Normalitas Heteroskedastisititas Kriteria Ekonometrika
17
Konsep Elastisitas
Nilai elastisitas digunakan untuk melihat derajat kepekaan variabel eksogen pada suatu persamaan terhadap perubahan variabel endogen
Koutsoyiannis 1977. Jika dinyatakan ke dalam sebuah persamaan matematis, nilai elastisitas dapatdirumuskan sebagai berikut:
dimana:
Y = rata-rata nilai peubah Y X = rata-rata nilai peubah X
Adapun kriteria uji elastisitas adalah sebagai berikut: 1. Nilai elastisitas antara nol dan satu 0 E 1 dikatakan inelastis.
2. Nilai elastisitas lebih besar dari satu E 1 dikatakan elastis. 3. Nilai elastisitas sama dengan satu E = 1 dikatakan unitary elastis.
4. Nilai elastisitas sama dengan nol E = 0 dikatakan inelastis sempurna. 5. Nilai elastisitas tak terhingga E = ~ dikatakan elastis sempurna.
Definisi Operasional Variabel
1. Volume permintaan ekspor Kg adalah volume ekspor perhiasan Indonesia ke Singapura, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan
Australia pada periode ke-t. Volume ekspor menjadi variabel endogen dalam model penelitian ini.
2. Harga ekspor perhiasan USKg adalah harga yang diperoleh dari hasil pembagian antara nilai ekspor perhiasan Indonesia ke negara tujuan
Singapura, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan Australia secara keseluruhan pada periode ke-t dengan volume ekspor
perhiasan Indonesia ke negara tujuan pada periode yang sama.
3. Harga ekspor perhiasan Thailand sebagai harga negara pesaing yang diperoleh dari hasil pembagian antara nilai ekspor perhiasan Thailand ke
pasar dunia pada periode ke-t dengan volume ekspor perhiasan Thailand pada periode ke-t juga dinyatakan dalam USKg.
18 4. Populasi adalah total jumlah penduduk di negara tujuan ekspor Singapura,
Amerika Serikat, Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan Australia yang dinyatakan dalam jiwa.
5. Nilai tukar riil dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Mankiw
2000: � = e x PP
dimana: � = nilai tukar riil
e = nilai tukar nominal P = tingkat harga domestik
P = tingkat harga luar negeri
6. GDP per kapita US adalah GDP per kapita berdasarkan harga konstan negara tujuan ekspor perhiasan Singapura, Amerika Serikat, Italia, Jerman,
Perancis, Jepang, dan Australia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Permintaan Perhiasan Indonesia di Tujuh Negara Tujuan Ekspor Utama
Meningkatnya permintaan akan perhiasan dunia mendorong Indonesia untuk memenuhi pasokan kebutuhan perhiasan dunia. Namun, terjadi fluktuasi
pada volume ekspor perhiasan Indonesia ke tujuh negara tujuan ekspor utama. Produk perhiasan Indonesia diekspor ke berbagai negara, antara lain Singapura,
AS, kawasan Eropa Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan Australia.
Tabel 4 menunjukkan bahwa volume ekspor perhiasan Indonesia didominasi oleh negara tujuan Singapura dengan volume ekspor tertinggi pada
tahun 2007 yaitu sebesar 185,594 kg. Walaupun jumlah penduduknya sedikit, namun GDP per kapita masyarakatnya lebih tinggi dibandingkan dengan
negara tujuan ekspor perhiasan lainnya sehingga berpeluang untuk menjadi negara tujuan ekspor utama perhiasan Indonesia. Singapura juga merupakan
tempat transit utama para wisatawan sehingga Singapura memanfaatkan hal tersebut untuk memasarkan kembali produk yang sudah diimpor dengan harga
yang lebih tinggi.
Setelah Singapura, Amerika Serikat kemudian mendominasi sebagai negara tujuan ekspor utama dengan volume ekspor tertinggi sebesar 58,057 kg
pada tahun 2010. Lain halnya dengan Singapura yang berpenduduk sedikit, kesempatan untuk menambah dan memperluas pangsa ekspor perhiasan di
Amerika Serikat sangat terbuka karena jumlah penduduknya yang besar. Di samping itu, pasar produk AS merupakan pasar global, dimana sekitar 90
kebutuhan domestik AS dipenuhi oleh barang impor.
