22
b. Autokorelasi
Tabel 7 menunjukkan statistik DW pada model persamaan sebesar 1.78 pada unweighted statistic. Kedua nilai tersebut terletak diantara du dan 4-
du yaitu pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga persamaan regresi dikatakan tidak mengandung masalah autokorelasi negatif ataupun positif.
c. Multikolineritas
Untuk menguji adanya gejala multikolinearitas, berdasarkan model yang diestimasi pada Tabel 5, terlihat bahwa nilai dari Prob F-statistik
sebesar 0.0000 signifikan pada taraf nyata 10 persen. Sehingga dapat disimpulkan pada model yang digunakan tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
d. Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mendeteksi apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak yang dilihat dari nilai probabilitas
Jarque Bera yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Dari hasil estimasi
diketahui nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0.34 sehingga dapat disimpulkan bahwa error telah terdistribusi secara normal dalam model.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Perhiasan Indonesia di Negara Tujuan Ekspor
Berdasarkan uji pemilihan model, didapatkan model terbaik yaitu fixed effect.
Setelah dilakukan regresi panel data dengan model fixed effect, maka diperoleh hasil estimasi persamaan sebagai berikut:
LNVEX = -44.51669 + 2.488068LNPOP + 0.030285LNPXN - 0.335192LNPX
+ 1.179583LNGDP - 2.260060ER di mana :
VEX = Volume ekspor perhiasan Indonesia ke negara tujuan tahun ke- t kg PX = Harga ekspor perhiasan Indonesia ke negara tujuan tahun ke-t USkg
POP = Jumlah penduduk negara tujuan ekspor tahun ke- t jiwa GDP = Pendapatan per kapita negara tujuan ekspor tahun ke t US
PXN = Harga ekspor perhiasan negara pesaing Thailand USkg a. Populasi Negara Tujuan Ekspor
Variabel populasi negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia pada taraf nyata
sepuluh persen. Hasil uji tersebut sesuai dengan hipotesis. Dari hasil estimasi model diketahui bahwa variabel populasi negara tujuan ekspor
bersifat elastis karena koefisiennya sebesar 2.49. Artinya, peningkatan populasi negara tujuan ekspor sebesar 1 persen akan meningkatkan
permintaan ekspor perhiasan Indonesia sebesar 2.49 persen, ceteris paribus. Meningkatnya populasi negara tujuan ekspor menyebabkan permintaan
domestik bertambah dan jika negara tersebut tidak mampu memenuhi seluruh permintaan domestiknya, maka negara tersebut harus mengimpor
dari negara lain.
23
Sumber: World Bank 2013 Gambar 8 Populasi Negara Tujuan Ekspor Utama Perhiasan Indonesia
Tahun 2000-2011 Jiwa Dari Gambar 8 terlihat bahwa negara AS memiliki jumlah penduduk
paling besar dibandingkan dengan negara tujuan ekpor lainnya, sehingga AS merupakan pasar yang sangat potensial untuk ekspor perhiasan Indonesia.
Setelah AS, Jepang juga memiliki populasi yang cukup tinggi sehingga potensial untuk dijadikan negara tujuan ekspor perhiasan Indonesia.
b. Harga Ekspor Perhiasan Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
Teori permintaan ekspor menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga yang terjadi pada transaksi perdagangan maka jumlah permintaan
komoditi suatu barang akan semakin menurun.
Dari hasil estimasi diketahui bahwa
variabel harga ekspor perhiasan Indonesia berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia
pada taraf nyata sepuluh persen. Hasil uji tersebut sesuai dengan hipotesis. Variabel harga ekspor bersifat ineslatis karena koefisien variabelnya
bernilai negatif sebesar 0.34. Artinya, jika harga ekspor perhiasan ke negara tujuan meningkat sebesar satu persen akan menurunkan volume
permintaan ekspor perhiasan sebesar 0.34 persen, ceteris paribus.
Salah satu yang mempengaruhi harga ekspor di Indonesia adalah masih tingginya pungutan pajak produk perhiasan sebagai barang mewah.
PPnBM saat ini mencapai 75. Pungutan pemerintah tersebut dinilai terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan marjin yang diterima pelaku usaha
sangat kecil karena harga produk perhiasan tidak bisa tinggi agar dapat bersaing di pasar ekspor
4
.
4
http:www.pajak2000.comnews_print.php?id=2769 [22 Januari 2013] Jakarta: diakses pada
tanggal 21 Maret 2013
50,000,000 100,000,000
150,000,000 200,000,000
250,000,000 300,000,000
350,000,000
Australia italia
jepang as
singapura jerman
perancis