Syarat Interaksi Sosial Deskripsi Teoritis 1. Hijab dan Jilbab
23
dijelaskan mengenai batasan interaksi antara wanita muslim dengan laki-laki yang bukan mahram.
Islam memiliki aturan-aturan khusus dalam berinteraksi bagi wanita dan laki-laki yang bukan mahram, diantaranya sebagai berikut:
1 Berinteraksi hanya untuk keperluan yang penting dan mendesak Islam mengharamkan aktivitas interaksi antara lelaki dan
wanita yang tidak berkepentingan syar‟i, seperti jalan-jalan bersama, pergi bareng ke masjid atau kajian islam, bertamasya, nonton bioskop,
dan sebagainya. Aktivitas ini adalah pintu menuju kemaksiatan yang lain.
42
Aktivitas tersebut dapat menimbulkan fitnah diantara keduanya, namun Islam tetap memperbolehkan interaksi yang bersifat penting
antara lelaki dan perempuan seperti dalam hal pendidikan, peradilan, medis, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang
telah dijelaskan
, Rubayyi‟ binti Mu‟awwidz bercerita, “Kami ikut berperang bersama Rassulullah
saw., memberi minum para tentara, mengobati tentara yang terluka, dan membawa pulang tentara yang meninggal ke Madinah” HR.
Bukhari
43
2 Menundukkan pandangan Seorang muslim dilarang melihat aurat orang lain dan tidak
boleh memandang perempuan yang bukan mahram terlalu lama tanpa adanya keperluan. Seorang muslim diwajibkan untuk menundukkan
pandangannya terhadap aurat orang lain terutama yang bukan mahramnya. Jika tidak menjaga pandangannya dikhawatirkan timbul
fitnah atau keburukan serta nafsu. Hal ini juga untuk menjaga diri dan
42
Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja, Jakarta: Alfatih Press, 2013, hal. 44.
43
Abu Malik Kamal, Fiqih Sunnah Wanita, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007, hal. 264-265.
24
kehormatan seorang muslim, berlaku untuk setiap media yang dapat menimbulkan syahwat.
“Dan katakanlah kepada para perempuan beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya
.” QS An-Nur: 31. Namun Islam tidak melarang untuk wanita dan laki-laki saling
memandang untuk keperluan yang penting. „Keterpaksaan‟ memandang perempuan juga dapat terjadi dalam jual-beli dan
sebagainya, yaitu untuk mengetahui dan membedakan seorang perempuan
dengan perempuan
lainnya, hingga
seseorang mendapatkan jaminan atau pertanggungjawaban dalam jual-beli,
misalnya, untuk menawar harga.
44
Maka disepakai oleh para ulama bahwa memandang dengan tujuan transaksi atau keperluan penting
lainnya diperbolehkan. 3 Berinteraksi dengan penuh etika dan moral
Jika seorang wanita dan laki-laki memiliki keperluan untuk saling berbicara hendaknya mereka menjaga etika saat berkomunikasi
dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan syahwat. Misalnya, tidak berbicara secara pelan dan lemah lembut serta berbicara tanpa
gerakkan-gerakkan yang dapat memperlihatkan perhiasannya. Sebab dibolehkannya percakapan itu adalah adanya kebutuhan
dan harus berlandaskan ketentuan-ketentuan syariat Islam.
45
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah pada surat al-ahzab ayat 32.
ء س ب
حأك س
ء س ۚ ق
ف ب عض
ق ع ّ ف
ب ق ف
ق ق
ف ع ا
ا
١٣
44
Ibid., hal. 262.
45
Ibid., hal. 266.