Pengelolaan Kelas Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan

18 dalam mengelola kelas juga besar. Terkadang para pembelajar diharapkan mampu menunjukkan alasan yang rasional untuk menerima perilaku pembelajar. Ada tiga cara bagi para pembelajar yang dapat digunakan untuk memprtahankan dan memelihara focus pebelajar dalam prosespembelajaran. Yaitu: 1 Mengembangkan cara-cara yang dapat membuat para pebelajar memiliki sikap tanggung jawab, seperti: pemberian tugas individual, presentasi, produk dan uji kompetensi. 2 Menggunakan kelompok, dan 3 Memformat kelas atau materi pelajaran yang minim dengan kebosanan. c. Model Behaviristik Behavioristik merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. d. Model Konstruktivis Teori belajar kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan konstruksi pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam diri seseorang. Si pelajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. Kontruktivistik menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam , pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. 19 Pembelajaran berbasiskan konstruktivisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut; 1 Pengetahuan adalah non-objektif, temporer, selalu berubah dan tidak menentu. 2 Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. 3 Mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Sistem pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran dimasa kini dan masa akan datang semakin kompleks. Kompleksitas itu menghendaki guru-guru perlu memiliki suatu wawasan tentang bagaimana mengelola kelas- kelasnya secara lebih efektif. Guru dalam memainkan perannya dan tugasnya mempunyai responsibilitas untuk menyelenggarakan program- program instruksional pengajaran dan pembelajaran dan menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan guna memungkinkan setiap siswa mengembangkan potensi-potensinya secara maksimal. Kelas yang diorganisasi dengan baik dan dikelola secara efektif dan efisien merupakan fundasi esensial bagi terselenggaranya suatu program instruksional yang baik dan terciptanya suatu iklim saling merespek dan memperdulikan antara siswa dan guru. Oleh karena itu dapat diidentifikasi dengan 2 kunci sebagai komponen yang penting dalam sebuah kelas yang dikelola dengan baik, yaitu: 20 a. Kegiatan Administrasi Manajemen Kegiatan administrasi pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Sebuah kelas sebagai suatu unit kerja yang di dalamnya bekerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas melakukan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, komunikasi, dan kontrol. 1 Perencanaan kelas Program umum berupa kurikulum sebagai program umum harus diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa program harian 2 Pengorganisasian kelas Program kelas sebagai rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat dilaksanakan dan diwujudkan. Aspek terpenting dalam pengorganisasian ini adalah usaha dalam menempatkan personal yang tepat pada tempat yang tepat, dengan memperhatikan kemampuannya, tingkat pendidikannya, masa kerja dan pengalamannya dan lain-lain. Kemudian melengkapinya dengan alat-alat yang memugkinkan personal tersebut melaksanakan tugas-tugasnya. 3 Pengarahan Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan, yang mana kegiatan ini harus diusahakan untuk tidak menyimpang dari rencana atau program yang telah disusun. Untuk 21 itu diperlukan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk bahkan bimbingan-bimbingan agar kegiatan tidak menyimpang dari rel yang seharusnya. 4 Koordinasi kelas Koordinasi kelas merupakan kegiatan membawa personal, material, semua fasilitas, teknik-teknik dan tujuan kedalam suatu hubungan kerja yang harmonis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi kelas dapat diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peran masing-masing. Setiap personal menyampaikan saran, pendapat, dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja orang lain 5 Komunikasi kelas Komunikasi disalurkan berupa kesediaan menyampaikan keterangan dan penjelasan yang diperlukan oleh pihak lain sebagai anggota kelas untuk mewujudkan program kelas. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal di dalam rapat atau diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal hubungan pribadi dalam setiap kesempatan di dalam dan di luar kelassekolah. 6 Kontrol kelas Kontrol dihubungkan dengan program yang disusun, dengan maksud menilai apakah tujuan telah dicapai atau sampai dimana tujuan telah diwujudkan. Bentuk konkrit kontrol berupa realisasi jadwal pelajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi setiap personal dalam program kelas. Melalui kontrol dapat diperoleh data tentang keberhasilan dan ketidaberhasilan setiap kegiatan. 22 b. Kegiatan Operatif Manajemen Kelas Kegiatan manajemen administrasi kelas harus ditunjang dengan kegiatan manajemen operatif agar seluruh program berlangsung efektif bagi pencapaian tujuan dan keberhasilan belajar. kegiatan ini meliputi: 1 Tata usaha kelas Tercakup seluruh kegiatan manajemen administratif kelas dan manajemen operatif sebagai kegiatan yang berangkai dan dikendalikan agar seluruhnya tertuju pada tujuan yang sama. Kegiatan tata usaha dapat berupa menghimpun dan mencatat data murid diantaranya nama, tempat dan tanggal lahir, data kesehatan dan nilai hasil belajar, hubungan sosial, mencatat atau membuat buku inventaris kelas, membuat jadwal pelajaran, mengirim laporan kelas. Untuk itu dibutuhkan berbagai sarana penunjang seperti buku stambuk, buku laporan pendidikan, dan lain-lain, yang menyangkut aspek perbekalan dalam kegiatan manajemen operatif. 