5
pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan, memperbaiki belajar siswa sehingga tetap tertarik terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih
mudah dalam menerima pembelajaran. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak
selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan
bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus
mereka capai.
5
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan siswa.
6
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
baik dan sungguh-sungguh. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan
lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu
jalannya kegiatan
belajar mengajar,
guru berusaha
mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan tertentu
yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar maupun di
Sekolah Menengah memiliki tujuan dan fungsi berbeda dari setiap komponen materi yang dipelajari oleh siswa. Guru pendidikan agama Islam harus mampu
5
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009,h. 21
6
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group, 2008, h. 29
6
memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran dan mampu mengelola kelas dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga prestasi yang dihasilkan
memungkinkan dapat membantu siswa dalam mencapai suatu kemudahan, kecepatan mencapai kebiasaan, dan kesenangan murid dalam mempelajari
Islam untuk dijadikan pedoman dan petunjuk hidup dalam kehidupan siswa. Prestasi ini tidak hanya terlihat dalam lingkungan sekolah saja, tetapi juga
teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas yang hanya
terjadwal dengan dua jam mata pelajaran setiap minggunya pada SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, memiliki nilai kebutuhan yang tinggi bagi siswa.
Dengan waktu sangat minim dan komponen materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermacam-macam tujuan dan fungsinya, maka dibuatlah
perencanaan pembelajaran dengan matang agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan.
Namun dalam proses belajar mengajar di kelas sering ditemui sikap atau tingkah laku siswa yang dapat mengganggu selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Untuk mencegah timbulnya tingkah
laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada
peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan- pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah.
Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan yang baik ialah
7
bersifat menantang dan memacu siswa untuk belajar, memberikan rasa ramah dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
7
Meskipun pengelolaan kelas berkedudukan penting seperti dijelaskan di atas, namun banyak aspek pengelolaan kelas yang diabaikan guru. Sehingga
hal itu mempunyai efek negatif terhadap proses belajar siswa baik dari segi menurunnya motivasi belajar, menurunnya kedisplinan murid, serta hal-hal
yang tidak diharapkan. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak
hanya memiliki pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memanage atau mengelola
kelas baik secara fisik maupun kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif
sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
8
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang realisasi pengelolaan kelas serta faktor-faktor
pendukung dan penghambatnya. Untuk itu, penelitian ini diberi judul: PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM PENGELOLAAN
KELAS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 7 TANGERANG SELATAN
7
Idem… h. 34
8
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia, 1990, h. 63
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun kondisi yang ada saat ini adalah:
1. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran PAI
2. Waktu belajar yang sangat minim menuntut guru untuk dapat membuat
sebuah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan matang
C. Pembatasan Masalah
Kajian dalam penelitian ini mencakup tentang masalah-masalah pengelolaan kelas yang dihadapi Guru Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 7 Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
Apakah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas mampu menghasilkan peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang
Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan. 2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai bahan masukan konstruktif untuk memperluas pengetahuan tentang keterampilan pengelolaan
kelas, serta sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan keterampilan pengelolaan kelas.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecakapankemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas.
1
Sedangkan menurut istilah berarti kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil latihan dan pengalaman yang telah didapat.
2. Jenis-jenis Keterampilan
Pada dasarnya keterampilan ada 4 jenis, yaitu:
2
a. Basic Literacy Skill
Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang seperti; membaca, menulis, dan
mendengar.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Hari Amirullah, Jenis-jenis Keterampilan, Jakarta: Pustaka Press, 2003, h. 17
10
b. Technical Skill
Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki seperti; menghitung secara tepat, dan
mengoperasikan computer. c.
Interpersonal Skill Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara
efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja seperti; pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara
jelas, dan bekerja dalam satu tim. d.
Problem Solving Menyelesaikan masalah adalah proses aktifitas untuk menajamkan
logika, berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan
menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.
3. Keterampilan Guru Keterampilan guru adalah seperangkat kemampuankecakapan
guru dalam melatihmembimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada
lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan guru adalah penilaian
berupa tanggapan
atau pendapat
siswa terhadap
kemampuankecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mencampai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-
keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Turney mengemukakan 8 delapan keterampilan dasar mengajar, yakni:
3
3
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h. 71
11
a. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap
siswa.Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan
mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa
atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik
Bertanya, Jenis pertanyaan. b.
Keterampilan memberikan penguatan Penguatan reinforcement adalah segala bentuk respons, baik
bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik feed back bagi si penerima siswa, atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal
dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture,
mimik muka ekspresi, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan contact, penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, dan sebagainya.
12
c. Keterampilan mengadakan variasi
“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini,
“variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk
mengurangi rasa bosan yang membuat siswa tidak lagi fokus pada proses KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu
melakukan berbagai “variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.
d. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: Merencanakan, hal ini
mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan
penggunaan hukum, rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1 Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha
tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran
meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,