BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Keawetan contoh uji dapat dilihat dari persentase kehilangan berat dan mortalitas rayap pada akhir pengujian. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1.
Kehilangan berat contoh uji papan partikel secara nyata dipengaruhi oleh jenis kayu dan kerapatan papan partikel.Secara umum, papan partikel dari
kayu mangium dengan kerapatan 0,8 gcm
3
memiliki keawetan yang lebih tinggi dan dilanjutkan dengan papan partikel sungkai kerapatan 0,8gcm
3
, papan partikel mangium kerapatan 0,6 gcm
3
, papan partikel sungkai kerapatan 0,6 gcm
3
, papan partikel jabon kerapatan 0,8 gcm
3
dan papan partikel jabon kerapatan 0,6 gcm
3
yang memiliki keawetan paling rendah. 2.
Papan partikel dari kayu jabon, sungkai dan mangium memiliki kelas awet yang lebih tinggi yaitu kelas awet II dari pada kayu solidnya yaitu kayu jabon
dengan kelas awet V, sungkai dengan kelas awet III dan mangium dengan kelas awet III.
3. Besarnya mortalitas rayap pada pengujian papan partikel yang mencapai
100 akibat penggunaan perekat urea formaldehida dengan kadar 12.
5.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian dalam ruangan dengan kondisi dan lingkungan yang sesuai untuk pengujian rayap, diantaranya dengan mengatur kelembaban dan
suhu ruangan agar ketelilitan pengujian meningkat. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keawetan papan partikel terhadap faktor perusak
biologis lainnya seperti jamur atau rayap kayu kering.
DAFTAR PUSTAKA
Alaudin I, Rasimin S, Uzair, Edi A. 1973. Pemasakan Campuran Kayu Karet dan Bambu untuk Pulp Kertas. Berita Selulosa IX 3: 115-121.
Andaeni A. 2011. Analisis Ekspresi Gen Penyandi Enzim Antioksidan pada Kulit Batang Hevea brasiliensis [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam IPB.
Arnie. 2006. Formalin. http:arnie41.multiply.comjournalitem23FORMALIN.
read_it [19 Juli 2011]
Departemen Kehutanan
Indonesia. 2008.
Statistik Kehutanan.
http:www.dephut.go.idfilesstatistik_kehutanan_2008_BPK.pdf [17 Juli
2011] Hadi YS, Febrianto F. 1992. Pengaruh Kadar Perekat dan Jenis Kayu Terhadap
Daya Tahan Papan Partikel dari Serangan Rayap Kayu Kering Cryptotermes cynocephalus Light. Jurnal Teknolog V1: 41-45.
Hadi YS, Febrianto F, Herliyana EN. 1994. Asetilasi Selumbar sebagai Usaha Peningkatan Ketahanan Papan Partikel dari Serangan Rayap Tanah, Rayap
Kayu Kering
dan Jamur
Perusak Kayu.
http:elib.pdii.lipi.go.idkatalogindex.phpsearchkatalogbyId17899 [30
Juli 2011] Haygreen JG, Shmulsky R, Bowyer JL. 2003. Forest Products and Wood Science
an Introduction. Iowa: The Iowa State University Press AMES. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Kehutanan. Jakarta. Japanese Standard Association. 2003. JIS A 5908: Particleboards. Japan:
Japanese Standard Association. Jasni, Sulastiningsih IM. 2004. Ketahanan Papan Partikel terhadap Serangan
Rayap Kayu Kering Cryptotermes cynocephalus Light. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22 2 : 69-74.
Lemmens RHMJ, Soerianegara I, Wong WC. 1995. Plant Resource of South-East Asia No. 52. Timber Trees: Minor Commercial Timbers. PROSEA. Bogor
Indonesia.
Malik J, Santoso A, Rachman O. 2000. Himpunan Sari Hasil Penelitian Mangium dan Tusam. Pusat Penelitian Hasil Hutan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor.
Maloney TM. 1993. Modern Particleboard and Dry Process Fibreboard Manufacturing. Miller Freeman Inc. San Fransisco.
Mansur I, Tuheteru FD. 2010. Kayu Jabon. Jakarta: Penebar Swadaya. Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang YI, Prawira SA, Kadir K. 1981. Atlas
Kayu Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
.1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Badan Litbang Kehutanan, DepartemenKehutanan.
