Data diperoleh dari Jakarta Stock Exchange JSX, website mengenai pasar modal, website
mengenai reksa dana, Bapepam-LK, Bank Indonesia, serta harian umum Bisnis Indonesia. Berikut data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
1. Data reksa dana campuran syariah dan reksa dana campuran konvensional. 2. Prospektus reksa dana campuran syariah dan konvensional.
3. Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan NABUnit untuk setiap reksa dana dalam periode harian, bulanan, dan tahunan.
4. Data return LQ45 dalam periode harian, bulanan, dan tahunan. 5. Data return JII dalam periode harian, bulanan, dan tahunan.
6. Data return IHSG dalam periode harian, bulanan, dan tahunan. 7. Data bulanan tingkat suku bunga SBI dan SWBI.
8. Data jumlah emiten yang melakukan IPO. 9. Data nilai kapitalisasi saham.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Tingkat Return Reksa Dana Syariah dan Konvensional
Tingkat pengembalian return reksa dana syariah dan konvensional yang diteliti dengan rentang waktu penelitian sejak bulan Januari 2004 sampai Desember 2006. Hasil
perhitungan tingkat actual return didasarkan atas perhitungan tingkat return bulanan sepanjang tahun 2004 - 2006 serta tingkat expected return didasarkan atas perhitungan
tingkat return rata-rata bulanan untuk ketiga tahun tersebut. Return bulanan indeks syariah JII, indeks konvensional LQ45, indeks pasar IHSG, serta return risk free rate SBI
dan SWBI menggunakan formulasi yang sama. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut Hartono, 2003:
m im
Cov i
R 2
σ =
1 1
− −
− =
NABt NABt
NABt Ri
………………………............ 1
∑
= harian
Ri bulanan
Ri
dimana: R
i
= actual return
dari reksa dana i NABt
= nilai aktiva bersih reksa dana pada hari ke t
NABt-1 =
nilai aktiva bersih reksa dana pada hari ke t-1 Expected return
dapat diformulasikan sebagai berikut Hartono, 2003:
∑
=
=
n i
i
n Ri
R
1
……………………………… 2
dimana:
i
R
= expected return
reksa dana i n
= jumlah hari
2. Tingkat Risiko Reksa Dana Syariah dan Konvensional
Tingkat risiko reksa dana diukur menggunakan standar deviasi SD yaitu nilai yang tersebar disekitar rata-rata. Semakin kecil nilai standar deviasi menunjukkan semakin
rendahnya tingkat risiko reksa dana serta sebaliknya semakin besar nilai standar deviasi maka tingkat risiko reksa dana semakin besar. Penggunaan standar deviasi dalam
mengukur tingkat risiko reksa dana dikarenakan yang diukur adalah risiko reksa dana per individu. Hasil perhitungan tingkat risiko reksa dana tersebut didasarkan atas perhitungan
tingkat risiko bulanan sehingga dihasilkan rata-rata tingkat risiko bulanan sepanjang tahun 2004-2006. Di samping itu kita juga perlu menghitung Beta
β untuk melihat tingkat
risiko sistematis masing-masing reksa dana, namun sebelumnya kita perlu menghitung
kovarian masing-masing reksa dana. Standar deviasi diformulasikan dengan rumus Hartono, 2003: 131:
1
2 2
− −
= =
∑
−
n Ri
i R
σ σ
……………………………… 3
dimana:
2
σ =
variance σ
= standard deviation
n-1 =
jumlah hari dikurangi satu
Kovarian diformulasikan dengan rumus Rachmawati, 2006:
1
_ _
− −
− =
=
∑
n Rm
Rm Ri
Ri Cov
im im
σ .....……………….......
4 dimana:
im
Cov =
kovarian antara reksa dana i dan pasar m Rm
= return
pasar return indeks konvensional menggunakan LQ45, return indeks syariah menggunakan JII, serta
return pasar menggunakan IHSG
Beta diformulasikan dengan rumus Achsein, 2003: 100: …………………………........
5 dimana:
m
2
σ =
varian dari return pasar return indeks konvensional dengan LQ45 dan return indeks syariah menggunakan JII
m im
Cov i
2
σ β =
3. Kinerja Reksa Dana Syariah dan Konvensional