lihat tabel 16. Pada tahun 2006, kinerja reksa dana konvensional mengungguli kinerja reksa dana
syariah, tetapi reksa dana syariah memiliki risiko yang lebih besar daripada reksa dana konvensional. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif pada reksa dana syariah
menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja pasarnya yaitu indeks syariah JII.