Tujuan Sekolah Profil SMA Negeri 7 Tangerang Selatan

51 B. Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas 1. Permasalahan Pengelolaan Kelas yang Dihadapi Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas sering timbul masalah-masalah tingkah laku yang tidak diinginkan dari siswa. Gangguan yang sering terjadi di kelas adalah seperti siswa yang mengganggu temannya, usil terhadap teman sebelahnya. Guru pun mendekati untuk menghampirinya tanpa mengungkapkan kata sepatah pun, maka siswa bisa tenang dan diam seketika itu. Memang suatu bentuk tingkah laku siswa yang rawan terjadi di kelas, untuk menarik perhatian orang lain di sekitarnya. Sehingga guru tidak terlalu banyak merespon atau menegur mereka. 3 Kemudian, masalah yang juga sering terjadi dalam Pembelajaran Agama Islam adalah terdapat siswa yang belum PD Percaya Diri untuk mengungkapkan jawaban secara lisan, dan mempraktikkan materi yang dipelajari. Dalam hal ini guru pun berusaha untuk memberikan motivasi pada mereka dan mensupport mereka, menunjukkan segi keberhasilan siswa, memberi penguatan positif, serta memberikan hadiah yang berbentuk nilai atau poin plus ketika siswa tersebut aktif. Dengan cara yang dilakukan guru inilah siswa yang kurang Percaya Diri dapat termotivasi untuk aktif. 4 Di samping itu, terdapat masalah dalam proses pembelajaran, yaitu siswa yang suka izin keluar kelas pada saat pelajaran agama. Guru pun mengambil langkah awal dengan menanyakan penyebab keseringan siswa izin keluar kelas, dan apabila tidak ada penyebab logis maka guru membuat kesepakatan kelas bahwa pada waktu pelajaran, siswa pada waktu istirahat harus ke kamar mandi sebelum masuk kelas yang harus dipatuhi sebagai pengembangan diri disiplin pada siswa. Norma yang 3 Wawancara dengan Ibu Nuraini, Guru PAI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2016 di ruang guru 4 Wawancara dengan Satria Nugraha, siswa didikan Ibu Nuraini pada tanggal 22 Agustus 2016 di ruang kelas 52 dibuat ini dipilih guru akibat dari tingkah laku siswa yang kurang disiplin dan mengganggu iklim suasana mengajar-belajar. 5

2. Penciptaan dan Pemeliharaan Iklim Pembelajaran yang Optimal.

Dalam proses belajar-mengajar, siswa menginginkan untuk fokus kepada materi yang dijelaskan guru. Oleh karena itu, guru memberikan segala perhatiannya ke siswa dengan cara memberikan materi sambil berinteraksi kepada siswa, juga diselipi dengan membuat dialog tentang fenomena yang berhubungan dengan materi tersebut dan memperhatikan setiap sudut siswa dengan tujuan agar semua siswa dapat fokus kepada materinya. Dengan kegiatan tersebut proses belajar-mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. 6 Kemudian sering kali juga terdapat siswa tidak mengerjakan PR atau siswa diketahui melakukan tindakan mencontek temannya ketika ulangan harian. Mengenai hal ini, guru pun memperingatinya. Jika siswa tersebut mengulanginya lagi, maka guru memberikan sebuah hukuman seperti berdiri di depan kelas selama proses belajar-mengajar berlangsung atau mengikuti ulangan susulan sendirian. Dengan cara inilah siswa akan diajarkan sikap disiplin dalam belajar. Disamping itu, guru kerap kali memberikan sebuah pertanyaan disela- sela memjelaskan suatu materi dengan tujuan agar siswanya dapat aktif dalam proses belajar-mengajar. Jika terdapat siswa menjawab pertanyaan yang guru lontarkan tersebut, maka guru memberinya penguatan berupa apresiasi, bisa dengan memberikan applause dan juga bisa dengan memberikan hadiah berupa nilai poin tambah. Cara ini akan meningkatkan keadaan kelas agar semakin aktif dan pembelajaran pun berjalan dengan baik. 5 Wawancara dengan Ibu Nuraini, Guru PAI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2016 di ruang guru 6 Wawancara dengan Satria Nugraha, siswa didikan Ibu Nuraini pada tanggal 22 Agustus 2016 di ruang kelas 53

3. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengendalian Kondisi

Belajar yang Optimal. Guru tidak hanya diwajibkan untuk mengajar saja, melainkan juga ditugaskan untuk memberikan contoh prilaku yang baik kepada siswa. Dalam memberikan contoh prilaku yang baik kepada siswa, guru melakukannya di dalam kelas karena kelas merupakan tempat pembelajaran sekaligus pendidikan buat siswa. Guru melakukannya dengan datang tepat waktu ketika proses belajar-mengajar telah dimulai. Karena datang tepat waktu dan tidak terlambat itu mencerminkan dari awal sesuatu yang baik. Dengan begitu siswa pun akan mencontoh gurunya dengan datang tidak telat lagi dan kedisiplinan siswa pun akan terasah sedikit demi sedikit. 7 Ketika di sekolah terdapat siswa yang bersikap apatis tidak peduli terhadap apa yang dilakukannya di sekolah, kemudian guru menemukan siswa tersebut perilakunya semakin hari semakin terlihat baik, maka yang pertama guru lakukan adalah memberinya penguatan dengan cara mendukungnya agar prilakunya bisa terus seperti ini. Dengan begitu siswa ini akan meninggalkan perilaku buruknya di masa lalu dan akan melakukan hal baik saja ke depannya. Banyak ditemui fenomena siswa yang suka melakukan kegiatan merokok di lingkungan sekolah. Jika ada siswa yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah, hal pertama yang guru lakukan adalah memperingatinya agar jangan merokok lagi di sekolah. Jika terulang kembali maka guru memberi hukuman skorsing yaitu tidak boleh mengikuti pelajarannya dalam beberapa kali tatap muka. Hal itu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada siswa. 8 7 Wawancara dengan Ibu Nuraini, Guru PAI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2016 di ruang guru 8 Wawancara dengan Satria Nugraha, siswa didikan Ibu Nuraini pada tanggal 22 Agustus 2016 di ruang kelas 54

4. Pengaturan Peralatan dalam Kelas

Dalam sebuah ruangan kelas, bagi guru posisi tempat duduk siswa merupakan suatu hal penting dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu posisi tersebut diatur sedemikian rupa agar proses belajar-mengajar berlangsung dengan baik. Pengaturan posisi duduk siswa standar sekolah adalah dengan berbanjarberbaris ke belakang dan semua siswa menghadap papan tulis di depan kelas. Namun guru terkadang memodifikasinya, dengan berbentuk melingkar, berbentuk letter U, dsb. Akan tetapi guru PAI lebih memilih bentuk standar sekolah dalam pembelajarannya. Salah satu faktor dalam kelancaran proses belajar-mengajar adalah adanya ruang udara dan cahaya yang cukup masuk ke dalam ruangan kelas. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa pengap karena kurangnya udara yang masuk dan juga tidak merasa gelap karena minimnya cahaya. Namun sekarang zaman sudah canggih, sekolah sudah menggunakan pendingin ruangan seperti AC agar siswa nyaman dalam belajar. Dan apabila kurang cahaya yang masuk ke dalam kelas bisa menggunakan lampu untuk menerangkan kelas tersebut. Hal tersebut sudah tidak menjadi masalah lagi. Di dalam ruang kelas terdapat barang-barang keperluan kelas seperti sapu, kemoceng, penghapus papan tulis, spidol, dsb. Barang- barang tersebut diletakkan ditempat yang semestinya agar tidak mengganggu jalannya proses belajar-mengajar. Seperti misalnya sapu diletakkan disudut ruangan, kemoceng diletakkan dalam lemari kelas, dan juga penghapus papan tulis dan spidol diletakkan sesuai tempatnya. Dengan demikian kelas pun akan terlihat indah dan kegiatan belajar-mengajar juga akan terlaksana dengan baik. 55

5. Pengaturan Sosio-emosional

Kondisi sosio-emosional mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi: a. Tipe Kepemimpinan Peranan guru, tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kememimpinan yang paling berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa apatis. Tetapi di pihak lain juga menghasilkan sikap yang agresif. Kedua sikap yaitu apatis dan agresif ini merupakan sumber problema manajemen, baik yang sifatnya individual maupun kelompok kelas sebagai keseluruhan. Dengan kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua aktivitas menjadi menurun. Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai agar terciptanya kondisi belajar yang optimal. b. Sikap Guru Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu kenyakinan bahwa tiangkah laku siswa akan dapat diperbaiki. c. Suara Guru Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang baik adalah suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. 56 d. Pembinaan Hubungan Baik Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah, semangat, bersikap optimis, dan realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya. C. Pengaruh Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan Dengan keterampilan pengelolaan kelas diharapkan dapat mengantarkan kepada pembelajaran aktif, menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dan prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal. Pengaruh ini akan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Pengaruh Langsung

Pengaruh langsung ini di fokuskan pada prestasi yang berupa aspek kognitif dan psikomotorik. Dari strategi pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru, siswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman secara langsung saat itu juga, sehingga siswa mempraktikkan apa yang mereka sudah pelajari. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nuraini tentang dampak dari keterampilan pengelolaan kelas pada aspek prestasi kognitif dan psikomotorik adalah: 9 “Siswa dalam mempelajari agama Islam di sekolah diharapkan dapat memahami materi yang dipelajari, tentu saja acuan tujuannya sesuai dengan KD dan indikator yang ada di RPP. Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi, yaitu pada waktu proses pembelajaran dapat digunakan tanya jawab, dengan ini kita dapat mengetahui siswa yang aktif dan yang tidak atau tes tulis cepat, yaitu guru memberikan pertanyaan dan siswa langsung 9 Wawancara dengan Ibu Nuraini, Guru PAI SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2016 di ruang guru