Kartu Menuju Sehat Buku KIA

selama setengah hari, mencretnya banyakseringlebih sehari semalam, mencretnya mengandung darah. Selama penderita menuju ke Puskesmas, para kader memberikan cairan rumah tangga atau oralit dengan anak dikirim ke Puskesmas. Hal ini telah dilakukan dengan baik oleh semua para kader di masing- masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Didukung dengan ketersediaan oralit yang selalu ada di masing-masing Posyandu, yaitu bantuan dari Pemda Kota Pekanbaru. e Anak yang menderita buta senja atau mata keruh. f Balita yang perkembangannya lambat dilihat dari Kartu Kembang Anak KKA. g Ibu pucat, sesak nafas, bengkak kaki, terutama ibu hamil. h Ibu hamil yang menderita pendarahan, pusing kepala terus menerus. Pada masing-masing Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, disaat mengirim penderita ke Puskesmas, sudah dilengkapi dengan kartu rujukan dari kader Posyandu dan kartu jawaban dari Puskesmas. Para kader juga melakukan kegiatan lain setelah kegiatan pelayanan di dalam Posyandu. Kegiatan tersebut adalah : a Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita. b Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran Petugas. c Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya penyuluhan KB, makanan pendamping ASI, Imunisasi, pelayanan kesehatan, arisan, pengajian, kebaktian, pemanfaatan pekarangan, menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan.

5.3.3. Kartu Menuju Sehat Buku KIA

Kartu Menuju Sehat KMS adalah kartu untuk mencatat dan mengamati tumbuh kembang anak. Dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat mengetahui dan berusaha memperbaiki kesehatan anaknya, dapat mengetahui kemampuan anaknya, sesuai dengan perkembangannya. Semua ibu pengunjung Posyandu perlu memiliki KMS anaknya dan selalu membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan anaknya dalam semua kegiatan kesehatan di dalam Posyandu dan Puskesmas. KMS berguna sebagai alat penyuluhan gizi kepada ibu, berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Setiap bulan ke Posyandu, ibu dapat mengetahui dan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan menggunakan KMS. Kunjungan Ibu hamil dan bersalin dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Ibu Hamil Ibu Bersalin No Kelurahan Jumlah orang K4 orang Jumlah orang Ditolong Tenkes orang 1 2 4 5 6 7 8 9 1 Simpang Empat 106 91 85.85 102 85 83.33 2 Sumahilang 180 157 87.22 172 151 87.79 3 Tanah Datar 66 56 84.85 63 52 82.54 4 Kota Baru 199 156 78.39 189 163 86.24 5 Sukaramai 183 141 77.05 175 148 84.57 6 Kota Tinggi 187 147 78.61 178 149 83.71 Jumlah 921 748 81.22 879 748 85.1 Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Tabel 22 diatas menggambarkan bahwa kunjungan ibu hamil di Posyandu yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota rata-rata diatas 75 persen dan secara keseluruhan kunjungan ibu hamil secara rata-rata 81,22 persen. Sementara itu, keadaan ibu hamil yang menggunakan jasa persalinan yang ditolong tenaga kesehatan hampir di semua kelurahan sudah diatas 80 persen dan secara rata- rata persalinan yang menggunakan jasa tenaga kesehatan adalah 85,1 persen. 5.3.4. Ibu Mengikuti Pogram KB Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran penduduk saat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas, dirupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin. Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi Said Rusli, 1989. Dampak kebijaksanaan demografi yang pronatalis sebelum orde baru adalah tingginya angka kelahiran. Di lain pihak angka kematian sudah mulai menurun sehingga laju pertambahan penduduk alami terus meningkat. Kondisi ini sama halnya dengan kondisi jumlah kelahiran dan kematian di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 23. Pada tahun 2007, total kelahiran di Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 411 orang dan total kematian sebesar 173 orang. Terlihat bahwa angka kelahiran lebih besar daripada kematian. Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan ibu dan anak mulai membaik. Di Kecamatan Pekanbaru Kota angka kelahiran penduduk meningkat disebabkan semakin membaiknya kondisi kesehatan keluarga penduduk. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebutuhan gizi keluarga, serta dipengaruhi dengan keberadaan Posyandu di masing-masing Kelurahan Pekanbaru Kota. Tabel 23. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kelahiran Kematian Kelurahan Laki-laki orang Perempuan orang Laki-laki orang Perempuan orang Simpang Empat 37 32 13 11 Sumahilang 30 45 17 17 Tanah Datar 31 49 13 9 Kota Baru 31 40 13 22 Sukaramai 25 27 8 13 Kota Tinggi 26 38 11 26 Jumlah 180 231 75 98 Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Masyarakat dapat dengan mudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Setiap Ibu menyusui perlu menjadi peserta KB, untuk membatasi jumlah kelahiran, tetapi jumlah kelahiran tetap lebih tinggi dibanding jumlah kematian. Hal ini disebabkan karena keberadaan Posyandu sudah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sumber informasi awal tentang kesehatan keluarga. Kegiatan program KB di dalam Posyandu dilaksanakan oleh kader Posyandu, petugas Puskesmas dan petugas kesehatan. Setiap petugas kesehatan menjelaskan perlunya alat kontrasepsi yang cocok buat Ibu yang bersangkutan. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas maka dilakukan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan pelatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD. Jumlah warga masyarakat yang sudah menggunakan alat KB dan masih aktif menggunakan alat KB di Kecamatan Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber sebagaimana tergambar pada Tabel 24. Tabel 24. Jumlah Plus, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006 Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kelurahan Jumlah Plus Orang Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Simpang Empat 576 50 8,7 270 46,8 Sumahilang 1053 74 7,0 323 30,67 Tanah Datar 1092 173 15,84 691 63,27 Kota Baru 946 200 21,14 828 87,52 Sukaramai 1082 104 9,6 503 46,48 Kota Tinggi 524 173 33,0 362 69,08 Jumlah 5273 774 14,67 2977 56,46 Sumber : PLM Kota, PUSTU, Praktek Bidan Swasta, 2007 Dari Tabel 24 dapat diketahui bahwa masing-masing kelurahan memiliki jumlah peserta yang menggunakan alat KB, baik peserta KB baru dan peserta KB aktif. Dari tabel dapat terlihat bahwa peserta KB Baru dan peserta KB aktif terbanyak terdapat di Kelurahan Kota Baru sebanyak 200 orang dan 828 orang. Rata-rata keseluruhan di Kecamatan Pekanbaru Kota yang menjadi peserta KB baru adalah sekitar 14,67 persen dan peserta KB aktif sekitar 56,46 persen, dan masih ada sekitar 28,87 persen warga masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota yang tidak menggunakan alat KB. Adapun alat KB yang digunakan di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2006 adalah implant, IUD, PIL, kondom, suntikan, MOV+MOP dan OVAG Dinas Kesehatan, 2007.

5.3.5. Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi