Lokasi dan waktu Kajian Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Tabel 2. Kajian Variabel Sasaran Variabael Dimensi Indikator Strategi Revitalisasi Posyandu Fungsi dan Kinerja Posyandu Mengkaji dan Menelaah Posyandu 1. Pembentukan Pemantauan posyandu 2. Pemilihan pengurus kader posyandu 3. Orientasi pengurus 4. Pembentukan peresmian posyandu 5. Penyelenggaraan pemantauan kegiatan posyandu Strategi Revitalisasi Posyandu Tingkat Perkembangan Posyandu Pengkajian 1. Frekuensi penimbangan bayi 2. Rerata kader tugas 3. Cakupan kumulatif KIA 3. Cakupan Kumulatif KB 4. Cakupan kum.Imunisasi 5. Cakupan dana sehat

3.3. Lokasi dan waktu Kajian

Lokasi kajian ini adalah Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri sehingga tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3.4. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling

Sasaran dari kajian ini adalah posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluruh Kelurahan yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Sukaramai dan Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dipilih secara sengaja. Hasil dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih Posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sampel kajian, adalah : 1. Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan wilayah pelaksanaan program Revitalisasi Posyandu; 2. Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah memiliki tingkatan perkembangan; 3. Pengunjung Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota sebagian besar penduduknya tergolong miskin yang merupakan sasaran utama program Revitalisasi Posyandu; 4. Kondisi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah baik dapat dipertahankan.

3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator kajian untuk tiap peringkat Posyandu dapat dilihat pada uraian Tabel 3. Tabel 3. Daftar Penilaian Indikator Kegiatan Posyandu No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri 1 Frekuensi Penimbangan Tidak Rutin Cukup Rutin Rutin Rutin 2 Rerata kader tugas 5 ≥5 ≥5 ≥5 3 Rerata cakupan DS 50 ≤50 50 50 4 Cakupan kumulatif KIA 50 ≤50 50 50 5 Cakupan kumulatif KB 50 ≤50 50 50 6 Cakupan kumulatif imunisasi 50 ≤50 50 50 7 Program tambahan - - + + 8 Cakupan dana sehat 50 50 50 50 Sumber : Budiman, 2005. Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan antenatal pertama K1 maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah cakupan K1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana dapat diuraikan indikator masing- masing pengkajian tingkat perkembangan posyandu sebagai berikut : a. Frekuensi penimbangan, yaitu bayi yang ditimbang setiap kunjungan ke posyandu, dengan range penilaian tingkat perkembangan posyandu 8 dan 8. Posyandu digolongkan Pratama jika frekuensi penimbangan 8 tidak rutin, Posyandu digolongkan Madya jika frekuensi penimbangan ≤ 8 cukup rutin, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika frekuensi penimbangan 8 rutin, b. Rerata petugas kader, yaitu jumlah kader posyandu yang bertugas di posayandu, dengan range 5 dan ≥ 5. Posyandu digolongkan Pratama jika Rerata petugas kader 5, Posyandu digolongkan Madya jika Rerata petugas kader ≤ 5, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika Rerata petugas kader 5, c. Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju sehat buku KIA, dengan range 50 persen dan ≥ 50 persen. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KIA 50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA 50 persen, d. Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk program KB, dengan range 50 dan ≥ 50. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KB 50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KB ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KB 50 persen, e. Cakupan kumulatif imunisasi, yaitu jumlah pengunjung posyandu untuk imunisasi, dengan range 50 dan ≥ 50. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif imunisasi 50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif imunisasi ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi 50 persen, f. Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll, dengan range 50 dan ≥ 50. . Posyandu digolongkan Pratama, Madya dan Purnama jika cakupan dana sehat 50 persen, Posyandu digolongkan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi 50 persen, g. Program tambahan, yaitu program diluar program utama dengan indikator ada + atau tidak ada -, dengan range 50 dan ≥ 50. Posyandu digolongkan Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika memiliki program tambahan. 2. Untuk mengkaji Revitalisasi Posyandu maka perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu. Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu 3. Untuk menyusun strategi revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Untuk menentukan strategi revitalisasi posyandu yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka analisis SWOT dapat digunakan 17 .

3.6. Analisis Data