akan cahaya dan tidak toleran terhadap naungan. Asal dan penyebaran geografis jabon secara alami dari Sri Lanka, India, Nepal dan Bangladesh bagian timur
melewati Malesia hingga New Guinea Soerianegara Lemmens 1994. Kayu jabon biasanya digunakan sebagai bahan bangunan sementara, daun
jendela, langit-langit, kotak, peti teh, pembungkus, kelom, barang kerajinan termasuk mainan anak, korek api dan sumpit makan Prosea 1997. Kayunya
mudah dibuat vinir tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 92º untuk tebal 1,5 mm. Perekatan vinir kayu jabon dengan urea formaldehida menghasilkan
kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang dan Jerman Martawijaya et al. 2005.
2.3 Kayu Sungkai
Peronema canescens Jack.
Kayu sungkai memiliki nama lain diantaranya sekai, sungkih Sumatera, longkai, lurus, jati sabrang, sungke Jawa Martawijaya et al. 1981. Di beberapa
negara sungkai dikenal dengan nama sukai, cherek Malaysia, Peninsular, sangkae Thailand, Surat Thani Soerianegara Lemmens 1994. Taksonomi
sungkai adalah Welly 2009:
Kingdom : Plantae tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta berbunga
Kelas : Dicotyledoneae berkeping duadikotil
Ordo : Lamiales
Familia :
Verbenaceae
Genus : Peronema
Spesies : Peronema canescens Jack.
Kayu sungkai merupakan jenis kayu yang warna teras dan gubalnya sulit dibedakan. Kayu berwarna krem kuning kecoklatan atau coklat muda sampai
kemerahan, empulur berbentuk segi empat dan berwarna putih. Kayu sungkai memiliki corak riap tumbuh yang jelas pada bidang melintang, berbentuk seperti
lingkaran-lingkaran yang memusat, pada bidang radial berupa garis-garis sejajar, pada bidang tangensial tampak seperti parabola-parabola Prosea 1997.
Kayu sungkai memiliki pori yang tersusun dalam tata lingkar dengan batas kayu awal dan kayu akhir yang tampak jelas. Bentuk pori bundar, jarang
berbentuk lonjong, hampir seluruhnya soliter dan sebagian kecil berpasangan. Parenkim pada umumnya paratrakeal berbentuk selubung lengkap atau tidak
lengkap dan pada batas lingkaran tumbuh terdapat parenkim terminal Martawijaya et al.1981. Menurut Prosea 1997, jari-jari kayu sungkai agak
sempit terdiri atas 2-3 seri, jumlahnya sekitar 4-8 per mm arah tangensial, tingginya sekitar 200-800 mikron dengan komposisi selnya heteroseluler. Dimensi
serat kayu sungkai dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4 Dimensi serat kayu sungkai Peronema canescens Jack.
Dimensi Nilai μ
Panjang serat 1093
Diameter serat 19
Diameter lumen 12
Tebal dinding serat 3,5
Sumber : Martawijaya et al. 1981
Kayu sungkai merupakan kayu yang agak berat dengan berat jenis rata- rata 0,63 0,52-0,73, kelas awet III dan kelas kuat II-III Prosea 1997.
Komposisi kimia kayu sungkai dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Komposisi kimia kayu sungkai Peronema canescens Jack.
Komponen kimia Nilai
Selulosa 48,6
Pentosan 16,5
Abu 1,6
Silika 0,4
Kelarutan : a.
Alkohol-benzena 4,0
b. Air dingin
1,1 c.
Air panas 5,3
d. NaOH
11,3
Sumber : Martawijaya et al. 1981
Kayu sungkai biasanya tumbuh di daerah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat dan seluruh Kalimantan.
Sungkai merupakan monotypic genus dan berasal dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Kalimantan khususnya bagian
tengah Soerianegara Lemmens 1994. Menurut Prosea 1997, kayu sungkai biasanya digunakan untuk perabot
rumah tangga, vinir indah, dinding dekoratif dan cabinet, rangka pintu dan jendela.
2.4 Kayu Mangium