Martawijaya A, Kartasujana I, Kadir K, Prawira SA. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Mul C. 2008. Informasi Spesies: Akasia mangium Acacia mangium Willd. http:www.plantamor.comindex.php?plant=1721
[30 Juli 2011] Nandika D. 1986. Ancaman Rayap pada Bangunan. Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor. Nandika D, Rismayadi Y, Diba F. 2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya.
Muhammadiyah University Press. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pandit IKN, Kurniawan D. 2008. Struktur Kayu: Sifat Kayu sebagai Bahan Baku
dan Ciri Diagnostik Kayu Pergadangan di Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB
Pratiwi. 2003. Prospek Pohon Jabon untuk Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor: Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 4 1: 61-66.
PROSEA. 1997. Seri Manual : Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan. Yayasan Prosea. Bogor.
Ria DS. 2009. Ketahanan Papan Komposit dari Limbah Kayu dan Anyaman Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult f. Backer ex Heyne
terhadap Serangan Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Ruhendi S, Koroh DN, Syamani FA, Yanti H, Nurhaida, Saad S, Sucipto T. 2007. Analisis Perekatan Kayu. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.
Saragih R. 2009. Uji Laboratoris Daya Tahan Komposit Serbuk Kayu Plastik Polietilena Berkerapatan Tinggi Setelah Pelunturan terhadap Serangan
Rayap Tanah Coptotermes gestroi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Sinaga N. 1992. Pengaruh Bahan Pengawet Impralit 16 SP terhadap Sifat Fisis Mekanis Papan Partikel Meranti Merah [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
Simamora L. 2010. Perbandingan Standar Pengujian Keawetan Kayu terhadap Serangan Rayap Tanah Skala Laboratorium SNI 01. 7207-2006 dan JIS K
1571-2004 [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Soerianegara I, Lemmens RHMJ. 1994. Plant Resource of South-East Asia No. 51. Timber Trees: Major Commercial Timbers. PROSEA. Bogor
Indonesia.
Syafii W. 1996. Zat Ekstraktif dan Pengaruhnya terhadap Keawetan Alami Kayu. Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB IX 2: 29-35
Syafii W. 1999. Pentingnya Penelitian Sifat-Sifat Dasar Kayu dalam Rangka Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Hutan. Jurnal Teknologi
Hasil Hutan 1 8 : 1
Welly. 2009. Sungkai Peronema canescens. http:wellyukm.blogspot.com201010sungkai-peronema-canescens.html.
[30 Juli 2011]
Yusuf S, Utomo S. 2006. Hama Pemukiman Indonesia : Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Bogor: Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman
Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai kerapatan contoh uji
No. Bentuk
Contoh Uji
Kerapatan target
Jenis kayu Berat
Awal p
l t
ρ gcm
3
Rata -rata
1
P APAN PAR
TI KEL
0.6 Jabon
2,83 2,06
2,10 1,01
0,65 0,67
2 3,02
2,10 2,06
0,95 0,73
3 2,69
2,10 2,10
0,99 0,62
4 Sungkai
2,37 2,07
2,09 0,82
0,67 0,64
5 2,51
2,10 2,06
0,91 0,64
6 2,45
2,12 2,09
0,92 0,60
7 Mangium
2,85 2,08
2,12 0,96
0,68 0,67
8 2,66
2,08 2,08
0,96 0,64
