Kelemahan HASIL DAN PEMBAHASAN

mencapai Rp. 32,0 triliun atau tumbuh sebesar 35,2 dibandingkan posisi Desember 2009. ƒ Potensi pasar yang masih besar akan dapat meningkatkan jumlah nasabah baru. Setelah secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia BEI, maka akan mengubah citra penilaian baru terhadap Bank BJB, sehingga adanya potensi untuk meningkatkan jumlah nasabah baru. ƒ Struktur Organisasi yang menunjang efektifitas operasional. Penggunaan desain struktur organisasi yang menggunakan Struktur Strategic Bussiness Unit SBU sehinngga memudahkan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab untuk setiap unti kepada eksekutif senior yang melapor secara langsung pada CEO Chief Executive Officer.

b. Kelemahan

ƒ Promosi yang masih minim terhadap sektor publik. Karena Bank BJB baru go public pada bulan Juli 2010 sehingga perhatian pemasarannya masih kurang terhadap publik secara luas. ƒ Kurangnya tenaga khusus promosi. Dengan adanya IPO, sehingga memunculkan para investor baru dan memungkinkan bertambahnya nasabah, seharusnya Bank BJB menambah tenaga pemasarannya untuk menaikkan pangsa pasar Bank BJB. ƒ Cakupan operasional bisnis perbankan belum berskala nasional. Bank BJB yang berstatus Badan Usaha Milik Daerah memiliki nasabah Pegawai Negeri Sipil PNS sebesar 70 dan sisanya masyarakat umum. ƒ Skala permodalan sebagian besar masih lingkup pemerintah. Berdasarkan struktur saham Bank BJB setelah IPO pada bulan Juli 2010 sebesar 75 masih dikuasai oleh pemerintah. ƒ Pembinaan nasabah kurang selektif, seperti kurangnya kecepatan dalam pelayanan. Pelayanan pada teller dan customer service masih kurang efektif dan efisien dibuktikan dengan jumlah nasabah yang menumpuk dan waktu penanganan per nasabah yang masih lambat. ƒ Kurangnya Kantor Cabang Pembantu KCP dan jaringan ATM yang memadai. Saat ini Bank Jabar Banten hanya memiliki 44 kantor cabang, 131 kantor cabang pembantu, 44 kantor kas, 34 payment point, dan 269 jaringan ATM. Jumlah jaringan kantor ini telah dikurangi oleh jumlah jaringan kantor Bank Jabar Banten Syariah yang terdiri dari 6 kantor cabang syariah, 15 kantor cabang pembantu syariah dan 10 ATM syariah. Jumlah ini dibilang kurang memadai jika dibandingkan dengan bank lainnya. ƒ Kualitas SDM yang masih berkategori rata-rata. Ditunjukkan dengan pelayanan Bank BJB dan inovasi- inovasi yang belum muncul dari pihak bjb. ƒ Produk yang ditawarkan masih terbatas. Produk Bank BJB masih terpusat pada simpanan dan kredit yang kebanyakan kredit konsumtif PNS, belum ada layanan yang berbasis internasional, seperti pelayanan pengiriman uang ke luar negeri. ƒ Belum adanya program komputerisasi tersentral dan penggunaan jaringan komunikasi khusus seperti VSAT, atau Jaringan List Line Fiber Optic. Sehingga memungkinkan dilakukannya real time transaksi, online system, phone banking maupun internet banking dengan program tersebut. ƒ Keberpihakan kepada pengusaha kecil dan mikro yang masih minim. Saat ini nilai kredit yang disalurkan masih relatif kecil dibandingkan nilai Investasi UMKM dengan rasio rata-rata jumlah kredit UMKM terhadap nilai Investasi UMKM untuk wilayah Jawa Barat dan Banten sebesar 34,3 persen, sedangkan nasional 55,4 persen. Adapun rasio kredit terhadap nilai investasi UMKM sebesar 7,9 persen.

c. Peluang