Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

program PAUD dan BKB. Sementara itu, pada tahun 2005-2007 Posyandu Vinus mengalami perkembangan yaitu adanya program BKB dan TOGA.

5.4. Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

Perkembangan masing-masing Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota tidak sama. Dengan demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang disebut dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu terlaksana tidak rutin, serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun cukup rutin, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari sama dengan 50 persen.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun rutin, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 persen KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah mantap melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 persen KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Dari keempat tingkat jenis Posyandu tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel 28 bahwa pada periode Tahun 2003 – Tahun 2007, tingkatan Posyandu yang ada di seluruh Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah Madya dan Purnama. Sehingga model untuk pengembangan Posyandu bagi keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah : 1. Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan Madya adalah Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain: a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Eskalasi Posyandu dengan metode simulasi. b. Menerapkan pendekatan PKMD, terutama SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu. 2. Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan purnama adalah : Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat. b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50 KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desaKelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu. Tabel 28. Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2003 - Tahun 2007 Tingkatan Posyandu Kelurahan Nama Posyandu 2003 2004 2005 2006 2007 1. Pinang Sebatang 2 2 2 2 2 2. Dharma Ibu 2 2 2 2 2 3. Tunas Sukma 2 2 2 2 2 4. Sukma Jaya 2 2 3 3 3 5. Damai 2 2 2 2 2 6. Kasih Ibu 2 2 2 3 3 7. Sukma 2 2 2 2 2 8. Melati 2 2 2 2 2 Sumahilang 9.Mustika 2 2 2 2 2 1. Jambu Mawar 2 2 2 2 2 2. Jambu Air 2 2 2 2 2 3. Bambu Kuning 2 2 2 2 2 4. Casiaver 2 2 3 3 3 5. Thawalib 2 2 2 2 2 6. Cendana 2 2 2 2 2 Tanah Datar 7. Beringin 2 2 2 2 2 1. Karet 2 2 2 2 2 2. Permata Ibu 2 2 2 2 2 3. Kasih Ananda 2 2 2 2 2 4. Kuntum Mekar 2 2 2 2 2 5. Kasih Ibu 2 2 2 2 2 Kota Baru 6. Cempaka 2 2 2 2 2 1. Vinus 2 2 2 2 2 2. Vinus Melati III 2 2 3 3 3 3. Vinus Melati IV 3 3 2 2 2 Kota Tinggi 4. Vinus Melati V 2 2 2 2 2 1. Tunas Jaya 2 2 2 2 2 2. Nilam 2 2 2 2 2 3. Karya Maju 2 2 2 2 2 4. Kasih Ibu 2 2 2 2 2 5. Kasih Ananda 2 2 2 2 2 Sukaramai 6. Melati 2 3 3 2 2 1. Nenas 3 3 2 2 2 Simp Empat 2. Kelapa 2 2 2 2 2 Sumber : Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007 Ket : 1 = Pratama 3 = purnama 2 = Madya 4 = Mandiri Tingkatan Posyandu Madya dan Purnama di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, apabila akan dikembangkan dan dibina terus agar mencapai tingkatan Posyandu Madiri, maka intervensi yang harus dilakukan adalah bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI

6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota bertujuan untuk mengetahui dan menyusun strategi revitalisasi posyandu yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di seluruh Posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota, agar pelaksanaan revitalisasi Posyandu tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strenghts dan peluang Oppurtunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threaths. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan. Formulasi strategi yang tepat pada revitalisasi posyandu, perlu dilakukan analisis yang mendalam agar revitalisasi Posyandu memiliki makna dan memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah dasar kesehatan gratis dari pemerintah. Adapun analisis SWOT terhadap revitalisasi posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota adalah sebagai berikut : A. Kekuatan Strenghts Struktur organisasi Posyandu fleksibel. Setiap kader dapat berperan serta dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai program Posyandu, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,