Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 kinerja organisasi dan perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Metode ini pertama dikenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992, melalui artikel mereka yang berjudul balanced scorecard-measure that drive performance. Pada konsep ini, mereka memperkenalkan empat perspektif yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh, yaitu: perspektif keuangan financial perspective, perspektif pelanggan customer perspective, perspektif bisnis internal internal business perspective, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan learning and growth perspective. Metode Balanced Scorecard dipilih dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja perusahaan karena metode ini dapat menyeimbangkan antara perspektif keuangan dalam pengukuran kinerja tradisional dengan aspek-aspek di luar keuangan yang juga sama pentingnya bagi perkembangan perusahaan. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BRI atau Bank BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya, Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebahai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 4 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 di tangan pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia persero Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini www.bri.co.id, diakses tanggal 1 Maret 2016 pada pukul 23.27 WIB. Sebagai salah satu bank nasional milik pemerintah, tentunya Bank Rakyat Indonesia tunduk pada hukum, peraturan, dan kebijakan lainnya yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, terus dilakukan perbaikan berkelanjutan di berbagai bidang, terutama untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan. Saat ini, sistem pengukuran kinerja Bank Rakyat Indonesia bersifat finansial dan non finansial, namun terlihat ketidakseimbangan terhadap nilai perusahaan sesungguhnya karena Bank Rakyat Indonesia masih memandang pengukuran finansial dan non finansial sebagai dua hal penting yang tidak berkorelasi. Bank Rakyat Indonesia mengandalkan pengukuran kinerja yang bersifat finansial yang bersumber dari laporan keuangan, dan tidak terintegrasi dengan pengukuran kinerja lain yang bersifat non finansial, sehingga data tersebut 5 hanya menunjukkan efisiensi dan tidak dapat menunjukkan kemampuan perusahaan secara keseluruhan. Mengingat lingkungan persaingan bisnis saat ini yang begitu ketat, maka Bank Rakyat Indonesia tentu membutuhkan sistem pengukuran kinerja tepat yang dapat memberikan sudut pandang terhadap bisnis secara keseluruhan agar dapat bersaing dan bahkan unggul dalam persaingan. Dengan demikian, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena cukup penting mengetahui penerapan Balanced Scorecard yang telah diterapkan oleh perusahaan dalam mengukur kinerja manajemen. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah perspektif keuangan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2. Apakah perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 6 3. Apakah perspektif bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 4. Apakah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 5. Variabel independen perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan manakah yang paling dominan mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan memperoleh bukti empiris tentang: a. Untuk menganalisa pengaruh perspektif keuangan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. b. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pelanggan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. c. Untuk menganalisa pengaruh perspektif bisnis internal terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. d. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. e. Untuk menganalisa variabel independen perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif 7 pembelajaran dan pertumbuhan manakah yang paling dominan mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk pihak intern: a. Sebagai alternatif pengkuran kinerja yang lebih komprehensif dalam menilai kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. b. Menambah wawasan bagi manajemen mengenai pentingnya faktor- faktor non finansial yang mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. c. Hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai pertimbangan- pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan dan strategi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. d. Sebagai alat pembanding dan pengukur keberhasilan kinerja manajemen dalam mencapai visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2. Manfaat untuk pihak esktern: a. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan pada perusahaan. b. Sebagai alat pertimbangan bagi investor yang ingin menginvestasikan modalnya di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 8 c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang menyangkut kepada evaluasi kinerja manajemen perusahaan dalam bidang jasa perbankan. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan instansi menghadapi krisis yang serius www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul 20.09 WIB. Kinerja menurut Kasnawati 2011: 25 merupakan istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Sedangkan penilaian kinerja sebagai suatu proses komunikasi, berarti penilai berusaha memberikan informasi kepada organisasi tentang kinerja karyawan. Dengan demikian, kinerja merupakan prestasi yang dicapai pegawai berdasarkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan yang berpedoman pada standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan satndar dan kriteria yang ditetapkan 10 untuk pekerjaan itu Rivai, 2005: 17. Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan Cushway, 2002: 1998. Kinerja menurut Mangkunegara 2000: 67 adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

B. Konsep Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akuisisi yang dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar dilakukannya pengukuran kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul 20.36 WIB. Menurut Gaspersz 2003: 6-7 dalam melaksanakan kegiatan organisasi memiliki berbagai rumusan sasaran dan tujuan. Untuk mengetahui apakah sasaran dan tujuan suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai, dibutuhkan suatu pengukuran yang didefinisikan sebagai suatu cara memantau dan menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis perusahaan. Pengukuran dapat berupa indikator yang memimpin kinerja atau hasil akhir yang merupakan indikator kinerja kunci dan suatu tingkat kinerja yang diharapkan atau 11 peningkatan yang diperlukan di masa mendatang ditetapkan dengan menggunkan target. Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama proses kerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai.

C. Sejarah Balanced Scorecard

Awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya, Balanced Scorecard mengalami perkembangan implementasinya. Tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. Dengan demikian konsep dan penerapan Balanced Scorecard telah mengalami perubahan pesat sejak saat diperkenalkan pertama kali di USA. Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, menyeponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Balanced Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek maupun jangka panjang. Dari percobaan penggunaan Balanced Scorecard pada tahun 1990-1992, perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam eksperimen tersebut