Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Kabupaten Ponorogo

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 70 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo estimasi desa yang mulai diterapkan tahun 2015. Total anggaran pendapatan APBDes tahun 2015 sekitar 272,04 milyar rupiah, meningkat 201,69 persen dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula dengan anggaran belanja yang meningkat 201,03 persen dari 90,20 miliar rupiah menjadi 271,54 miliar rupiah. Tabel 2.6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014-2015 Juta Rupiah Uraian APBDes Th. 2014 Juta Rp. APBDes Th. 2015 Juta Rp. Perubahan 2014-2015 Pendapatan 90.170,54 272.035,13 201,69 Pendapatan Asli Desa 34.444,31 67.365,90 95,58 Pendapatan Transfer 55.539,16 202.666,11 264,91 Pendapatan lain-Lain 187,05 2.003,12 970,90 Belanja 90.203,67 271.537,56 201,03 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 105.081,50 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 130.399,64 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 16.883,89 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 18.327,54 Bidang Tak Terduga 845,00 Pendapatan Asli Desa PAD mengalami peningkatan sebesar 95,58 persen dibanding tahun 2014, dengan proporsi sebesar 24,76 terhadap total pendapatan. Sementara sumber pendapatan terbesar masih berasal dari pendapatan transfer dana desa, bagian bagi hasil pajak dan retribusi daerah, alokasi dana desa, dan bantuan keuangan desaprovinsikabupaten dengan proporsi mencapai 74,50 persen. ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 71 Anggaran belanja tahun 2015 menurut rincian tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena perbedaan format laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDes. Mulai tahun 2015 anggaran belanja dibagi menjadi lima bidang, yaitu Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Bidang Tak Terduga. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa mencakup segala belanja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional pemerintahan desa. Bidang pelaksanaan pembangunan desa mencakup kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik yang dilakukan oleh desa. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan meliputi pembiayaan operasional lembaga kemasyarakatan seperti LPMD, PKK serta Karang Taruna. Sementara bidang pemberdayaan masyarakat mencakup pembiayaan untuk kegiatan pelatihan, pembinaan seni budaya, pembinaan keagamaan serta kegiatan masyarakat lainnya. Anggaran belanja desa terbesar digunakan untuk bidang pelaksanaan pembangunan desa yang mencapai 130,40 milyar rupiah. Sementara bidang penyelenggaraan pemerintah desa menggunakan anggaran mencapai 105,08 milyar rupiah. Secara umum rasio pendapatan pemerintah desa di Kabupaten Ponorogo masih didominasi oleh pendapatan transfer. Hal ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan keuangan dari pemerintah dalam melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan desa. Rasio PAD terhadap total pendapatan menurun dari 38,20 persen pada tahun 2014 menjadi 24,76 persen di tahun 2015. ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 72 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo estimasi Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo estimasi Gambar 2.7. Rasio Pendapatan Desa di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 dan 2015 38,20 24,76 39,43 74,50 2014 2015 PADTotal Pendapatan Bantuan KeuanganTotal Pendapatan Rasio belanja terbesar anggaran desa tahun 2015 digunakan untuk pelaksanaan pembangunan desa yaitu mencapai 48,02 persen. Belanja bidang penyelenggaraan pemerintahan desa menempati komposisi terbesar kedua yaitu sebesar 38,70 persen. Gambar 2.8. Rasio Belanja Desa di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 38,7 48,02 6,22 6,75 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan DesaTotal Belanja Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa Total Belanja Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Total Belanja Bidang Pemberdayaan Masyarakat Total Belanja ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 73 Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPNMadiun

2.4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Kabupaten Ponorogo

Realisasi belanja yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 menunjukkan peningkatan sebesar 10,47 persen dibanding tahun sebelumnya dengan nilai total 438,66 milyar rupiah. Peningkatan tertinggi terjadi pada belanja modal yang mencapai 117,63 persen. Sementara realisasi belanja bantuan sosial mengalami penurunan sebesar -68,15 persen, dari 86,08 milyar rupiah menjadi 27,42 milyar rupiah pada tahun 2015. Tabel 2.7. Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014-2015 Juta Rupiah Uraian APBN Th. 2014 Juta Rp. APBN Th. 2015 Juta Rp. Perubahan 2014-2015 Belanja 397.094,09 438.663,20 10,47 Belanja Pegawai 217.218,94 244.282,02 12,46 Belanja Barang 73.569,22 122.955,18 67,13 Belanja Modal 20.221,05 44.006,73 117,63 Belanja Bantuan Sosial 86.084,87 27.419,27 -68,15 Rasio belanja pegawai terhadap total belanja APBN di Kabupaten Ponorogo mencapai 55,69 persen pada tahun 2015, meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 54,70 persen. Rasio belanja barang dan belanja modal juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 28,03 persen dan 10,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya. ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 74 Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPNMadiun Gambar 2.9. Rasio Belanja APBN di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 dan 2015 54,70 55,69 18,53 28,03 5,09 10,03 21,68 6,25 2014 2015 Belanja PegawaiTotal Belanja Belanja BarangTotal Belanja Belanja ModalTotal Belanja Belanja Bantuan SosialTotal Belanja Sementara rasio belanja bantuan sosial mengalami penurunan cukup tajam dibanding tahun 2014, yaitu dari 21,68 persen menjadi 6,25 persen. Pemerintah pusat melalui Menteri Sosial memang merencanakan penurunan dana bantuan sosial ke depannya. Hal ini dilakukan untuk dialihkan kepada bantuan lainnya yang bersifat lebih spesifik.

2.5 Perkembangan Kinerja Perbankan di Kabupaten Ponorogo

Posisi simpanan masyarakat di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR Kabupaten Ponorogo pada akhir tahun 2015 mencapai 4,80 triliun rupiah. Komposisi simpanan terbesar dalam bentuk tabungan sebesar 75,95 persen atau mencapai 3,65 triliun rupiah. Selanjutnya adalah dalam bentuk simpanan berjangka sebesar 914,97 milyar rupiah 19,06 persen dan giro sebesar 239,94 milyar rupiah 5,00 persen.