24
c. Harga Ekspor Perhiasan Negara Pesaing
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel permintaan ekspor perhiasan Indonesia diperoleh nilai koefisiennya sebesar 0.03. Hal ini
sesuai dengan hipotesis penelitian namun variabel harga ekspor perhiasan negara pesaing Thailand tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan
ekspor perhiasan Indonesia. Nilai P value sebesar 0.34 berarti tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia pada
taraf nyata sepuluh persen. Dari hasil regresi tersebut maka harga ekspor perhiasan negara pesaing bukan faktor penentu yang memengaruhi besar
kecilnya permintaan ekspor perhiasan Indonesia.
Hal ini disebabkan karena karakteristik produk perhiasan Thailand dengan perhiasan Indonesia berbeda. Jadi, masyarakat yang menyukai
perhiasan Indonesia yang unik akan tetap membelinya walaupun harga perhiasan Thailand lebih murah, dan sebaliknya.
d. GDP Per kapita Negara Tujuan Ekspor
GDP per kapita merepresentasikan ukuran daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa suatu negara. Dari hasil estimasi diketahui bahwa
elastisitas GDP per kapita negara tujuan ekspor sebesar 1.18 menunjukkan bahwa jika GDP per kapita negara tujuan ekspor meningkat sebesar satu
persen akan meningkatkan volume permintaan ekspor perhiasan sebesar 1.18 persen, ceteris paribus.Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah
dikemukakan bahwa GDP per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan ekspor. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel GDP per
kapita memiliki pengaruh yang signifikan dalam memengaruhi permintaan ekspor perhiasan Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendapatan
masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang membeli perhiasan.
Sumber: World Bank 2013 Gambar 9 GDP Per Kapita Negara Tujuan Ekspor Utama Perhiasan Indonesia
Tahun 2000-2011 US
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
Australia italia
jepang as
singapura jerman
perancis
25 Dari Gambar 9 terlihat bahwa GDP ketujuh negara tujuan ekspor
perhiasan Indonesia memiliki tren yang meningkat. Sejak tahun 2000, Singapura dan AS memiliki GDP yang lebih tinggi dibandingkan dengan
negara tujuan ekspor lainnya sehingga menjadi pasar yang potensial untuk ekspor perhiasan Indonesia. Di samping itu, dapat dilihat juga bahwa GDP
Australia kenaikan yang tajam dalam 2 tahun terakhir. Hal ini terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Australia yang semakin baik.
e. Nilai Tukar Riil Rupiah terhadap Mata Uang Negara Tujuan Ekspor
Dalam hipotesis, telah dikemukakan bahwa nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor memiliki hubungan negatif,
artinya jika nilai tukar riil rupiah tinggi akan menyebabkan volume permintaan ekspor perhiasan Indonesia menurun. Hasil estimasi
menunjukkan probabilitas dari variabel nilai ekspor berpengaruh signifikan pada taraf nyata yang digunakan sebesar 10 persen. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan tingkat permintaan perhiasan Indonesia di negara tujuan
ekspor.
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel permintaan ekspor perhiasan Indonesia diperoleh nilai elastisitas sebesar 2.26 yang artinya bila
terjadi kenaikan pada nilai tukar riil rupiah sebesar satu persen akan mengakibatkan penurunan permintaan ekspor perhiasan Indonesia di negara
tujuan sebesar 2.26 persen, ceteris paribus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor- faktor yang memengaruhi permintaan ekspor perhiasan Indonesia di Singapura,
Amerika Serikat, Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan Australia dengan periode analisis dari tahun 2000 hingga 2011 diperoleh beberapa kesimpulan
yaitu : 1. Melihat peluang yang besar bagi produk perhiasan sebagai komoditi
ekspor, maka permintaan ekspor perhiasan Indonesia perlu ditingkatkan. Volume permintaan ekspor perhiasan Indonesia di Singapura, Amerika
Serikat, Italia, Jerman, Perancis, Jepang, dan Australia dari tahun ke tahun masih berfluktuasi. Singapura menjadi negara tujuan ekspor perhiasan
Indonesia karena daya beli masyarakatnya tinggi yang digambarkan dalam GDP. AS sebagai negara tujuan ekspor perhiasan Indonesia yang kedua
dilihat dari peluang bahwa populasi negara AS sangat tinggi. Eropa dan Jepang dapat dilihat sebagai negara sasaran ekspor perhiasan karena selera
masyarakatnya yang menyukai perhiasan Indonesia yang unik, sedangkan Australia karena letaknya dekat Bali yang merupakan salah satu produsen
utama perhiasan Indonesia dan melihat peluang bahwa pertumbuhan