59
TABEL II, No. Item 11
Tanggapan siswa tentang kemampuannya dalam mempraktekkan atau melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang telah dipelajari ranah
psikomotorik
12
No. Item Alternatif jawaban
F 100
A Ya, selalu
96 72,7
B Kadang-kadang
36 27,3
C Tidak pernah
- JUMLAH
132 100
Dari data di atas dinyatakan bahwa siswa mampu untuk mempraktekkan ajaran agama Islam yang telah dipelajari setiap harinya
d engan persentase
72,7 siswa selalu mampu mempraktekkanmelakukan
setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari, dan 27,3 siswa kadang mampu melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari,
sedangkan tidak ada siswa yang tidak pernah mampu melakukan setiap hari ajaran agama Islam yang dipelajari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan mampu melakukan dan mempraktekkan
ajaran agama Islam yang telah dipelajari.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan yang digunakan guru PAI memberikan pengaruh positif bagi siswa dari aspek
kognitif bahwa siswa merasa pengetahuan agamanya bertambah dan sedikit sekali siswa yang menanggapi
sedikit bertambah. Hal ini menunjukkan pengetahuan siswa terdapat suatu peningkatan, dan hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi hasil penilaian, yang mana siswa rata-rata telah mencapai prestasi kognitifnya dengan baik sekali. Sedangkan dari
12
Hasil angketkuesioner siswa kelas XI IPA XI IPS. Dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2016
60 aspek psikomotorik siswa juga mampu
mengamalkan dan mempraktekkan
secara maksimal dari materi-materi yang telah dipelajarinya.
2. Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh atau efek tidak langsung hanya difokuskan pada pencapaian prestasi aspek afektif yaitu sikap dan nilai. Dari strategi
pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru, disamping siswa memperoleh pemahaman dan keterampilan mempraktikkannya pada saat itu juga, siswa
diharapkan mampu menanamkan sikap pada dirinya dan peka menilai dan menyimpulkan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, baik pada saat
siswa belajar maupun disaat selanjutnya. Bardasarkan wawancara dengan Ibu Nuraini mengenai cara mengukur sikap afektif adalah:
13
“Untuk mengajak siswa dan membawa siswa untuk mengaplikasikan materi yang dipelajari, tidak hanya membutuhkan
semangat dan motivasi dari guru di kelas saja, tetapi juga guru bersama siswa mengaplikasikan dalam kehidupan sekolah khususnya. Seperti
saja dalam hal sholat sunnat, guru tidak hanya menyuruh siswa untuk sholat dzuha, guru harus ikut bergabung dengan siswa untuk
melaksanakannya. Bahkan orang tua harus mendukung mereka dirumah. Sedangkan untuk mengukurnya bisa kita lihat pada
ekstrakurikuler keagamaan, seberapa rajin dan peduli mereka ketika
diadakan kegiatan BTA, sholat jama’ah dzuhur dan juma’ah, sholat dzuha, dan sebagainya…semua kegiatan ini menggunakan absensi”.
Penilaian yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi afektif siswanya adalah adanya kesemangatan dan kerajinan yang
bagus pada siswa dalam mengikuti program keagamaan yang merupakan salah satu program pengembangan diri di sekolah, seperti program
pe mbiasaan sholat berjamaah juma’at dan Baca Tulis Al-Qur’an BTA.
Tidak terdapat siswa yang bolos dalam mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Namun sikap atau nilai ini masih hanya diukur dari sikap atau
kerajinan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah saja, belum diukur dari sikap dan kepribadian siswa dalam
melaksanakan ibadah di luar sekolah di rumah dan di masyarakat.
13
Wawancara dengan Ibu Nuraini, Guru PAI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2016 di ruang guru
61
TABEL III, No. Item 9
Tanggapan siswa tentang semangatnya dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah ranah afektif
14
No. Item Alternatif jawaban
F 100
A Selalu semangat
101 76,52
B Biasa saja sedang
31 23,48
C Tidak semangat
- JUMLAH
132 100
Dari data di atas dinyatakan bahwa pembelajaran yang diusahakan secara maksimal oleh guru dapat memberikan suatu pengaruh terhadap
siswa agar bisa dan sanggup mengaplikasikan materi-materi agama yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, dimana saja mereka berada, baik
disekolah maupun dirumah dengan persentase 76,52 siswa selalu semangat dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah dan 23,48
siswa merespon biasa-biasa saja dalam semangat mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah sedangkan tidak ada siswa yang merespon ketidak
semangatan mereka dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA
Negeri 7 Tangerang Selatan selalu semangat dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah.
Untuk mengukur hal ini guru mengukurnya melalui sikap atau nilai siswa ketika mengikuti ekstrakurikuler keagamaan. Sedangkan di rumah
dan di masyarakat guru sulit untuk mengidentifikasinya. Namun guru tetap berusaha, untuk itu dianjurkan kepada orang tua untuk selalu mengontrol
anaknya dirumah.
14
Hasil angketkuesioner siswa kelas XI IPA XI IPS. Dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2016
62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam pengelolaan kelas, guru harus memiliki keterampilan:
a. Menciptakan dan memelihara iklim belajar yang optimal.
b. Mengendalikan kondisi belajar agar berlangsung efektif dan efisien.
c. Mengatur peralatan dalam kelas.
d. Mengatur sosio-emosional.
2. Pengaruh langsung keterampilan pengelolaan kelas yang dilaksanakan
dalam pembelajaran PAI terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui proses evaluasi penguasaan materi kognitif dan praktik psikomotorik.
Sedangkan pengaruh tidak langsungnya yaitu meningkatnya prestasi sikap dan nilai afektif siswa dalam pembelajaran agama Islam. Secara tidak
langsung pengelolaan kelas masih diusahakan dengan maksimal untuk memberikan dampakpengaruh terhadap prestasi siswa agar bisa dan
sanggup mengaplikasikan materi-materi agama Islam yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, dimana dan kapan saja mereka berada.
63
B. Saran
Keterampilan guru dalam Pengelolaan kelas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di SMAN 7 Tangerang Selatan
belum bisa dikatakan baik dan maksimal karena masih banyak kekurangan, baik dari sarana maupun dari siswa itu sendiri. Oleh karena itu guru PAI dan
Kepala Sekolah serta guru-guru lainnya sangat diperlukan dukungannya secara kompak, demi terwujudnya lingkungan belajar siswa yang optimal.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, N.A. Sistem Manajemen Kelas-Kelas Modern jilid II Manajemen Perilaku Murid. Bandung: Suri, 2004.
-------, Sistem Manajemen Kelas-Kelas Modern jilid III Manajemen Strategi- Strategi Instruksional. Bandung: Suri, 2004.
-------, Menciptakan Iklim Mengajar-Belajar Positif di Kelas-Kelas. Bandung: Suri, 2005.
Amirullah, Hari. Jenis-jenis Keterampilan. Jakarta: Pustaka Press, 2003. Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.
Jakarta: Rajawali, 1992. -------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
2002. -------, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Azhar, Imam. Pengelolaan Kelas Dari Teori Ke Praktek. Yogyakarta: Insyira, 2013.
Burhanuddinn dkk. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2003.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2007.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, 1991. Hamalik, Oemar. Metode Belajar Dan Kesulitan - Kesulitan Belajar, Bandung:
Tarsito, 1995. Hasibuan, J.J. dkk. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya, 1998.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.