2 Perbekalan kelas Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program kelas berlangsung secara efekif. Perbekalan kelas dapat berupa: papan tulis, dan berbagai alat peraga, raport, meja kursi guru dan murid. 3 Kegiatan keuangan kelas Pengadaan, pemeliharaan perbekalan kelas, dan pelaksanaan beberapa program kelas mengharuskan tersedianya sejumlah dana. Dana dari murid untuk melakukan kegiatan kelas, pengelolaannya dilakukan oleh murid sendiri dengan pengawasan atau dilakukan oleh guru dan 23 wali kelas. Sedangkan dana yang bersumber dari sekolah untuk kepentingan kelas dibawah bimbingan guru dan kepala sekolah. 4 Pembinaan personal kelas Pengelolaan personal yang terdiri dari siswa-siswa. Kegiatan ini berkenaan dengan aspek penempatan murid, yaitu; tempat duduk murid, besar kecilnya badan, kesehatan mata dan pendengaran murid serta jenis kelamin dan persahabatan antar murid, pengelompokan dalam kelompok belajar dengan memperhatikan aspek intelegensi, bakat dan minat. 5 Hubungan masyarakat di lingkungan sekolah Hubungan masyarakat diciptakan secara intern dan ekstern. Secara intern menyangkut usaha memberikan informasi dan penjelasan pada murid di kelas lain atau pada guru-guru yang tidak bertugas di kelas tersebut, agar memahami program yang hendak direalisir di suatu kelas. Sedangkan yang ekstern dapat dilakukan dengan orang tuawali murid, dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang program kelas 6 Kepemimpinan wali kelas Kepemimpinan diartikan sebagai mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Guru kelas harus melakukan usaha menggerakkan, memotivasi, menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dan guru terarah pada tujuan yang terdapat dalam program kelas. 24 4. Tujuan Pengelolaan Kelas Tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut, pertama: mewujudkan situasi dan kodisi kelas, baik secara lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. Kedua: menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran. Ketiga: menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. Keempat: membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. 9 Sedangkan menurut Nurhasnawati tujuan pengelolaan kelas yaitu: a. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya b. Membantu siswa agar mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri sendiri diri dalam tugas serta tingkah laku sesuai dengan kegiatan kelas 10 Selanjutnya Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengejaran secara efektif dan efisien. 11 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa tujuan pengelolaan kelas adalah untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya dan menghilangkan hambatan yang dapat 9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 18 10 Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Micro, Pekanbaru: Suska Press, 2002, h. 31 11 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Rajawali Pers, 2000, h.69 25 mengganggu pembelajaran sehingga dapat tercapainya efektifitas atau keberhasilan pembelajaran. 5. Masalah Pengelolaan Kelas a. Masalah pada aspek fisik Bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual, yaitu: 12 1 Tingkah laku menarik perhatian Siswa mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dianggapnya dapat menarik perhatian orang lain. Sehingga diberi bantuan ekstra. 2 Tingkah laku mencari kekuasaan Siswa berperilaku yang dapat menguasai orang lain seperti mendebat, marah, dan selalu lupa pada peraturan kelas yang disepakati sebelumnya. 3 Tingkah laku membalas dendam Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya merasa lebih kuat, misalnya mengancam, menendang, dan sebagainya. 4 Peragaan ketidakmampuan. Siswa biasanya sangat apatis terhadap pekerjaan apapun. b. Masalah pada aspek non-fisik Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Lois V. Johnson dan Marry A. Bany adalah: 13 12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Manajemen Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003, h. 201. 13 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2004, h. 119 26 1 Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya. 2 Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek kelas yang dalam pengajaran Seni Suara menyanyi dengan suara sumbang. 3 “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas. 4 Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap. 5 Semangat kerja rendah. Misalnya aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil. 6 Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain. Masalah pengelolaan kelas aspek fisik biasanya cenderung tidak menjadi sesuatu berkepanjangan. Tetapi aspek nonfisik seringkali menjadi masalah serius. Namun masalah tersebut tetap harus ditangani secara baik. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. 