Listrik, Gas, dan Air

ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 26 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Kinerja listrik, gas dan air pada tahun 2015 sebesar 2,23 persen, sedikit lebih cepat dibanding tahun 2014 sebesar 1,82 persen. Membaiknya kinerja perusahaan daerah air minum dibanding tahun 2014 mendorong tumbuhnya kinerja sub kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang tahun 2015 sebesar 3,14 persen. Konsumsi air terbesar digunakan oleh kelompok rumahtangga yang mencapai 91,51 persen dari seluruh volume air yang telah disalurkan. Sementara konsumsi listrik juga terus mengalami peningkatan seiring perkembangan dunia bisnis dan bertambahnya populasi penduduk yang menjadi konsumen utama listrik. Pada tahun 2015 kinerja sub kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 1,27 persen, melambat dibanding tahun 2014 yang mencapai 2,28 persen. Meskipun konsumsi listrik terus meningkat terutama untuk konsumsi listrik rumahtangga namun pertumbuhannya tidak secepat tahun 2014. Gambar 1.12. Kontribusi Listrik, Gas dan Air menurut Kategori Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2015 Ketenagalistrikan Pengadaan Gas dan Produksi Es Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah Jawa Timur 0,08 0,26 0,09 Kab. Ponorogo 0,05 0,01 0,09 ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 27 Bila dilihat menurut kontribusinya terdapat perbedaan struktur kategori listrik, gas dan air antara Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur. Terutama pada sub kategori pengadaan gas dan produksi es, di Jawa Timur memegang peranan 0,26 persen sementara di Kabupaten Ponorogo hanya 0,01 persen. Hal ini disebabkan di Kabupaten Ponorogo hanya terdapat produksi es, tidak ada pengadaan gas kota. Sementara di Jawa Timur terdapat pengadaan gas kota yang cukup besar seperti di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan.

1.5 Konstruksi

Kegiatan konstruksi di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 tumbuh 3,10 persen, melambat dibanding tahun 2014 5,47 persen. Perkembangan kategori konstruksi tidak lepas dari pengaruh berkembangnya kategori lain seperti perdagangan, akomodasi makan minum, maupun kategori jasa. Dengan bertumbuhnya kegiatan ekonomi suatu wilayah maka kebutuhan akan infrastruktur juga akan bertambah. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga turut berpengaruh terhadap kategori konstruksi. Dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan rumah tinggal juga semakin meningkat. Begitu pula semakin sejahtera masyarakat maka keinginan untuk memiliki rumah tinggal yang lebih baik kualitasnya juga semakin meningkat. Perkembangan konstruksi tercermin melalui pinjaman yang diberikan bank umum dan BPR kepada pelaku usaha di bidang konstruksi. Berdasarkan publikasi ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 28 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara yang dikeluarkan oleh kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, tercatat pinjaman yang diberikan untuk kegiatan konstruksi pada tahun 2015 di Kabupaten Ponorogo mencapai 54,26 miliar rupiah, menurun 55,34 persen dari tahun sebelumnya sebesar 121,50 miliar rupiah. Gambar 1.13. Laju Pertumbuhan Kategori Konstruksi di Kabupaten Ponorogo