17
yang ada selesai dipanen, dengan membayar uang tebusan yang besarnya dihitung menurut rumus sebagai berikut :
Rumus =
Gala tanah pertanian dalam Hukum Adat Aceh merupakan suatu lembaga perjanjian yang dapat menimbulkan prestasi di antara kedua belah pihak, di mana
pihak penggala pemilik tanah prestasinya adalah menyerahkan tanah miliknya ke dalam penguasaan penerima Gala dan mematuhi isi perjanjian lainnya. Penerima
Gala prestasinya adalah menyerahkan kembali tanah tersebut kepada si penggala apabila ditebusnya, penerima Gala tidak dapat menuntut si penggala untuk menebus
tanahnya kecuali telah diperjanjikan sebelumnya. Apabila ada prestasi-prestasi tersebut yang dilanggar oleh para pihak, maka telah terjadi wanprestasi atau
pelanggaran perjanjian Gala-geumala. Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut akan melibatkan lembaga-lembaga desa dan tokoh-tokoh adat yang ada
didesa yang bersangkutan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan di teliti dan dibahas secara lebih mendalam pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi keberadaan perjanjian Gala gadai
tanah pada masyarakat Aceh di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara?
ା½ି
x UG
Universitas Sumatera Utara
18
2. Bagaimana bentuk konstruksi perjanjian Gala gadai tanah pada masyarakat
Aceh di Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara? 3.
Bagaimana penebusan dan penyelesaian sengketa Gala gadai tanah pada masyarakat Aceh di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tesis ini yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi keberadaan perjanjian
Gala gadai tanah pada masyarakat Aceh di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara.
2. Untuk mengetahui bentuk konstruksi perjanjian Gala gadai tanah pada
masyarakat Aceh di Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara. 3.
Untuk mengetahui penebusan dan penyelesaian sengketa Gala gadai tanah pada masyarakat Aceh di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara.
D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat baik secara tioritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para akademisi maupun masyarakat umum dan dapat memberi manfaat guna
menambah khasanah ilmu hukum secara umum dan hukum perjanjian secara
Universitas Sumatera Utara
19
khusus juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan perangkat peraturan menyangkut gadai tanah, khususnya di Provinsi Aceh.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya
penelitian ini
dapat memperkaya
khazanah ilmu
pengetahuan hukum terhadap masalah gadai tanah pada masyarakat adat Aceh.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap judul penelitian tesis yang ada pada Program Magister Kenotariatan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
ditemukan sedikitnya 3 tiga judul tesis terkait tentang gadai tanah pertanian yaitu : 1.
Tesis atas nama Zetria Erma dengan judul Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Ditinjau Dari Hukum Agraria Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian dan Hukum Islam Di Kecamatan Tilatang Kamang.
2. Tesis atas nama Suhardi dengan judul Pengaruh Peraturan Gadai Tanah Pertanian
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian Terhadap Pelaksanaan Gadai Tanah Dalam Hukum Adat
Minangkabau di Nagari Lurah Ampalu. 3.
Tesis atas nama Roy Fachraby Ginting dengan judul Eksistensi Lembaga Gadai Dalam Masyarakat Karo Studi Di Desa Sarimunte, Kecamatan Munte,
Kabupaten Karo.
Universitas Sumatera Utara
20
Tesis ini berbeda dengan tesis tersebut di atas, tesis pertama, lebih mengarah kepada perbandingan dengan hukum agraria dan hukum Islam. Tesis kedua
pembahasannya lebih subtantif membahas peraturan gadai tanah yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah
Pertanian, sedangkan tesis yang ketiga baik daerah penelitian maupun sosial budaya kehidupan masyarakatnya sangant jauh berbeda dengan kehidupan dan sosial budaya
masyarakat di tempat penulis melakukan penelitian.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi