Kayu Karet TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia sendiri, mangium telah dipilih sebagai salah satu jenis favorit untuk ditanam di areal HTI sejak tahun 1984. Pemanfaatan kayu mangium saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pemanfaatan ini berhubungan dengan teknologi yang makin berkembang tentang penelitian mangium.

2.5 Kayu Karet

Nama lain dari kayu karet adalah balam perak Palembang, para rubber Belanda Heyne 1987. Adapula yang menyebutnya kayu getah dan poko getah para. Kayu karet memiliki pori baur, soliter dan berganda radial yang terdiri atas 2-4 pori, kadang-kadang 5-8 pori, beberapa bergerombol, memiliki bidang perforasi sederhana dan tilosis yang jarang hingga banyak Prosea 1997. Menurut Tim Penulis PS 2006 dalam Andaeni 2011 klasifikasi tanaman karet adalah : Kingdom : Plantae tumbuhan Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Familia : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea brasiliensis Kayu karet Hevea brasiliensis Muell. Arg memiliki ciri umum yaitu kayu teras berwarna putih kekuning-kuningan pucat, terkadang warna merah jambu jika masih segar, lambat laun berubah menjadi kuning jerami atau coklat pucat, tidak tegas batasnya dengan gubal. Kayu karet juga memiliki corak kayu yang polos dengan tekstur yang agak kasar tetapi rata. Arah serat lurus sampai berpadu dan permukaannya agak kusam sering tampak adanya garis kehitaman akibat adanya lapisan tipis kulit yang tersisip Prosea 1997. Kayu karet memiliki berat jenis 0,61 0,55-0,70, kelas awet V dan kelas kuat II-III. Analisis kimia kayu karet menunjukkan kadar pentosan yang tinggi 20, sedangkan kadar lignin relatif rendah jika dibandingkan dengan kayu-kayu tropis lainnya. Komposisi kimia kayu karet dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Komposisi kimia kayu karet Hevea brasiliensis Muell. Arg Jenis Analisis Kadar Selulosa total 60-66 Selulosa alpha 39-45 Pentosan 19-22 Lignin 19-24 Ekstrak alkohol-benzena 1,2-5,0 Air panas 2,6-7,7 Air dingin 1,6-4,9 1 NaOH 14,7-22 Abu 0,65-1,33 Sumber: Alaudin et al. 1973 Menurut Lemmens et al. 1995, asal dan persebaran tanaman karet secara alami berasal dari Brazil hingga Venezuela dan dari Columbia hingga Peru dan Bolivia. Produk penting yang dihasilkan oleh tanaman karet adalah lateks yang diproduksi dari kulit kayu dan dibuat menjadi karet alami. Kayu karet sendiri diperoleh dari produk ikutan by-product dari penanaman karet yang biasanya digunakan untuk memproduksi arang atau sebagai kayu bakar. Di Malaysia, hasil tebangan dan limbah kayu karet lainnya berhasil digunakan untuk memproduksi papan partikel, papan semen dan MDF. Menurut Pandit dan Kurniawan 2008, kayu karet biasanya dibuat perabot rumah tangga, panel dinding, bingkai gambar atau lukisan, lantai parket, inti papan blok, palet, peti wadah, peti jenazah, vinir, kayu lamina untuk rumah tangga, kerangka pintu dan jendela.

2.6 Rayap