Volume ekspor perhiasan Indonesia ke Jepang mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 13,360 kg. Para
pengusaha perhiasan perlu melihat pasar ke Jepang yang merupakan salah satu pusat konsumsi perhiasan dunia dengan tren yang meningkat sebesar 65.18
19 persen. KBRI Tokyo sedang berusaha memfasilitasi para pengrajin perhiasan
tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh daerah yang memiliki potensi di bidang perhiasan seperti Bali, Yogyakarta, dan Jawa Timur
3
. Walaupun belum mendominasi sebagai negara tujuan ekspor perhiasan
Indonesia, negara Australia yang terletak di selatan Bali ini juga dapat dijadikan negara tujuan ekspor utama perhiasan Indonesia. Australia
merupakan negara tujuan ekspor utama perhiasan dari Bali. Berbagai jenis perhiasan ukiran dari Bali banyak dipesan oleh masyarakat Australia setiap
bulannya. Di samping itu, peluang yang dapat diambil oleh Indonesia di negara Australia dalam meningkatkan ekspor perhiasannya yaitu GDP per kapitanya
yang terus meningkat. Sementara itu, Australia belum mendominasi sebagai negara tujuan ekspor dengan tren yang menurun sebesar 10.54 persen dimana
permintaan tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4,697 kg.
Selain Singapura, AS, Jepang, dan Australia, Indonesia juga mengekspor perhiasan ke kawasan Eropa yaitu Italia, Jerman, dan Perancis. Pada tahun
2008, desain perhiasan Indonesia menjadi juara 1 dan 2 di Italia yang berarti desain Indonesia tidak kalah dengan desain perhiasan dari negara lain.
Masyarakat Eropa umumnya mau membeli produk dengan harga tinggi selama produk tersebut berkualitas tinggi dan unik. Namun, volume ekspor perhiasan
Indonesia ke Italia, Jerman, dan Perancis juga masih berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun tren nya menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 15.85
persen, 9.26 persen, dan 48.72 persen. Permintaan ekspor perhiasan Indonesia di Italia tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 8,731 kg. Sama halnya dengan
Italia, Jerman juga memiliki permintaan tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 11,427 kg. Lain halnya dengan Italia dan Jerman, permintaan ekspor di
Perancis pada tahun 2008 justru menurun karena terjadi peningkatan drastis pada harga ekspor perhiasan Indonesia di Perancis pada tahun tersebut.
Tabel 4 Volume Ekspor Perhiasan Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006 - 2011 dalam Kg
Negara Tahun
Tren 2007
2008 2009
2010 2011
Singapura 185,594
173,030 175,427 168,119 146,939
-0.82 AS
30,706 39,242
36,623 58,057
45,937 -2.42
Italia 5,207
8,731 5,890
6,129 8,612
15.85 Jerman
5,826 11,427
9,313 6,073
5,377 9.26
Perancis 3,935
888 779
1,567 3,597
48.72 Jepang
4,057 17,417
5,148 4,035
7,919 65.18
Australia 4,612
3,896 4,697
3,450 2,982
-10.54 Total
239,937 254,631
237,877 247,430 221,363 -4.55
Sumber: UN Comtrade 2013 Untuk mempromosikan produk perhiasan Indonesia dan mendorong
industri perhiasan Indonesia agar mampu bersaing di pasar internasional,
3
http:kbritokyo.jpbesarnya-potensi-perhiasan-indonesia-dalam-pasar-jepang [4 Februari
2013] Jakarta: diakses pada tanggal 21 Maret 2013
20 APEPI menyelenggarakan expo ‘Jakarta International Jewellery Fair 2012
JIJF’. Acara tersebut merupakan pameran perhiasan internasional terbesar di Indonesia. JIJF 2012 melibatkan beberapa negara tetangga, yakni Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Hongkong sehingga total peserta pameran tersebut mencapai 200 peserta. Sejalan dengan
program Tahun Indonesia Kreatif 2009, Departemen Perdagangan akan mengintensifkan promosi dan perluasan pasar perhiasan dengan mengadakan
pameran produk perhiasan minimal 2 kali dalam setahun. Di samping itu, saat ini pemerintah juga sedang menggarap sertifikasi untuk perhiasan Indonesia
agar nantinya menjadi produk dengan standar mutu yang baik.
Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Perhiasan Indonesia di Tujuh Negara Tujuan Ekspor Utama