Definisi Kanker Pola Konsumsi Pangan Dan Gaya Hidup Dalam Menentukan Prevalensi Kanker Di Indonesia

9 Hemoglobin Hemoglobin adalah metaloprotein protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru- paru ke seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia. Anemia diamati dalam berbagai keganasan termasuk pada penyakit kanker dan dianggap sebagai faktor prognosis yang buruk. Anemia didefinisikan sebagai tingkat HB 120 g L dalam laki-laki dan 110 g L pada wanita. Pretreatment tingkat HB akan diperiksa pada kunjungan pertama ke rumah sakit sebelum memulai kemoterapi. Tingkat HB dianalisis dengan seara otomatis melalui perangkat penghitungan sel darah lengkap ethylenediamine Asam asetat tetra EDTA - anti darah digumpalkan. Tingkat hemoglobin didefinisikan sebagai 120- 160 g l untuk laki-laki dan 110- 150 g l untuk wanita Deyan 2012. Hemoglobin dalam daging merah memiliki efek mempromosikan pada proliferasi sel pada sel kanker dan dalam sel fibroblast kolon normal dengan pelepasan ROS Reactive Oxigen Spesies. Selain itu, fenomena ini mengurangi sitotoksisitas obat antikanker, seperti 5-FU 5-fluorouracil dan 5-DFUR 5’- deoxy-5 Fluorouridine, pada sel-sel kanker usus, yang bisa menjadi faktor yang merugikan selama kemoterapi dalam perawatan klinis Lee et al. 2006.

2.3. Gambaran umum RISKESDAS 2013

Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013 merupakan riset berbasis komunitas berkala sejak tahun 2007 yang mengumpulkan data dasar dan indikator kesehatan yang merepresentasikan gambaran wilayah nasional, provinsi, dan kabupatenkota. Pelaksanaan pengumpulan data 2013 dilakukan pada bulan Mei- Juni 2013, di 33 provinsi dan 497 kabupatenkota. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balitbangkes mengerahkan sekitar 10.000 enumerator yang menyebar di seluruh kabupatenkota, seluruh peneliti Balitbangkes, dosen Poltekkes, Jajaran Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota, serta Perguruan Tinggi. Cakupan wilayah provinsi pengumpulan data 2013 dapat dilihat pada Gambar 1. 10 Gambar 1 Cakupan wilayah provinsi pengumpulan data 2013. Disain 2013 merupakan survei cross sectional yang bersifat deskriptif. Populasi dalam 2013 adalah seluruh rumah tangga di 33 provinsi, 497 kabupatenkota. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam 2013 dirancang terpisah dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas 2013. Berbagai ukuran sampling error termasuk didalamnya standard error, relative standard error, confidence interval, design effect, dan jumlah sampel tertimbang menyertai setiap estimasi variabel. Distribusi Blok Survey BS, Rumah Tangga RT, dan Anggota Rumah Tangga ART yang dapat dikunjungi response rate menurut Provinsi, Indonesia 2013 dapat dilihat pada Lampiran 1. RISKESDAS merupakan instrumen penting dalam menyediakan informasi terkini mengenai situasi status kesehatan dan gizi masyarakat dan perlu dilakukan secara berkala dan konsisten. Monitoring dan evaluasi pada semua lini program kesehatan hendaknya dilakukan tingkat lokal sehingga setiap daerah dapat memfokuskan prioritas program kesehatan dan capacity building sesuai masalah yang dihadapi 2013.

3. METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan BALITBANGKES Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada bulan Mei-Juni tahun 2013 pada seluruh wilayah provinsi di Indonesia 33 Provinsi. Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yang terdiri dari: a Tahap memperoleh akuisisi data dari Balitbangkes; b Tahap seleksi data;c