Nilai dari berbagai sifat fisis dan mekanis papan partikel berdasarkan JIS A 5908 2003 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Sifat fisis dan mekanis papan partikel
No. Parameter sifat fisis mekanis
Standar JIS A 5908 2003
1 Kerapatan gcm
3
0,4 - 0,9 2
Kadar air 5
–13 3
Daya serap air -
4 Pengembangan tebal
maks 12 5
MOR kgcm
2
min 82 6
MOE kgcm
2
min 20400 7
Internal bond kgcm
2
min 1,5 8
Kuat pegang sekrup kg min 31
Sumber : JIS A 5908 2003
2.2 Kayu Jabon
Anthocephalus cadamba Miq.
Kayu jabon memiliki banyak nama daerah yang beragam, diantaranya jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian Jawa, galupai, galupai bengkal, harapean,
johan, kalampaian, kelampai, kelempi, kiuna, lampaian, pelapaian, selapaian, serebunak Sumatera, ilan, kelampayan, taloh, tawa telan, tuak, tuneh, tuwak
Kalimantan, bance, pute, loeraa, pontua, suge mania, sugi mania, pekaung, toa Sulawesi, gumpayan, kelapan, mugawe, sencari NTB, aparabire, masarambi
Irian Jaya Martawijaya et al. 1989. Sedangkan di beberapa negara jabon dikenal dengan nama bangkal, kaatoan bangkal Brunei, labula Papua Nugini,
thkoow Kamboja, koo-somz, sako Laos, krathum Thailand, mau-lettan-she, maukadon, yemau Burma, c[aa]y g[as]o, c[af] tom, g[as]o tr[aws]ng Vietnam
Soerianegara Lemmens 1994. Menurut Mansur dan Tuheteru 2010 berdasarkan taksonominya, jabon digolongkan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh
Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji
Divisi : Magnoliophyta berbunga
Kelas : Dicotyledoneae magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Anthocephalus
Spesies : Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.
Jabon Anthocephalus cadamba Miq. merupakan salah satu jenis pohon yang ketinggiannya dapat mencapai 45 m, berdiameter hingga 160 cm, berbatang
lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar dan berbanir hingga ketinggian 1,50 m Martawijaya et al. 1989. Jabon merupakan jenis tanaman
yang sedang dikembangkan karena jenis ini termasuk jenis cepat tumbuh dengan daur yang relatif singkat dengan riap tahunan yang relatif tinggi sebesar 7
cmtahun sampai tanaman berumur 6-8 tahun dan akan menurun menjadi 3 cmtahun sampai tanaman berumur 20 tahun. Rata-rata riap volumetahun adalah
10-26 m³tahun Pratiwi 2003. Kayu jabon memiliki warna kayu teras berwarna putih sampai kekuning-
kuningan, batas teras dengan gubal tidak jelas terlihat dengan corak kayu polos. Tekstur kayu agak halus dan rata, arah serat lurus dan kadang-kadang berpadu.
Kayu jabon memiliki permukaan agak mengkilap hingga mengkilap, permukaan pun agak licin hingga licin dengan kekerasan kayu yang agak lunak hingga agak
keras Prosea 1997. Kayu jabon memiliki pori baur yang hampir seluruhnya berganda radial
yang terdiri atas 2-3 pori, kadang-kadang lebih atau bergerombol dengan diameter agak kecil. Frekuensi pori jarang hingga agak banyak dan bidang perforasi
sederhana. Parenkima bertipe apotrakea kelompok baur berupa garis-garis tangensial pendek di antara jari-jari. Jari-jarinya sendiri sempit dan agak lebar
dengan jumlah banyak dan ukurannya agak tinggi Prosea 1997. Dimensi serat kayu jabon dapat dilihat di Tabel 2.
Tabel 2 Dimensi serat kayu jabon Anthocephalus cadamba Miq.
Dimensi Nilai μ
Panjang serat 1979
Diameter serat 54
Diameter lumen 47,6
Tebal dinding serat 3,2
Sumber : Martawijaya et al. 1989
Menurut Martawijaya et al. 1989, kayu jabon memiliki berat jenis 0,42 0,29-0,56 dan masuk ke dalam kelas kuat III-IV. Kayu jabon dimasukkan ke
dalam kelas awet V. Selain itu, komposisi kimia kayu jabon dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi kimia kayu jabon Anthocephalus cadamba Miq.
Komponen kimia Nilai
Selulosa 52,4
Lignin 25,4
Pentosan 16,2
Abu 0,8
Silika 0,1
Kelarutan : a.
Alkohol-benzena 4,7
b. Air dingin
1,6 c.
Air panas 3,1
d. NaOH
18,4
Sumber : Martawijaya et al. 1989
Dari segi ekologi, jabon merupakan salah satu jenis tumbuhan pionir dan sering dijumpai pada secondary forest dan beberapa juga ditemukan pada primary
forest. Kondisi yang sangat penting untuk pertumbuhan jabon adalah kebutuhan
akan cahaya dan tidak toleran terhadap naungan. Asal dan penyebaran geografis jabon secara alami dari Sri Lanka, India, Nepal dan Bangladesh bagian timur
melewati Malesia hingga New Guinea Soerianegara Lemmens 1994. Kayu jabon biasanya digunakan sebagai bahan bangunan sementara, daun
jendela, langit-langit, kotak, peti teh, pembungkus, kelom, barang kerajinan termasuk mainan anak, korek api dan sumpit makan Prosea 1997. Kayunya
mudah dibuat vinir tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 92º untuk tebal 1,5 mm. Perekatan vinir kayu jabon dengan urea formaldehida menghasilkan
kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang dan Jerman Martawijaya et al. 2005.
2.3 Kayu Sungkai