Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu

Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya 12 . Peran keperawatan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat dengan budayanya. Keterawatan keluarga berperan sebagai pemberi asuhan dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan demikian keluarga akan mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota keluarga dengan mengantisipasi kondisi buruk kesehatan keluarga. Dengan demikian, apabila keluarga tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi yang sudah kronis. Keterawatan kesehatan keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai menwujudkan masyarakat yang sehat seperti tercapaiya Indonesia Sehat 2010 13 . Program pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan harus terus mengikutsertakan dan memberdayakan Program Pelayanan Terpadu Posyandu sebagai kelembagaan non pemerintah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan keluarga sehat tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif semua keluarga dilingkungan posyandu tersebut.

2.2. Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu

Perkembangan Posyandu dari tahun ke tahun semakin meningkat dan telah memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kematian Bayi AKB yang semakin menurun diikuti dengan semakin meningkatnya Umur Harapan Hidup UHH penduduk. Hal ini dapat dilihat dan 12 . BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Hal.13 13 . Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999. Angka Kematian Ibu AKI pada periode tahun 1995-2003 terjadi penurunan sekitar 36100.000, dan Angka Kematian Bayi AKB sekitar 151000 kelahiran hidup. Sedangkan umur harapan hidup rata-rata pada periode 1970-2000 meningkat sekitar 21,2 persen 14 . Perkembangan Posyandu juga dapat dilihat dari jumlah Posyandu pada periode tahun 1986 – 2004 yang semakin meningkat, hampir sepuluh kali lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu bertambah sebanyak 220.154 Posyandu. Secara kuantitas, karena masih banyak ditemukannya permasalahan Posyandu dari aspek kualitas yaitu : 1 Masih kurang berfungsinya peran Posyandu hal ini disebabkan karena masih banyaknya keterbatasan dana yang dimiliki oleh masing posyandu dalam mensosialisasikan peran dan kegiatan posyandu ditengah lingkungan masyarakat. 2 Tidak lengkapbelum memadai sarana dan prasarana yang ada karena masih kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam memenuhi kebutuhan posyandu. 3 Masih rendahnya sumberdaya manusia pengelolapengurus Posyandu, kader Posyandu, hal ini dikarenakan masih kurang intensifnya pembinaan maupun pelatihan bagi kade-kader posyandu, disamping kader-kader posyandu tersebut juga rata-rata latar belakang pendidikannya bukan yang berhunungan dengan pelayanan kesehatan maupun palayanan medis. 4 Masih rendahnya cakupan Posyandu, partisipasi masyarakat, kreativitas, motivasi pengelolapengurus Posyandu dan masyarakat terhadap keberadaan Posyandu disamping karena posyandu hanya untuk lingkungan Rukum Warag RW juga masih rendahnya insentif yang diberikan pemerintah setempat 14 . Departemen Kesehatan, 2005, Menuju Indonesia Sehat, Jakarta. kepada kader-kader posyandu, sehingga walaupun jumlahnya bertambah namun sisi pengelolaan dan manajemennya masih sangat terbatas dan ketergantungan kepada Puskesman yang ada di kecamatan. Adanya permasalahan dari kualitas Posyandu, maka pemerintah telah lama melakukan upaya untuk mengatasinya dengan mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah Pemda Pengelolaan Posyandu yang dilakukan oleh satu kelompok kerja Operasional Pokjanal Posyandu di Provinsi Riau telah dilakukan sesuai dengan arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan Posyandu dan kinerja dari masing-masing personal yang ada didalam struktur organisasi Posyandu tersebut. Kegiatan Posyandu terdiri dari: a Kegiatan utama yaitu: 1 Kesehatan Ibu dan Anak; 2 Keluarga Berencana KB; 3 Imunisasi; 4 Gizi; 5 Pencegahan dan Penanggulangan Diare. b Kegiatan Pengembangan tambahan disamping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan, maka dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru seperti : perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus. Penambahan kegiatan Posyandu sebaiknya dilakukan apabila 5 lima kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik, dalam arti cakupannya diatas 50 persen, serta tersedia sumberdaya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri SMD dan disepakati bersama melalui Forum Musyawarah Masyarakat Desa FMMD. Tetapi dalam kenyataannya salah satu kegiatan utama Posyandu yaitu masalah gizi masyarakat belum menunjukkan hasil yang baik, yaitu dengan masih adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di beberapa daerah Provinsi Riau. Meskipun demikian, kegiatan tambahan Posyandu telah banyak diselenggarakan antara lain : 1. Bina Keluarga Balita; 2. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak KP-KIA; 3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa KLB, misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum; 4. Pengembangan Anak Usia Dini PAUD; 5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat DesaUKGMD; 6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman PAB- PLP; 7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melaui Taman Obat Keluarga TOGA; 8. Kegiatan ekonomi produkti, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K, Usaha Simpan Pinjam; 9. Tabungan Ibu Bersalin Tabulin, Tabungan Masyarakat Tabumas.

2.3. Peran dan Pengelolaan Posyandu