6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu: faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah 27 suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, perlu dikuasai oleh guru prinsip-prinsip pengelolaan kelas, yang meliputi: 14 a. Hangat dan Antusias Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. b. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, selanjutnya akan menambah menarik parrhatian siswa dan dapat mengendalikan gairah belajar siswa. c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaannya merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. d. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didk serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. 14 Idem,… h. 78 28 e. Penekanan pada hal-hal yang positif Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. f. Penanaman disiplin diri Siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu, guru selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Keakraban guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang, kevariasian dalam pembelajaran, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya, penekanan guru tarhadap tingkah laku siswa yang positif, dan keteladanan guru merupakan modal awal dalam penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan menambah menarik perhatian anak didik, Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini merupakan konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dalam aspek rohani dan jasmani yang berlangsung secara bertahap agar menjadi lebih baik. 15 15 Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 12 29 Agama Islam merupakan sebuah agama yang mengajarkan ketauhidan untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Allah SWT namun tetap menghormati kerukunan antarumat beragama. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 16 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus mempunyai landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan agama Islam itu dihubungkan, yaitu: 17 a. Al-Quran Al-Quran adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada nabi Muhammad SAW. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. b. As-Sunnah As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. 16 Drs. Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 75 17 Dr. Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 19 30 c. Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqaha yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat Islam untuk menetapkanmenentukan sesuatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Quran dan Sunnah. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Jika kita berbicara tentang tujuan Pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami. Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. 18 Ada beberapa tujuan pendidikan Islam: 19 a. Tujuan Umum Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. b. Tujuan Akhir Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Oleh karena itu, orang yang sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang. 18 Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam ,… h. 108 19 Dr. Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam ,… h. 30 31 Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai Muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam. 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Fungsi pendidikan agama Islam adalah secara sadar dapat membimbing, mengajar, dan melatih siswa agar dapat: a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga b. Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain. c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahannya dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 20 5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup PAI di SMA menurut PERMENDIKNAS RI NO 22 Tahun 2006 meliputi Keimanan, Al- Qur’an dan Hadits, Akhlak, FiqihIbadah, serta TarikhSejarah Islam 21 Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan di antaranya: 20 Drs. Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ,… h. 83 21 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomer 22 Tahun 2006 32 a. Pengajaran keimanan 22 Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak yang Maha Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujud-Nya yang sering disebut dengan tauhid. Keimanan merupakan akar suatu pokok agama, pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. b. Pengajaran akhlak Kata akhlak berawal dari bahasa Arab yang berarti bentuk kejadian dalam hal ini bentuk batin atau psikis manusia. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia sebagai sistem yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Manusia dan lainnya yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. c. Pengajaran ibadah Ibadah menurut bahasa artinya, taat, tunduk, turut, ikut dan doa. Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Pengajaran ibadah ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ibadah tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga situasi proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. d. Pengajaran al-Qur’an dan Hadist Al- Qur’an dan Hadist adalah sumber ajaran agama Islam pertama dan utama. Al- Qur’an dan Hadist adalah kitab suci yang memuat firman- firman wahyu Allah dan sabda Rasulullah. 22 Buku Pedoman Ajar PAI SMA Tahun 2015-2016