Nilai-nilai perusahaan Bank BJB memiliki 6 nilai yang disebut dengan akronim SPIRIT:
• Service : Excellence Ramah, tulus, kekeluargaan Selalu memberikan pelayanan prima
• Profesionalism: Cepat, tepat, akurat Kompeten dan bertanggung jawab Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan
• Integrity : Konsisten, disiplin dan penuh semangat Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji dan menjunjung etika
• Respect : Fokus pada Nasabah Peduli lingkungan • Intellegence : Selalu memberikan solusi yang terbaik Berkeinginan kuat
untuk mengembangkan diri menyukai perubahan yang positif • Trust : Menumbuhkan transparansi, kebersamaan dan kerjasama yang
sehat, menjaga rahasia bank dan perusahaan
4.2. Analisis Kelembagaan
Analisis Kelembagaan bertujuan untuk mengetahui peraturan perundangan-undangan baik yang mendukung dan menghambat penyertaan
modal Pemerintah Daerah Kota Depok pada Bank BJB. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Peraturan-Peraturan Terkait dengan Penyertaan Modal Pemerintah
No Peraturan Tentang
Perihal Keterangan
1. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Pemerintah PusatDaerah
berhak memperoleh bunga danatau jasa giro atas dana yang
disimpan pada bank umum. 2 Bunga danatau jasa giro yang
diperoleh Pemerintah Pusat Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 didasarkan pada tingkat suku bunga danatau jasa
giro yang berlaku. 3 Biaya sehubungan dengan
pelayanan yang diberikan oleh bank umum sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 didasarkan pada ketentuan yang
berlaku pada bank umum yang bersangkutan.
Pasal 24
Lanjutan Tabel 6.
2. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Bunga danatau jasa giro yang
diperoleh Pemerintah merupakan Pendapatan NegaraDaerah.
2 Biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh
bank umum dibebankan pada Belanja NegaraDaerah.
Pasal 25
3. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Pokok-pokok mengenai
pengelolaan uang negara daerah diatur dengan peraturan
pemerintah setelah dilakukan konsultasi dengan bank sentral.
2 Pedoman lebih lanjut mengenai pengelolaan uang
negara daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat
1 ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara. 3 Pelaksanaan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 yang berkaitan dengan
pengelolaan uang daerah selanjutnya diatur dengan
peraturan daerah. Pasal 28
4. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Menteri Keuangan dapat
menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keua-
ngan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang
berasal dari dalam negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dengan Undang-undang APBN.
2 Utanghibah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
diteruspinjamkan kepada Peme- rintah Daerah BUMN BUMD.
3 Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau
hibah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibebankan pada
Anggaran Belanja Negara. 4 Tata cara pengadaan utang
danatau penerimaan hibah baik yang berasal dari dalam
negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah
luar negeri kepada Pemerintah DaerahBUMN BUMD, diatur
dengan peraturan pemerintah. Pasal 38
Lanjutan Tabel 6.
5. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Pemerintah dapat melakukan
investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi,
sosial danatau manfaat lainnya. 2 Investasi sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk saham, surat utang,
dan investasi langsung. 3 Investasi sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 diatur dengan peraturan pemerintah.
4 Penyertaan modal pemerintah pusat pada perusahaan
negaradaerah swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
5 Penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan
negaradaerah swasta ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pasal 41
6. 24UU RINo. 24
tahun 2004 Perbendaha-
raan Negara 1 Setiap kerugian negara daerah
yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian
seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2 Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat
lain yang karena perbuatannya melanggar hu-kum
atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara
langsung merugikan keuangan negara, wajib mengganti kerugian
tersebut. 3 Setiap pimpinan kemen-terian
negaralembaga kepala satuan kerja perangkat daerah dapat
segera melakukan tun-tutan ganti rugi, setelah mengetahui bahwa
dalam kementerianlembagasatuan kerja
perangkat daerah yang bersangkutan terjadi kerugian
akibat perbuatan dari pihak manapun.
Pasal 59
7. 75PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila
jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal
daerah berkenaan Pasal 75
Lanjutan Tabel 6.
8. 56PERM ENDAGRI
No 13 tahun 2006
Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
APBD diperkirakan surplus yakni anggaran pendapatan daerah
diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah,
diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal
investasi daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah
pusatpemerintah daerah lain danatau pendanaan belanja
peningkatan jaminan sosial Pasal 56
9. 115PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pemerintah daerah dapat melakukan investasi jangka
pendek dan jangka panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi,
sosial, danatau manfaat lainnya. Pasal 115
10. 1PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pengertian Investasi adalah penggunaan aset untuk mem-
peroleh manfaat ekonomis seperti bunga, dividen, royalti, manfaat
sosial danatau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat Pasal 1 point
ke 65
11. 19PPNo 105 tahun
2000 Pengelolaan
dan Pertanggung
jawaban Keuangan
Daerah Pengelolaan dan Pertanggung-
jawaban Keuangan Daerah Apabila Pemerintah Daerah dalam
rangka pembangunan fasilitas pelayanan publik tidak memiliki
dana ataupun dana yang ada tidak mencukupi, maka Daerah dapat
mencari alternatif sumber-sumber pembiayaan jangka panjang
melalui kerjasama dengan pihak lain termasuk masyarakat.