9 2,79
2,06 2,06
0,96 0,69
10 Campuran
2,50 2,01
2,06 0,94
0,65 0,65
11 2,61
2,02 2,07
0,93 0,67
12 2,41
2,00 2,07
0,93 0,63
13
0.8 Jabon
4,11 2,08
2,07 1,15
0,83 0,82
14 3,84
2,06 2,08
1,10 0,82
15 3,70
2,10 2,07
1,05 0,81
16 Sungkai
3,80 2,08
2,08 1,10
0,80 0,82
17 3,91
2,09 2,12
1,03 0,86
18 3,65
2,10 2,08
1,05 0,80
19 Mangium
3,70 2,10
2,10 1,05
0,80 0,82
20 3,83
2,08 2,10
1,03 0,86
21 3,69
2,09 2,10
1,04 0,81
22 Campuran
3,74 2,09
2,04 1,09
0,81 0,80
23 3,77
2,07 2,10
1,09 0,80
24 3,79
2,11 2,06
1,09 0,80
25 KA
YU S
OLI D
Jabon 1,21
2,11 1,88
1,02 0,30
0,30 26
1,23 2,07
1,96 0,97
0,31 27
1,11 2,06
1,80 1,03
0,29 28
Sungkai 2,31
1,96 2,08
1,02 0,56
0,57
No. Bentuk
Contoh Uji
Kerapatan target
Jenis kayu Berat
Awal p
l t
ρ gcm
3
Rata- rata
29 2,17
1,96 2,09
0,90 0,59
30 2,21
1,99 2,05
0,99 0,55
31 Mangium
2,75 1,96
2,07 1,14
0,60 0,60
32 2,66
2,07 1,98
1,15 0,57
33 2,79
1,96 2,10
1,07 0,64
34 Karet
4,04 2,59
2,35 1,05
0,63 0,65
35 3,82
2,58 2,23
1,02 0,65
36 3,79
2,58 2,20
1,03 0,65
Lampiran 2 Nilai kehilangan berat weight loss contoh uji dengan metode SNI 01. 7207-2006
No. Metode
Kerapatan Jenis kayu
Ulangan Berat
Awal gram
BKT Awal
gram BKT
akhir gram
Weight Loss
1
SN I
0,6 Jabon
1 3,844
3,469 3,253
6,23 2
2 3,660
3,307 3,036
8,19 3
3 3,890
3,523 3,306
6,16 Average
6,86 Stdev
1,16 4
Sungkai 1
4,796 4,312
4,118 4,50
5 2
4,059 3,664
3,489 4,78
6 3
3,790 3,414
3,274 4,10
Average 4,46
Stdev 0,34
7 Mangium
1 3,906
3,537 3,387
4,24 8
2 4,168
3,756 3,572
4,90 9
3 4,059
3,676 3,517
4,33 Average
4,49 Stdev
0,36 10
Campuran 1
3,883 3,503
3,323 5,14
11 2
5,245 4,744
4,394 7,38
12 3
4,103 3,704
3,476 6,16
Average 6,22
Stdev 1,12
13
0,8 Jabon
1 5,706
5,101 4,823
5,45 14
2 5,764
5,167 4,909
4,99 15
3 5,605
5,060 4,821
4,72 Average
5,06 Stdev
0,37 16
Sungkai 1
5,488 4,927
4,712 4,36
17 2
5,530 4,977
4,754 4,48
18 3
4,988 4,507
4,327 3,99
Average 4,28
Stdev 0,25
No. Jenis kayu
Ulangan Berat
Awal gram
BKT Awal
gram BKT
akhir gram
Weight Loss
19 Mangium
1 5,911
5,340 5,165
3,28 20
2 5,634
5,069 4,896
3,41 21
3 5,949
5,386 5,171
3,99 Average
3,56 Stdev
0,38 22
Campuran 1
5,133 4,606
4,427 3,89
23 2
5,496 4,931
4,764 3,39
24 3
6,189 5,563
5,339 4,03
Average 3,77
Stdev 0,34
Lampiran 3 Nilai kehilangan berat weight loss contoh uji dengan metode JIS K 1571-2004
No. Metode
⍴
gcm
3
Jenis kayu Ulangan
Berat Awal
gram BKT
Awal gram
BKT akhir
gram Weight
Loss 1
JI S
0,6 Jabon
1 2,454
2,305 2,128
7,68 2
2 2,637
2,475 2,298
7,15 3
3 2,522
2,369 2,201
7,09 Average
7,31 Stdev
0,32 4
Sungkai 1
2,375 2,235
2,106 5,77
5 2
2,528 2,373
2,245 5,39
6 3
3,048 2,865
2,753 3,91
Average 5,03
Stdev 0,98
7 Mangium
1 2,580
2,440 2,388
2,13 8
2 2,651
2,508 2,357
6,02 9
3 2,017
1,904 1,798
5,57 Average
4,57 Stdev
2,13 10
Mixed 1
3,156 2,977
2,824 5,14
11 2
2,531 2,382
2,244 5,79
12 3
3,516 3,319
3,168 4,55
Average 5,16
Stdev 0,62
13
0,8 Jabon
1 3,201
2,991 2,797
6,49 14
2 3,230
3,018 2,877
4,67 15
3 3,242
3,033 2,828
6,76 Average
5,97 Stdev
1,13 16
Sungkai 1
3,956 3,722
3,560 4,35
17 2
3,532 3,317
3,174 4,31
18 3
3,953 3,701
3,554 3,97
Average 4,21
Stdev 0,21
No. Jenis kayu
