23
Sumber: World Bank 2013 Gambar 8 Populasi Negara Tujuan Ekspor Utama Perhiasan Indonesia
Tahun 2000-2011 Jiwa Dari Gambar 8 terlihat bahwa negara AS memiliki jumlah penduduk
paling besar dibandingkan dengan negara tujuan ekpor lainnya, sehingga AS merupakan pasar yang sangat potensial untuk ekspor perhiasan Indonesia.
Setelah AS, Jepang juga memiliki populasi yang cukup tinggi sehingga potensial untuk dijadikan negara tujuan ekspor perhiasan Indonesia.
b. Harga Ekspor Perhiasan Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
Teori permintaan ekspor menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga yang terjadi pada transaksi perdagangan maka jumlah permintaan
komoditi suatu barang akan semakin menurun.
Dari hasil estimasi diketahui bahwa
variabel harga ekspor perhiasan Indonesia berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia
pada taraf nyata sepuluh persen. Hasil uji tersebut sesuai dengan hipotesis. Variabel harga ekspor bersifat ineslatis karena koefisien variabelnya
bernilai negatif sebesar 0.34. Artinya, jika harga ekspor perhiasan ke negara tujuan meningkat sebesar satu persen akan menurunkan volume
permintaan ekspor perhiasan sebesar 0.34 persen, ceteris paribus.
Salah satu yang mempengaruhi harga ekspor di Indonesia adalah masih tingginya pungutan pajak produk perhiasan sebagai barang mewah.
PPnBM saat ini mencapai 75. Pungutan pemerintah tersebut dinilai terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan marjin yang diterima pelaku usaha
sangat kecil karena harga produk perhiasan tidak bisa tinggi agar dapat bersaing di pasar ekspor
4
.
4
http:www.pajak2000.comnews_print.php?id=2769 [22 Januari 2013] Jakarta: diakses pada
tanggal 21 Maret 2013
50,000,000 100,000,000
150,000,000 200,000,000
250,000,000 300,000,000
350,000,000
Australia italia
jepang as
singapura jerman
perancis
24
c. Harga Ekspor Perhiasan Negara Pesaing
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel permintaan ekspor perhiasan Indonesia diperoleh nilai koefisiennya sebesar 0.03. Hal ini
sesuai dengan hipotesis penelitian namun variabel harga ekspor perhiasan negara pesaing Thailand tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan
ekspor perhiasan Indonesia. Nilai P value sebesar 0.34 berarti tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia pada
taraf nyata sepuluh persen. Dari hasil regresi tersebut maka harga ekspor perhiasan negara pesaing bukan faktor penentu yang memengaruhi besar
kecilnya permintaan ekspor perhiasan Indonesia.
Hal ini disebabkan karena karakteristik produk perhiasan Thailand dengan perhiasan Indonesia berbeda. Jadi, masyarakat yang menyukai
perhiasan Indonesia yang unik akan tetap membelinya walaupun harga perhiasan Thailand lebih murah, dan sebaliknya.
d. GDP Per kapita Negara Tujuan Ekspor
GDP per kapita merepresentasikan ukuran daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa suatu negara. Dari hasil estimasi diketahui bahwa
elastisitas GDP per kapita negara tujuan ekspor sebesar 1.18 menunjukkan bahwa jika GDP per kapita negara tujuan ekspor meningkat sebesar satu
persen akan meningkatkan volume permintaan ekspor perhiasan sebesar 1.18 persen, ceteris paribus.Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah
dikemukakan bahwa GDP per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan ekspor. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel GDP per
kapita memiliki pengaruh yang signifikan dalam memengaruhi permintaan ekspor perhiasan Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendapatan
masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang membeli perhiasan.
Sumber: World Bank 2013 Gambar 9 GDP Per Kapita Negara Tujuan Ekspor Utama Perhiasan Indonesia
Tahun 2000-2011 US
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
Australia italia
jepang as
singapura jerman
perancis