Mortalitas Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren

Pengujian secara statistik T-test juga dilakukan untuk untuk memberikan informasi terhadap kehilangan berat kayu solid dan papan partikel. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan kehilangan berat yang signifikan antara papan partikel berkerapatan 0,6 gcm 3 dengan kayu solid dan antara papan partikel berkerapatan 0,8 gcm 3 dengan kayu solid. Perbedaan ini diduga karena terdapat bahan tambahan pada papan partikel yang mengganggu aktivitas makan rayap. Papan partikel ini dibuat dengan menambahkan perekat urea fomaldehida yang diduga mempengaruhi aktifitas makan rayap. Menurut Ria 2009 kandungan perekat dan parafin yang terdapat pada papan partikel dalam komposisi yang sesuai dengan kondisi yang tidak disukai rayap menyebabkan contoh uji yang dimakan menjadi sedikit. Hasil pengujian T-test selengkapnya disajikan pada Lampiran 9 dan 10.

4.1.2 Mortalitas Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren

Persentase mortalitas rayap pada pengujian dihitung dari banyaknya jumlah rayap yang mati selama masa pengujian. Mortalitas rayap pada pengujian papan partikel jabon, sungkai, mangium dan kayu solidnya selengkapnya disajikan pada Lampiran 10 dan hubungan antara contoh uji dan mortalitas rayap secara skematis dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini. Gambar 7 Persentase mortalitas rayap C. curvignathus. 84,0 86,0 88,0 90,0 92,0 94,0 96,0 98,0 100,0 102,0 Partikel Jabon Partikel Sungkai Partikel Mangium Partikel Campuran Jabon Sungkai Mangium Karet M o rt a lita s Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaaan nilai mortalitas rayap pada masing-masing contoh uji. Papan partikel jabon, sungkai, mangium dan campuran memiliki nilai mortalitas rayap yang sama yaitu 100. Sedangkan mortalias rayap pada kayu solid jabon, sungkai, mangium dan karet secara berturut-turut adalah 89,6, 92,4, 93,6 dan 91,1. Kematian rayap yang mencapai 100 pada papan partikel ini diduga karena adanya emisi formaldehida yang terbentuk dari penggunaan urea formaldehida pada papan partikel yang ada dalam botol uji. Menurut Ria 2009 adanya kandungan formaldehida yang bersifat racun pada perekat mengakibatkan tingkat mortalitas rayap tinggi. Selain itu, mortalitas yang tinggi juga diduga karena rayap tidak menyukai makanan yang diumpankan. Rayap hanya dihadapkan pada satu pilihan memakan bahan makanan yang tersedia atau akan mati kelaparan. Sehingga dengan memilih memakan contoh uji rayap juga mati akibat racun pada formaldehida. Menurut Arnie 2006 formaldehida akan bereaksi dengan DNA atau RNA sehingga data informasi genetik menjadi kacau. Sifat merusak pada formaldehida terletak pada gugus CO atau aldehid yang dapat bereaksi dengan molekul-molekul vital di dalam tubuh. Lebih lanjut lagi dinyatakan pada hasil penelitian Hadi dan Febrianto 1992, kadar perekat yang lebih besar mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap serangan rayap. Pada penelitian tersebut digunakan perekat urea formaldehida dengan kadar perekat 6, 8, dan 10. Hasil pengujian tersebut menyimpulkan kadar perekat yang lebih besar meningkatkan mortalitas rayap hingga 69,3. Sedangkan pada pengujian yang dilakukan ini kadar perekat yang digunakan dalam pembuatan papan partikel adalah 12. Menurut Pizzi 1983 dalam Hadi dan Febrianto 1992, pada kadar perekat yang lebih tinggi terjadi proses perekatan antar selumbar yang lebih baik karena penutupan selumbar oleh perekat lebih sempurna. Pengujian secara statistik T-test dilakukan untuk memberikan informasi mengenai mortalitas rayap dari papan partikel dan kayu solid. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan mortalitas rayap yang signifikan antara papan partikel dan kayu solid. Artinya mortalitas rayap pada kayu solid dan papan partikel memiliki perbedaan yang nyata. Hasil pengujian secara statistik T-test mortalitas rayap dapat dilihat pada Lampiran 11. Nilai mortalitas rayap yang berbeda antara papan partikel dan kayu solidnya diduga karena adanya perubahan bentuk kayu solid menjadi papan partikel. Pada proses pembuatan papan partikel, selain kayu yang dibentuk menjadi partikel ditambahkan pula perekat dan parafin dengan kadar tertentu. Penambahan bahan tambahan urea formaldehida 12 yang diduga menyebabkan tingginya mortalitas rayap hingga mencapai 100.

4.2 Bentuk