Ulangan Berat
Awal gram
BKT Awal
gram BKT
akhir gram
Weight Loss
19 Mangium
1 3,459
3,260 3,126
4,11 20
2 3,730
3,522 3,413
3,09 21
3 3,533
3,328 3,200
3,85 Average
3,68 Stdev
0,53 22
Mixed 1
3,779 3,553
3,386 4,70
23 2
3,356 3,147
3,006 4,48
24 3
3,997 3,741
3,578 4,36
Average 4,51
Stdev 0,17
Lampiran 4 Nilai kehilangan berat contoh uji kayu solid Metode
Jenis Kayu Ulangan
BKT Awal gram
BKT Akhir gram
Kehilangan Berat
S NI
Karet 0,64 1
2,065 1,666
19,32 2
2,109 1,657
21,43 3
2,049 1,594
22,21 Rata-rata
20,99 Stdev
1,49 Jabon 0,30
1 0,963
0,695 27,83
2 0,991
0,670 32,39
3 0,932
0,636 31,76
Rata-rata 30,66
Stdev 2,47
Sungkai 0,56 1
1,413 1,305
7,64 2
1,266 1,170
7,58 4
1,207 1,088
9,86 Rata-rata
8,36 Stdev
1,30 Mangium
0,59 1
1,541 1,422
7,72 2
1,573 1,446
8,07 3
1,561 1,435
8,07 Rata-rata
7,96 Stdev
0,20
JIS Karet 0,64
1 2,695
2,241 16,85
2 2,668
2,156 19,19
3 2,695
2,131 20,93
Rata-rata 18,99
Stdev 2,05
Jabon 0,30 1
1,093 0,890
18,57 2
1,105 0,879
20,45 3
1,083 0,869
19,76 Rata-rata
19,60 Stdev
0,95 Sungkai 0,56
1 1,809
1,693 6,41
2 1,774
1,666 6,09
3 1,789
1,685 5,81
Rata-rata 6,10
Stdev 0,30
Mangium 0,59
1 2,194
2,123 3,24
2 2,176
2,092 3,86
3 2,069
1,981 4,25
Rata-rata 3,78
Stdev 0,51
Lampiran 5 Mortalitas rayap Jenis Produk
Jenis Kayu Ulangan
Mortalitas
Ka yu S
oli d
Jabon 1
87,3 2
92,0 3
89,3 Rata-rata
89,6 Sungkai
1 88,7
2 92,0
3 96,7
Rata-rata 92,4
Mangium 1
96,0 2
92,0 3
92,7 Rata-rata
93,6 Karet
1 92,0
2 93,3
3 88,0
Rata-rata 91,1
P apa
n P artikel
0,6 0,8 Jabon
1 100,0
2 100,0
3 100,0
Rata-rata 100,0
Sungkai 1
100,0 2
100,0 3
100,0 Rata-rata
100,0 Mangium
1 100,0
2 100,0
3 100,0
Rata-rata 100,0
Mixed 1
100,0 2
100,0 3
100,0 Rata-rata
100,0
Lampiran 6 Hasil pengujian kenormalan data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Weight_loss N
48 Normal Parameters
a
Mean 5.0260
Std. Deviation 1.37409
Most Extreme Differences
Absolute .134
Positive .134
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .925
Asymp. Sig. 2-tailed .359
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 7 Hasil pengujian keragaman
Faktor yang diuji Value Label
N Kerapatan 1
0.6 24
2 0.8
24 Jenis_kayu 1
Jabon 12
2 Sungkai
12 3
Mangium 12
4 Mixed
12 Standar
1 SNI
24 2
JIS 24
Lampiran 7 Lanjutan
Hasil Uji Keragaman Weight loss
Source Type III
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Corrected Model 52.701
a
15 3.513
3.120 .003
Intercept 1212.533
1 1212.533 1.077E3
.000 Kerapatan
13.283 1
13.283 11.794 .002
Jenis_kayu 24.296
3 8.099
7.191 .001
Standar .041
1 .041
.037 .849
Kerapatan Jenis_kayu 4.987
3 1.662
1.476 .240
Kerapatan Standar .207
1 .207
.184 .671
Jenis_kayu Standar 5.375
3 1.792
1.591 .211
Kerapatan Jenis_kayu Standar
4.513 3
1.504 1.336
.280 Error
36.040 32
1.126 Total
1301.274 48
Corrected Total 88.742
47 a. R Squared = .594 Adjusted R Squared = .404
Lampiran 8 Hasil uji lanjutUji Duncan untuk jenis kayu
Duncan
Jenis_kayu N
Subset 1
2 Sungkai
12 4.3808
Mangium 12
4.5725 Mixed
12 4.9433
Jabon 12
6.2075 Sig.
.230 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means. The error term is Mean SquareError =
1.126.