Kerjasama yang mempunyai akibat keuangan terhadap APBD
diatur dengan Peraturan Daerah Penjelasan
Pasal 19 Ayat 2
12. 118PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Karakteristik investasi jangka pendek adalah:
a. dapat segera diperjualbelikan dicairkan;
b. ditujukan dalam rangka manajemen kas; dan berisiko
rendah. Investasi yang dapat digolongkan
sebagai investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka
waktu 3 tiga sampai 12 dua belas bulan danatau yang dapat
diperpanjang secara otomatis seperti pembelian SUN jangka
pendek dan SBI. Penjelasan
Pasal 118 ayat 1
Lanjutan Tabel 6.
13. 118PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka panjang
antara lain surat berharga yang dibeli pemerintah daerah dalam
rangka mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian
surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada
suatu badan usaha; surat berharga yang dibeli pemerintah daerah
untuk tujuan menjaga hubungan baik dalam dan luar negeri; surat
berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek. Penjelasan
Pasal 118 ayat 2
14. 19PPNo 105 tahun
2000 Pengelolaan
dan Pertanggung
-jawaban Keuangan
Daerah Yang dimaksud dengan investasi
dalam bentuk penyertaan modal adalah penyertaan modal Peme-
rintah Daerah yang dilakukan melalui badan usaha milik
Daerah. Yang dimaksud dengan deposito
adalah simpanan berjangka pada bank yang sehat.
Dalam rangka penganggaran, investasi dicantumkan pada
anggaran pembiayaan. Penjelasan
Pasal 19 Ayat 3
15. 119PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Yang dapat digolongkan sebagai investasi permanen antara lain
kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk
penggunausahaan pemanfaatan aset daerah, penyertaan modal
daerah pada BUMD danatau Badan Usaha lainnya maupun
investasi permanen lainnya yang dimiliki pemerintah daerah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat Penjelasan
Pasal 119 Ayat 2
16. 119PP RINo 58
tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Yang dapat digolongkan sebagai investasi non permanen antara
lain pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh
tempo, dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka
pelayananpemberdayaan masya- rakat seperti bantuan modal kerja,
pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat,
pemberian fasilitas pendanaan kepada usaha mikro dan
menengah. Penjelasan
Pasal 119 Ayat 3
Berdasarkan analisis peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyertaan modal dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah dapat
melakukan penyertaan modal jika jumlah yang akan disertakan telah ditetapkan sebelumnya pada peraturan daerah pada tahun anggaran dan
jika APBD mengalami surplus yakni anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah.
Pemerintah Daerah Kota Depok dapat melakukan investasi jangka panjang yakni pada perbandingan kesatu, kedua, dan ketiga, serta dapat
melakukan investasi jangka pendek pada perbandingan keempat, selagi semua perbandingan dapat memberikan manfaat ekonomi seperti
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD, memberikan manfaat sosial seperti pelayanan kepada masyarakat, ataupun manfaat lainnya. Investasi
pada sektor perbankan dapat mendatangkan manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat lainnya sehingga sesuai dengan empat perbandingan
tersebut. Tujuan dari kerjasama dengan pihak ketiga penyertaan modal yakni untuk pembiayaan fasilitas publik dalam rangka peningkatan
pelayanan daerah. Investasi pada empat perbandingan ini, dapat memberikan PAD. Yang termasuk ke dalam investasi jangka pendek
adalah perbandingan keempat yakni tabungan, deposito, dan obligasi pemerintah, sesuai dengan karakteristik investasi jangka pendek. Hampir
seluruh perbankan memiliki saham pada reksadana, namun hal ini tidak dapat dimasukkan ke dalam perbandingan karena memiliki resiko yang
tinggi, walaupun dengan tingkat pengembalian yang tinggi juga high risk high return.
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan dalam peraturan adalah membeli surat berharga pada suatu badan usaha untuk menambah
kepemilikan dan menjaga hubungan baik, seperti yang telah dilakukan Pemerintah Kota Depok pada Bank Jabar Banten perbandingan kesatu.
Investasi jangka panjang seperti penanaman modal dalam bentuk saham hanya dapat dilakukan pada Badan Usaha Milik Dearah BUMD, pada
sektor perbankan seperti penyertaan modal pada Bank Jabar Banten yakni yang terkait adalah perbandingan kesatu sedangakan pada perbandingan
kedua dan ketiga tidak memenuhi kriteria. Untuk simpanan deposito investasi jangka pendek yakni perbandingan keempat, hanya dilakukan
pada bank yang sehat, memenuhi aspek kelayakan finansial. Investasi permanen juga dapat dilakukan pada pembelian Surat Utang Negara
Perbandingan keempat yang hasilnya bertujuan untuk membantu pemberdayaan masyarakat.
4.3 Posisi Modal dan Saham Bank Jabar Banten Bank BJB Sebelum IPO