tabung reaksi. Sebanyak 1 μl sampel diinjeksi ke dalam gas kromatografi. Asam lemak  yang  ada  di  dalam  metil  ester  akan  diidentifikasi  oleh  flame  ionization
detector FID  atau  detektor  ionisasi  nyala  dan  respon  yang  ada  akan  tercatat
melalui kromatogram peak. c. Identifikasi asam lemak
Identifikasi  asam  lemak  dilakukan  dengan  menginjeksi  metil  ester  pada alat  kromatografi  gas  dengan  kondisi  sebagai  berikut:  standar  asam  lemak  yang
digunakan  adalah  SupelcoTM  37  component  FAME  Mix.  Gas  yang  digunakan sebagai fase bergerak adalah nitrogen dengan aliran bertekanan 20 mLmenit dan
sebagai  gas  pembakar  adalah  hidrogen  dengan  aliran  30  mL  menit.  Kolom  yag digunakan  adalah  kolom  kapiler  Quadrex  fused  silica  capillary  column  007
cyanoprophyl methyl sil yang panjangnya 60 m dengan diameter dalam 0,25 mm.
Temperatur  terprogram  yang  digunakan  adalah  suhu  125  °C,  kemudian  suhu dinaikkan  5  °C  per  menit  hingga  suhu  akhir  225  °C.  Suhu  injektor  220
o
C  dan suhu detektor 240
o
C 3.4.3
Analisis kolesterol Metode Lieberman-Buchards
Analisis  kolesterol  daging  ikan  kakap  merah  menggunakan  metode Lieberman-Buchards. Metode ini merupakan analisis konsentrasi kolesterol secara
kimiawi.  Sebanyak  0,1  g  sampel  dimasukkan  ke  dalam  tabung  sentrifuse  dan ditambah  8  ml  alkohol  :  petroleum  benzen  3:1  lalu  aduk  sampai  homogen.
Pengaduk dibilas dengan 2 ml larutan alkohol : petroleum benzen 2:1 kemudian disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatan dituangkan
ke  dalam  gelas  piala  untuk  diuapkan  di  atas  penangas  air.  Residu  yang  tersisa dilarutkan dengan menggunakan kloroform sedikit demi sedikit sambil dituangkan
dalam  tabung  berskala  sampai  volume  5  ml,  kemudian  ditambahkan  2  ml  acetic anhidrid
, 0,2 ml H
2
SO
4
pekat, divortek dan dibiarkan dalam ruang  gelap  selama 15  menit.  Warna  yang  dihasilkan  adalah  warna  hijau  kebiruan  yang  dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm. Besarnya absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi kolesterol.
3.4.4 Analisis jaringan
Histologi  adalah  ilmu  yang  mempelajari  anatomi  secara  mikroskopis dengan  menggunakan  mikroskop  untuk  mengamatinya.  Tahap-tahap  yang
dilakukan  dalam  analisis  histologi  jaringan  daging  ikan  kakap  merah  segar  dan kukus terdiri dari enam tahap, yaitu penentuan jaringan yang akan diamati, fiksasi
atau  pengawetan  jaringan,  perlakuan  jaringan,  pemotongan  jaringan,  pewarnaan jaringan dan pengamatan di bawah mikroskop.
1 Tahap penentuan jaringan Jaringan  yang  diamati  adalah  daging  ikan  kakap  merah  Lutjanus  bohar
segar  maupun  kukus  beserta  kulitnya.  Daging  beserta  kulit  dipotong  dan dipisahkan  dari  ikan  dan  langsung  dimasukkan  ke  dalam  bahan  fiksatif  pada
wadah botol yang berbeda dan diberi label. 2 Tahap fiksasi atau pengawetan jaringan
Pembuatan  preparat  sendiri  dimulai  dengan  fiksasi  selama  24  jam  dalam larutan Bouin’s. Setelah itu, larutan fiksatif dibuang dan direndam dalam etanol
70 selama 24 jam. 3 Tahap perlakuan jaringan
Tahap  perlakuan  jaringan  terdiri  dari  5  tahap  yaitu  dehidrasi,  clearing, impregnasi,  embedding  dan  blocking.  Proses  dehidrasi  dilakukan  dengan
perendaman  jaringan  ikan  sebanyak  lima  kali  dalam  larutan  etanol  dengan konsentrasi masing-masing 80, 90, 95, 95 dan 100 selama 2 jam kecuali
untuk  konsentrasi  100  selama  satu  malam.  Proses  clearing  dilakukan  dengan cara bahan dipindahkan  ke dalam wadah berisi larutan etanol 100 baru selama
satu jam. Setelah itu, bahan dipindahkan ke dalam larutan etanol-xylol 1:1, xylol I,  xylol  II,  xylol  III  selama  setengah  jam.  Proses  impregnasi  dilakukan  dengan
bahan yang dipindahkan ke dalam larutan xylol-parafin 1:1 selama 45 menit dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 65-70  °C. Pergantian parafin dilakukan
setiap  45  menit  sekali  sebanyak  3  kali  pergantian.  Proses  ini  dinamakan embedding
.  Proses  blocking  dilakukan  dengan  memindahkan  larutan  parafin  ke dalam cetakan dan dilakukan penyusunan jaringan di dalam cetakan.
4 Tahap pemotongan jaringan Setelah  proses  blocking  selesai,  dilakukan  penyayatan  dengan  mikrotom
Yamoto  RV-240  putar  setebal  7- 8 μm. Hasil sayatan kemudian direkatkan pada
gelas obyek.
5 Tahap pewarnaan jaringan Tahap  pewarnaan  jaringan  dilakukan  pada  gelas  objek  yang  direndam
dalam larutan xylol I, xylol II, etanol 100 I, 100 II, 95, 90, 80, 70 dan 50  masing-masing  selama  tiga  menit.  Setelah  itu,  gelas  objek  dicuci
menggunakan air bersih yang mengalir. Selanjutnya  dilakukan  pewarnaan  dengan  haematoxylin  selama  tujuh
menit dan eosin selama satu menit. Kemudian dilakukan proses dehidrasi kembali dengan gelas obyek yang direndam ke dalam larutan etanol 50, 70, 85, 90,
100  I  dan  100  II  selama  dua  menit  serta  dilanjutkan  perendaman  dalam larutan xylol I dan xylol II selama dua menit.
Penutupan dengan pemberian entellan atau canada balsam setelah proses pewarnaan selesai dilakukan pada gelas obyek dan ditutup dengan gelas penutup.
Setelah itu dilakukan pemberian label dan dibiarkan semalam agar kering. 6 Tahap pengamatan dibawah mikroskop
Keesokan  harinya  jaringan  dapat  diamati  dibawah  mikroskop.  Proses pengambilan foto obyek dilakukan dengan mikroskop cahaya merk Olympus BH2
beserta kamera Optivision.
4 PP
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Karakteristik Ikan Kakap Merah L. bohar