Lampiran 9 Hasil Uji-T kehilangan berat contoh uji papan partikel 0,6 gcm
3
dengan kayu solid
Jenis N
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
weightloss Particleboard_0.6 18
5.4521 1.51933
.35811 Solid
18 12.5832 9.83990
2.31929
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the Difference Lower
Upper weightloss
Equal variances assumed
39.216 .000 -3.039
34 .005
-7.13103 2.34677
-11.90025 -2.36182
Equal variances not assumed
-3.039 17.81
.007 -7.13103
2.34677 -12.06519
-2.19688
57
Lampiran 10 Hasil Uji-T kehilangan berat contoh uji papan partikel 0,8 gcm
3
dengan kayu solid
Jenis N
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
weightloss Particleboard_0.8 18
4.4606 .98056
.23112 Solid
18 12.5832 9.83990
2.31929
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
weightloss Equal variances
assumed 45.496
.000 -3.485 34
.001 -8.12257
2.33077 -12.85928
-3.38587 Equal variances not
assumed -3.485 17.338
.003 -8.12257
2.33077 -13.03280
-3.21235
58
Lampiran 11 Hasil uji-T mortalitas rayap
Jenis_produk N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Mortalitas Papan Partikel
jabon, sungkai,mangium 9
91.5556 3.16667
1.05556 Solid
jabon, sungkai, mangium 9
1.0000E2 .00000
.00000
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-tailed Mean
Difference Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the Difference Lower
Upper Mortalitas
Equal variances assumed
13.642 .002
-8.000 16
.000 -8.44444
1.05556 -10.68212
-6.20677 Equal variances
not assumed -8.000
8.000 .000
-8.44444 1.05556
-10.87856 -6.01033
59
KEAWETAN PAPAN PARTIKEL BERKERAPATAN SEDANG DARI KAYU JABON
Anthocephalus cadamba Miq., SUNGKAI Peronema canescens Jack. DAN MANGIUM Acacia mangium
Willd. TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH Coptotermes
curvignathus Holmgren
ESI FAJRIANI
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN ESI FAJRIANI.
Keawetan Papan Partikel Berkerapatan Sedang dari Kayu Jabon Anthocephalus cadamba Miq., Sungkai Peronema canescens Jack. dan
Mangium Acacia mangium Willd. terhadap Serangan Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren. Dibimbing Oleh :
Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr dan Dr. Ir. Dede Hermawan, M.Sc.
Perubahan pasokan kayu dari hutan alam ke hutan tanaman memberikan perubahan pula terhadap karakteristik kayu yang dihasilkan. Kayu yang dihasilkan
dari hutan tanaman memiliki karakteristik yang berbeda dengan kayu dari hutan alam, yaitu cepat tumbuh fast growing, rotasi pendek, berdiameter kecil,
memiliki sifat fisis mekanis yang rendah dan memiliki keawetan yang rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat memanfaatkan kayu yang
dihasilkan hutan tanaman ini.
Papan partikel merupakan salah satu produk yang dapa tmemanfaatkan limbah industri perkayuan, limbah eksploitasi, kayu bengkok, kayu berdiameter
kecil, kayu berkualitas rendah dan kayu yang tidak laku dipasaran. Namun demikian, produk papan partikel yang terbuat dari kayu tidak terlepas dari sasaran
bagi organisme perusak kayu, khususnya rayap.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan pengujian keawetan papan partikel berkerapatan sedang 0,6 gcm
3
dan 0,8 gcm
3
yang terbuat dari kayu jabon, sungkai dan mangium terhadap serangan rayap tanah.
Pengujian ini dilakukan dengan dua metode berdasarkan SNI 01. 7207-2006 dan JIS K 1571-2004. Pengujian dengan kedua metode ini dilakukan dengan cara
mengumpankan contoh uji kepada rayap selama waktu yang ditentukan oleh masing-masing standar pengujian. Dari pengujian ini, keawetan kayu dapat dilihat
dari kehilangan berat contoh uji dan mortalitas rayap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kayu dan kerapatan papan partikel memberikan pengaruh terhadap kehilangan berat papan partikel. Papan
partikel dari kayu mangium dengan kerapatan 0,8 gcm
3
memiliki keawetan yang lebih tinggi dari jenis kayu yang diujikan lainnya. Papan partikel dari kayu jabon,
sungkai dan mangium memiliki kelas awet yang lebih tinggi yaitu kelas awet II dari pada kayu solidnya yaitu kayu jabon dengan kelas awet V, sungkai dengan
kelas awet III dan mangium dengan kelas awet III. Selain itu, mortalitas rayap pada pengujian papan partikel yang mencapai 100 akibat penggunaan perekat
Urea Formaldehida UF dengan kadar 12.
