Theory of Reason Action TRA Theory of Planned Behavior TPB

2.3 Teori-Teori Penerimaan Teknologi

Beberapa model dan teori yang telah digunakan dalam literatur sistem informasi untuk menjelaskan bagaimana individual organisasi mengadopsi teknologi baru. Teori dan model tersebut adalah Theory of Reason Action TRA, Theory of Planned Behavior TPB, Social Cognitive Theory, Task-Fit Theory, dan Technology Acceptance Model TAM. Dan model atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology UTAUT, yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh 2003.

2.3.1 Theory of Reason Action TRA

Theory of Reason Action TRA dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen 1975 dan 1980. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Berdasarkan teori ini, performa individual dari perilaku spesifik menentukan perhatian perilaku yang menunjukkan sikap attitude toward behavior dan norma subjektif subjective norms berdasarkan keyakinan terhadap perilaku. Teori ini merekomendasikan bahwa persepsi mendatangkan inovasi secara spesifik, dimana difusi teori inovasi mempunyai lima karakter spesifik dari dampak inovasi perilaku adopsi Agarwal dan Prasad, 1997. Teori ini merupakan teori yang paling sering digunakan dalam model teoritis dalam sistem informasi. Akan tetapi dikarenakan norma subjektif ini tidak memiliki kepastian teori dan ukurannya adalah aspek psikologi seseorang yang sifatnya sangat subjektif, maka komponen norma subjektif ini tidak dimasukkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kedalam TAM. Oleh karena itu Davis menyempurnakan teori ini dengan menciptakan TAM. Gambar 2.1 Theory of Reason Action TRA Sumber: Davis, 1989

2.3.2 Theory of Planned Behavior TPB

Theory of Planned Behavior TPB merupakan perluasan dari TRA. TPB dikembangkan oleh Ajzen 1991 dengan teori perilaku terencana theory of planned behavior, di mana determinan intensi tidak hanya dua sikap terhadap perilaku yang bersangkutan dan norma-norma subjektif melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek kontrol perilaku yang dihayati perceived behavioral control, yaitu : 1. Keyakinan yang berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu 2. Keyakinan pada norma-norma subjektif 3. Keyakinan pada kontrol perilaku yang dihayati. Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma Beliefs Evaluation Normative Beliefs Motivation to company Subjective Norm Attitude toward behavior Behavioral Intention Actual Behavior UNIVERSITAS SUMATERA UTARA subjektif dalam diri individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan perilaku tertentu Ajzen, 1991. Intensi diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Sebagai aturan umum, semakin keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kecenderungan ia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut. Intensi untuk berperilaku dapat menjadi perilaku sebenarnya hanya jika perilaku tersebut ada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Individu tersebut memiliki pilihan untuk memutuskan menampilkan perilaku terterntu atau tidak sama sekali Ajzen, 1991. Sampai seberapa jauh individu akan menampilkan perilaku, juga tergantung pada faktor- faktor non motivasional. Jika intensi dianggap sebagai faktor yang konstan, maka usaha-usaha untuk menampilkan perilaku tertentu tergantung pada sejauh mana kontrol yang dimiliki individu tersebut. Hal penting kedua yang mendasari pernyataan bahwa ada hubungan langsung antara kontrol terhadap perilaku yang dihayati perceived behavioral control dan perilaku nyatanya, seringkali dapat digunakan sebagai pengganti atau subtitusi untuk mengukur kontrol nyata actual control. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior TPB Sumber: Ajzen, 1991

2.3.3 Social Cognitive Theory

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, PERSEPSI MANFAAT, DAN PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN INTERNET BANKING TERHADAP KEPERCAYAAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN LAYANAN INTERNET BANKING DI BRI KCP TANJUNG AGUNG

13 100 67

Analisis Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan dan Kepercayaan Terhadap Penggunaan Mobile Banking

0 14 18

PENGARUH KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KENYAMANAN, PERSEPSI RESIKO, DAN KEPERCAYAAN Pengaruh Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kenyamanan, Persepsi Resiko, Dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan Internet Banking (Studi kasus pada Bank B

2 14 15

PENGARUH PRIVASI, KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP MINAT BERTRANSAKSI SECARA ONLINE Pengaruh Privasi, Kepercayaan, Kemudahan, Persepsi Manfaat dan Persepsi Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Secara Online (Studi Kasus

2 6 13

PENGARUH PRIVASI, KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP MINAT Pengaruh Privasi, Kepercayaan, Kemudahan, Persepsi Manfaat dan Persepsi Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Secara Online (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Stu

0 2 18

PENGARUH PERSEPSI RESIKO, KEMUDAHAN, KEGUNAAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP SIKAP DALAM PENGGUNAAN Pengaruh Persepsi Resiko, Kemudahan, Kegunaan , dan Kepercayaan Terhadap Sikap Dalam Penggunaan Mobile Banking (Survey pada nasabah Bank BRI, Bank Mandiri , d

2 6 19

Kuesioner Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking Studi Kasus Di Kota Medan

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teknologi Informasi - Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking (Studi Kasus Di Kota Medan)

1 1 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking (Studi Kasus Di Kota Medan)

0 0 11

SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, PERSEPSI MANFAAT DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM BERTRANSAKSI TERHADAP PENGAPLIKASIAN LAYANAN JASA MOBILE BANKING (STUDI KASUS DI KOTA MEDAN)

0 0 11