Tabel 5 Komposisi kimia kayu sungkai Peronema canescens Jack.
Komponen kimia Nilai
Selulosa 48,6
Pentosan 16,5
Abu 1,6
Silika 0,4
Kelarutan : a.
Alkohol-benzena 4,0
b. Air dingin
1,1 c.
Air panas 5,3
d. NaOH
11,3
Sumber : Martawijaya et al. 1981
Kayu sungkai biasanya tumbuh di daerah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat dan seluruh Kalimantan.
Sungkai merupakan monotypic genus dan berasal dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Kalimantan khususnya bagian
tengah Soerianegara Lemmens 1994. Menurut Prosea 1997, kayu sungkai biasanya digunakan untuk perabot
rumah tangga, vinir indah, dinding dekoratif dan cabinet, rangka pintu dan jendela.
2.4 Kayu Mangium
Acacia mangium Willd.
Kayu mangium memiliki nama lain yaitu kasia, kihia Sunda, akasia berlaku umum Pandit Kurniawan 2008. Menurut Mul 2008 taksonomi
mangium adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh
Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji
Divisi : Magnoliophyta berbunga
Kelas : Dicotyledoneae magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae suku polong-polongan
Genus : Acacia
Spesies : Acacia mangium Willd.
Kayu mangium memiliki kayu teras berwarna coklat pucat sampai coklat tua, ada pula coklat zaitun sampai coklat kelabu dan memiliki batas yang tegas
antara gubal yang berwarna kuning pucat sampai kuning jerami Prosea 1997. Menurut Ginoga 1997 dalam Malik et al. 2000, kayu mangium termasuk jenis
kayu cepat tumbuh fast growing spesies yang mempunyai batas lingkaran tumbuh yang jelas pada bagian terasnya dengan lebar 1-2 cm.
Kayu mangium memiliki corak kayu yang polos atau berjalur-jalur berwarna gelap dan terang bergantian pada bidang radial dan tekstur kayu yang
halus hingga agak kasar merata. Arah serat kayu mangium biasanya lurus dan berpadu dengan permukaan agak mengkilap dan kekerasan kayu yang agak keras
hingga keras Pandit Kurniawan 2008. Ciri utama dari kayu mangium antara lain berwarna coklat, pori soliter dan berganda radial, terdiri atas 2-3 pori,
parenkima selubung, kadang berbentuk sayap pada pori berukuran kecil, jari-jari sempit, pendek dan agak jarang Prosea 1997.
Sifat dasar kayu mangium memiliki berat jenis rata-rata 0,61 0,43-0,66, kelas awet III dan kelas kuat II-III. Biasa digunakan sebagai bahan konstruksi
ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga, lantai, papan dinding, tiang, tiang pancang, gerobak dan rodanya, pemeras minyak,
gagang alat, alat pertanian, kotak dan batang korek api, papan partikel, papan serat, vinir dan kayu lapis, pulp dan kertas, dan baik juga untuk kayu bakar dan
arang Prosea 1997. Dimensi serat kayu mangium dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Dimensi serat kayu mangium Acacia mangium Willd.
Dimensi Serat Asal Kayu
Hutan alam Hutan tanaman
Panjang, μ 950,00
934,10 Diameter, μ
16,36 16,00
Tebal dinding, μ 3,20
2,30 Lebar lumen, μ
9,92 11,41
Sumber : Pasaribu dan Roliadi 1990 dalam Malik et al. 2000
Menurut klasifikasi komponen kimia kayu Indonesia Deptan 1976 dalam Malik et al. 2000, kayu mangium termasuk kelompok sedang 40-44 dalam
hal kandungan selulosa, kadar lignin sedang 18-32, kadar pentosan, silika dan abu termasuk rendah dan zat ekstraktif yang termasuk tinggi. Komposisi kimia
dalam kayu mangium dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Komposisi kimia kayu mangium Acacia mangium Willd.
Komponen kimia Asal Kayu
Hutan alam Hutan tanaman
Lignin 24.00
24,89 Selulosa
46,39 43,85
Silika 0,24
0,99 Pentosan
16,83 17,87
Abu 0,99
0,25 Kelarutan dalam :
a. Air dingin
3,65 5,75
b. Air panas
7,64 7,28
c. NaOH 1
24,59 20,17
Sumber : Pasaribu dan Roliadi 1990 dalam Malik et al.2000
Menurut Lemmens et al. 1995, kayu mangium Acacia mangium Willd. merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Kepulauan Sula, Kepulauan Aru,
Irian Jaya, Provinsi bagian barat Papua Nugini dan timur laut Queensland. Di
Indonesia sendiri, mangium telah dipilih sebagai salah satu jenis favorit untuk ditanam di areal HTI sejak tahun 1984. Pemanfaatan kayu mangium saat ini
mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pemanfaatan ini berhubungan dengan teknologi yang makin berkembang tentang penelitian mangium.
2.5 Kayu Karet