Kata Kunci: Keawetan Papan Partikel, Rayap Tanah, Kehilangan Berat, Mortalitas Rayap, Jabon, Sungkai, Mangium
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan kayu selama ini dipenuhi baik dari kayu solid dengan berbagai macam penggunaannya maupun panel-panel kayu yang dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Penggunaan produk kayu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tidak diiringi dengan pasokan kayu yang diterima dari
hutan. Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk membangun hutan tanaman yang menyebabkan perubahan pasokan kayu dari hutan alam ke hutan tanaman.
Berdasarkan data statistik Departemen Kehutanan tahun 2008, dari 31,98 juta m
3
produksi kayu di Indonesia, sebanyak 22,32 juta m
3
diantaranya merupakan hasil hutan tanaman.
Perubahan ini memberikan perubahan pula terhadap karakteristik kayu yang dihasilkan. Kayu yang dihasilkan dari hutan tanaman memiliki karakteristik
yang berbeda dengan kayu dari hutan alam, yaitu cepat tumbuh fast growing, rotasi pendek, berdiameter kecil, memiliki sifat fisis mekanis yang rendah dan
memiliki keawetan yang rendah. Untuk mengatasi kondisi tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan efisiensi kayu. Peningkatan efisiensi
kayu dilakukan dengan cara peningkatan kualitas kayu, peningkatan masa pakai kayu, pemanfaatan limbah, pemanfaatan kayu berdiameter kecil dan lain
sebagainya Syafii 1999. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang dapat memanfaatkan kayu yang dihasilkan hutan tanaman ini.
Industri papan partikel merupakan salah satu industri kayu yang dalam memproduksi produknya dapat memanfaatkan limbah industri perkayuan, limbah
eksploitasi, kayu bengkok, kayu berdiameter kecil, kayu berkualitas rendah maupun kayu yang tidak laku di pasaran. Hal ini disebabkan karena papan partikel
merupakan produk komposit kayu yang dapat dibuat dengan menggunakan kayu berdiameter kecil dan dapat pula dibuat dari kayu yang memiliki sifat fisis dan
mekanis yang rendah karena dalam pembuatannya kayu akan dibentuk menjadi partikel-partikel yang selanjutnya akan dibentuk dan dikempa.
Produk papan partikel yang terbuat dari kayu tidak terlepas dari sasaran bagi organisme perusak kayu, khususnya rayap. Rayap membutuhkan selulosa
yang terdapat dalam kayu sebagai makanannya. Selain itu, kayu dari hutan tanaman yang cepat tumbuh dan berdiameter kecil biasanya keawetan alami yang
dimiliki sangat rendah. Penelitian mengenai keawetan papan partikel telah banyak dilakukan
sebelumnya, diantaranya Hadi dan Febrianto 1992 yang meneliti pengaruh kadar perekat terhadap daya tahan papan partikel dari serangan rayap kayu kering. Hadi
et al. 1994 meneliti tentang asetilasi selumbar sebagai usaha peningkatan ketahanan papan partikel dari serangan rayap tanah dan organisme perusak kayu
lainnya. Jasni dan Sulastiningsih 2004 juga meneliti tentang ketahanan papan partikel terhadap serangan rayap. Selanjutnya Ria 2009 meneliti pula mengenai
ketahanan papan komposit dari limbah kayu dan anyaman bambu terhadap serangan rayap tanah. Oleh karena itu, penelitian mengenai keawetan papan
partikel yang terbuat dari jenis kayu cepat tumbuh dan berdiameter kecil perlu dilakukan agar diperoleh cara pengendalian yang terbaik.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keawetan papan partikel berkerapatan sedang yang terbuat dari kayu jabon Anthocephalus cadamba
Miq., sungkai Peronema canescens Jack., mangium Acacia mangium Willd. dan campuran dari ketiga jenis kayu tersebut terhadap serangan rayap tanah
Coptotermes curvignathus Holmgren.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaaan log berdiameter kecil dan memberikan referensi mengenai keawetan papan partikel
yang terbuat dari kayu jabon Anthocephalus cadamba Miq., sungkai Peronema canescens Jack. dan mangium Acacia mangium Willd. sehingga dapat
dilakukan pengendalian yang tepat terhadap organisme perusak kayu, khususnya rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren.