Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 15 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara Gambar 1.5. Laju Pertumbuhan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2011-2015 Sub kategori tanaman pangan yang mencakup padi dan palawija memegang peranan paling besar yaitu mencapai 18,03 persen pada tahun 2015 kinerjanya meningkat cukup signifikan dengan pertumbuhan mencapai 2,90 persen. Produktivitas komoditi tanaman pangan seperti padi sawah dan jagung meningkat dibanding tahun sebelumnya. Produktivitas padi mencapai 64,19 kuintalhektar pada tahun 2015 sedikit lebih tinggi dari tahun 2014 yang sebesar 64,03 kuintalhektar mampu memacu produksi hingga mencapai 442.989 ton. Demikian pula dengan jagung yang produktivitasnya naik cukup signifikan dari 60,08 kuintalhektar pada tahun 2014 menjadi 68,21 kuintalhektar sebagai dampak dari serangan penyakit bulai yang cenderung menurun dan penggunaan benih varietas unggul, didukung oleh luas tanam yang meningkat 7,03 persen mampu menghasilkan produksi mencapai 238.283 ton. 2,03 3,42 -0,30 2,76 2,95 4,02 5,14 3,06 3,53 3,46 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Ponorogo Jawa Timur ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 16 Sumber: BPS dan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Program Upaya Khusus UPSUS yang dilaksanakan Kementerian Pertanian secara nasional untuk pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai pada tahun 2015 memberikan hasil yang cukup baik di Kabupaten Ponorogo. Luas tanam padi, jagung dan kedelai mengalami peningkatan mencapai 11,68 persen dibanding tahun 2014. Tabel 1.4. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014-2015 Komoditi Luas Tanam Hektar Produksi Ton Produktivitas KuintalHektar 2014 2015 2014 2015 2014 2015 Padi 62.999 66.890 420.349 442.989 64,03 64,19 Jagung 32.918 35.232 193.731 238.283 60,08 68,21 Kedelai 12.373 18.817 22.373 27.414 19,97 16,24 Ubi Kayu 22.956 18.755 582.879 416.638 258,08 191,15 Daerah sentra penghasil padi yang terbesar di Kabupaten Ponorogo terdapat di Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Babadan, Kecamatan Jenangan, Kecamatan Pulung dan Kecamatan Balong dengan produksi mencapai 44,41 persen dari total produksi padi pada tahun 2015. Pada level Jawa Timur, Kabupaten Ponorogo menempati urutan 12 besar penghasil padi di Jawa Timur. Sementara pada tingkat Karesidenan Madiun, produksi padi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 masih berada di bawah Kabupaten Ngawi 760.725 ton dan Kabupaten Madiun 524.281 ton. Posisi Kabupaten Ponorogo sebagai penghasil ubi kayu terbesar di Jawa Timur yang disandang sejak tahun 2009 masih dapat dipertahankan sampai tahun ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 17 2015 dengan produksi mencapai 416.638 ton atau 13,18 persen dari total produksi ubi kayu di Jawa Timur. Meskipun produksinya tahun 2015 mengalami penurunan 28,52 persen akibat beralihnya luas tanam ke tanaman jagung dan kurang optimalnya pembentukan umbi pada pertengahan tahun karena tidak cukup air. Konsentrasi terbesar wilayah penghasil komoditi ubi kayu berada di Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Ngrayun. Kinerja sub kategori tanaman hortikultura juga mengalami percepatan yang cukup pesat dari 2,72 persen pada tahun 2014 menjadi 4,72 persen pada tahun 2015. Sub kategori ini meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan biofarmaka. Potensi tanaman hortikultura tahunan di Kabupaten Ponorogo lebih dominan daripada tanaman hortikultura semusim. Pertumbuhan produksi sayuran lebih dominan dibanding buah-buahan dan biofarmaka. Curah hujan yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sangat baik bagi pertumbuhan komoditi sayuran di tahun 2015. Sub kategori perkebunan juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,28 persen pada tahun 2015. Curah hujan yang cukup tinggi berpengaruh kurang positif terhadap produksi komoditas perkebunan dominan yang ada di Kabupaten Ponorogo seperti tebu dan kelapa. Sementara dari sisi harga, mayoritas komoditi perkebunan baik tahunan maupun semusim naik dibanding tahun sebelumnya terutama tembakau virginia yang naik hampir 80 persen dari 25.000 rupiah per kilogram daun kering menjadi 45.000 rupiah per kilogram di tahun 2015. Dengan tingkat harga yang baik, produksi tembakau virginia jg meningkat pesat hingga mencapai 796,87 ton pada tahun 2015 dari semula 5,92 ton pada tahun 2014. ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 18 Sementara untuk peternakan kinerjanya sedikit lebih cepat dibanding tahun 2014 yaitu tumbuh 1,72 persen. Dari sisi kontribusinya, sub sektor peternakan menempati posisi terbesar ketiga setelah sub sektor tanaman pangan dan sub sektor hortikultura dalam pembentukan PDRB kategori pertanian, kehutanan dan perikanan dengan besaran 4,90 persen. Meskipun populasi sapi potong semakin menurun namun stok kambing dan ayam ras pedaging mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2015 membuat kinerja sub kategori peternakan mampu tumbuh lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Minimnya stok sapi lokal sempat membuat harga daging sapi di pasaran terus melejit. Namun harga komoditi peternakan lainnya cenderung stabil selama tahun 2015. Sementara produk peternakan lainnya seperti susu dan produk unggas seperti telur mengalami peningkatan produksi yang cukup positif. Sub kategori kehutanan dan perikanan juga masih tumbuh positif meskipun tidak se-optimis tahun sebelumnya yaitu 3,94 persen untuk sub kategori kehutanan dan 3,77 persen untuk sub kategori perikanan. Peranan masing-masing sub kategori terhadap perekonomian Kabupaten Ponorogo cukup rendah yaitu masing-masing 0,93 persen dan 0,55 persen pada tahun 2015. Bila struktur perekonomian Kabupaten Ponorogo sebagian besar ditopang oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan, tidak demikian halnya dengan Jawa Timur. Di Kabupaten Ponorogo kontribusi kategori ini mencapai 31,65 persen, sementara pada level Jawa Timur hanya memegang peranan sebesar 13,75 persen. Dirinci menurut sub kategorinya peranan tersebut juga menunjukkan perbedaan yang signifikan seperti yang terlihat pada gambar 1.6. ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 19 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Gambar 1.6. Kontribusi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Menurut Sub Kategori Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2015 Bila kontribusi sub kategori di Kabupaten Ponorogo lebih tinggi daripada Jawa Timur artinya kekuatan sub sektor yang bersangkutan secara rata-rata lebih tinggi di Kabupaten Ponorogo dibanding kabupatenkota lain dalam membentuk perekonomian Jawa Timur secara keseluruhan. Misalnya pada sub kategori tanaman pangan, di Jawa Timur peranannya hanya 4,47 persen sementara untuk Kabupaten Ponorogo cukup tinggi mencapai 18,03 persen. Artinya Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu sumber penghasil produk tanaman pangan yang dominan di Jawa Timur dibanding kabupatenkota lainnya. Demikian pula sebaliknya, seperti pada sub kategori perikanan peranannya di Kabupaten Ponorogo hanya 0,55 persen, sementara untuk Jawa Timur memegang peranan 2,48 persen. Artinya konsentrasi sub kategori perikanan lebih didominasi oleh kabupatenkota lain di Jawa Timur, terutama yang wilayahnya berbatasan dengan laut sebagai penghasil utama komoditi perikanan. Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Jasa Pertanian Kehutanan Perikanan Jawa Timur 4,47 1,21 2,14 2,74 0,16 0,55 2,48 Kab. Ponorogo 18,03 4,92 1,96 4,90 0,37 0,93 0,55 ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 20 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara

1.2 Pertambangan dan Penggalian

Kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten Ponorogo memegang kontribusi yang tidak terlalu besar yaitu 2,30 persen dengan fokus kegiatan pada sub kategori penggalian. Kinerjanya relatif stabil dan cenderung melambat dibanding tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 1,02 persen. Kontraksi yang dialami kategori ini dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan kegiatan penggalian diberlakukan karena dalam jangka panjang akan berdampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan. Hal ini diwujudkan melalui pengetatan izin penambangan yang mulai Oktober 2014 wewenangnya beralih dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi UU Nomor 23 Tahun 2014. Gambar 1.7. Laju Pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2011-2015 3,05 0,64 1,50 1,85 1,02 7,63 0,25 1,31 3,65 7,95 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Ponorogo Jawa Timur ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 21 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara Namun untuk memenuhi permintaan terhadap hasil bahan galian terutama dari kategori konstruksi membuat kategori pertambangan dan penggalian ini masih tumbuh meski cenderung melambat. Sementara dari sisi realisasi penerimaan pajak daerah mineral bukan logam dan batuan pada tahun 2015 hanya 330,54 juta rupiah menurun 74,83 persen dibanding tahun 2014 yang sebesar 1,31 milyar rupiah. Gambar 1.8. Kontribusi Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2011-2015