Peran dan Pengelolaan Posyandu

8. Kegiatan ekonomi produkti, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K, Usaha Simpan Pinjam; 9. Tabungan Ibu Bersalin Tabulin, Tabungan Masyarakat Tabumas.

2.3. Peran dan Pengelolaan Posyandu

Peran dan fungsi Posyandu adalah : 1 sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB; 2 sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. Untuk menguji kinerja dari posyandu, diperlukan pengetahuan tentang struktur organisasi yang ada didalam pelaksanaan Posyandu tersebut. Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukkan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah Kelurahandesa atau dengan sebutan lain, selayaknya dikelola oleh suatu unitkelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola posyandu, disepakati dalam unitkelompok pengelola posyandu bersama masyarakat setempat. Contoh alternatif bagan kepengurusan pengorganisasian Posyandu di desakelurahan atau sebutan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005 Gambar 1. Bagan Organisasi Posyandu Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain : 1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat; 2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat; 3. Bersedia bekerja sebagai kader posyandu secara sukarela insentif yang terbatas Kader Posyandu dipilih oleh pengurus posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara Pembina 1.Kepala Kelurahan 2.Ketua PKK Kelurahan Posyandu yang ada di RW Kader Posyandu Kader Posyandu Kader Posyandu sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut : a diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b dapat membaca dan menulis huruf latin; c mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak masyarakat; d bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang. Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purnaparuh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain sebagai berikut : a diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b berpendidikan sekurang-kurangnya SMP; c bersedia dan mau bekerja secara purna paruh waktu untuk mengelola Posyandu. Evalusi pelaksanaan Posyandu dilakukan melalui penelaahan pembentukan dan pemantaun kegiatan Posyandu. Menurut Budiman 2005, pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: a Pemilihan pengurus dan kader posyandu b Orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu c Pembentukan dan peresmian posyandu d Penyelenggaraan dan pemantauan kegiatan posyandu Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat dapat dalam bentuk sumbangan natural, dikelola oleh masyarakat serta dimanfaatkan untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya termasuk membiayai penyelenggaraan Posyandu Program dana sehat dibedakan dengan iuran peserta Posyandu. Sumber dana sehat adalah seluruh anggota masyarakat di wilayah kerja Posyandu, sedangkan sumber dana iuran peserta adalah masyarakat pengunjung Posyandu. Dana sehat tidak sama dengan asuransi kesehatan yang untuk Indonesia dibedakan atas 2 macam yakni yang bersifat wajib seperti yang tercantum dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional JKN serta yang bersifat sukarela seperti yang tercantum dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang disebut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat JPKM 15 . Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan kondisi, kemampauan, ditetapkan berdasarkan musyawarah serta tidak mengikat. Program dana sehat termasuk dalam kelompok program pembiayaan asyarakat mandiri community self financing yang peruntukkannya terutama untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat public goods sesuai kesepakatan masyarakat setempat. Dana sehat dapat juga dipakai untuk membiayai pelayanan medik anggota masyarakat yang membutuhkan. Tetapi sifatnya hanya bantuan bukan menanggung pembiayaan secara keseluruhan. Sedangkan pada asuransi kesehatan, untuk menjadi peserta harus membayar iuran secara berkala dalam jumlah tertentu esuai dengan nilai premi yang peruntukannya terutama untuk membiayai pelayanan medik private goods bagi peserta sendiri. Pengaturan dan pembembinaan kesehatan kepada masyarakat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyiapkan sarana kesehatan dan 15 . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menciptakan warga masyarakat yang sehat, seperti tertuang dalam pasal pasal 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan berbunyi Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pelaksanaan revitalisasi posyandu tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelolaan posyandu, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, apabila faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan baik 16 . Untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Prinsipnya analisis SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan guna menetapkan formulasi strategi perencanaan strategis dalam upaya menyusun jangka panjang. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1. Matriks SWOT Faktor internal Faktor eksternal Strenghts S Daftar kekuatan internal Weaknesses W Daftar kelemahan internal Opportunities O Daftar peluang eksternal Strategi SO Strategi WO Threats T Daftrar ancaman eksternal Strategi ST Strategi WT 16 . Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta

III. METODE KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru, adapun kerangka pemikiran dalam rangka revitalisasi posyandu di kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Evaluasi pelaksanaan Posyandu Rancangan strategi dan program revitalisasi Posyandu Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats SWOT ¾ Penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat ¾ Keterbatasan sumberdaya Posyandu Rekomendasi strategi dan progam revitalisasi Pelayanan Posyandu : 1. Kader 2. Sarana 3. Dana Posyandu salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Analisis Deskriptif