Hubungan faktor jenis kelamin terhadap kanker
24 4.5.1. Hubungan faktor Indeks Massa Tubuh IMT terhadap kanker
Indeks Masa Tubuh IMT dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kelompok Obesitas dengan nilai IMT 26 dan kelompok tidak obesitas dengan
nilai IMT ≤ 26. Distribusi responden pada faktor IMT pada populasi kasus adalah 26 obesitas dan 74 tidak obesitas. Sedangkan pada populasi kontrol adalah
16 obesitas dan 84 tidak obesitas.
Hasil uji chi square mendapatkan nilai p = 0.307, artinya terdapat hubungan yang tidak signifikan antara faktor indeks masa tubuh IMT terhadap prevalensi
kanker. Namun analisis risiko mendapatkan nilai OR = 1.502, artinya kelompok obesitas mempunyai risiko terkena kanker 1.5 kali dibanding kelompok tidak
obesitas.
Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi risiko kanker karena kelebihan berat badan menyebabkan peningkatan kadar insulin-like growth factor 1 IGF-1,
insulin dan leptin, yang dapat mendorong pertumbuhansel kanker. Kelebihan berat badan terutama kegemukan perut memperburuk resistensi terhadap insulin
yang
menyebabkan pankreas
memproduksi insulin
secara berlebih.
Hiperinsulinemia meningkatkan risiko kanker usus besar dan endometrium, dan termasuk pula kanker pankreas dan ginjal Meningkatnya tingkat sirkulasi leptin
berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal dan prostat. Kelebihan berat badan juga meningkatkan hormon steroid seks, termasuk estrogen, androgen
dan progesterone. Jaringan adiposa adalah situs utama sintesis estrogen pada pria dan perempuan pasca-menopause. Peningkatan tingkat insulin dan IGF-1 karena
kegemukan tubuh menghasilkan tingkat estradiol lebih tinggi pada pria dan perempuan, dan testosterone pada perempuan. Tingkat kadar hormon seks yang
lebih tinggi dikaitkan dengan kanker endometrium dan kanker payudara pasca- menopause. Kegemukan tubuh dapat melindungi terhadap kanker payudara pre-
menopause, perempuan obesitas cenderung memiliki siklus menstruasi anovulatori yang mengarah ke tingkat estrogen yang lebih rendah CSNZ 2009.