Pertambangan dan Penggalian PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 21 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara Namun untuk memenuhi permintaan terhadap hasil bahan galian terutama dari kategori konstruksi membuat kategori pertambangan dan penggalian ini masih tumbuh meski cenderung melambat. Sementara dari sisi realisasi penerimaan pajak daerah mineral bukan logam dan batuan pada tahun 2015 hanya 330,54 juta rupiah menurun 74,83 persen dibanding tahun 2014 yang sebesar 1,31 milyar rupiah. Gambar 1.8. Kontribusi Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2011-2015 Kontribusi kategori pertambangan dan penggalian pada level Jawa Timur maupun Kabupaten Ponorogo menunjukkan kecenderungan menurun. Peranan kategori pertambangan dan penggalian untuk Jawa Timur lebih banyak ditopang oleh sub kategori pertambangan minyak, gas dan panas bumi sebesar 2,18 persen. Wilayah penghasil minyak, gas dan panas bumi utama di Jawa Timur adalah Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Sampang. 2011 2012 2013 2014 2015 Jawa Timur 5,86 5,3 5,34 5,17 3,79 Kab. Ponorogo 2,73 2,51 2,39 2,39 2,3 ANALISIS PEREKONOMIAN KABUPATEN PONOROGO 22 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Angka Sementara Angka Sangat Sementara Sementara untuk Kabupaten Ponorogo ditopang oleh sub kategori pertambangan dan penggalian lainnya yang pada level Jawa Timur hanya menyumbang kontribusi sebesar 1,28 persen terhadap total sub kategori pertambangan dan penggalian Jawa Timur.

1.3 Industri Pengolahan

Kategori industri pengolahan di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 tumbuh sebesar 6,00 persen, sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,01 persen. Pertumbuhan yang paling cepat dialami oleh sub kategori industri makanan dan minuman dengan laju pertumbuhan mencapai 9,58 persen. Meningkatnya kinerja pertanian khususnya tanaman pangan mempengaruhi percepatan kinerja industri makanan dan minuman terutama industri penggilingan padi. Gambar 1.9. Laju Pertumbuhan Kategori Industri Pengolahan Kabupaten Ponorogo dan Jawa Timur Tahun 2011-2015 5,30 6,18 6,50 6,01 6 4,57 6,73 5,85 7,79 5,30 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Ponorogo Jawa Timur ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 23 Sementara pada level Jawa Timur industri pengolahan tahun 2015 mengalami kontraksi dari 7,79 persen menjadi 5,30 persen. Perlambatan tersebut terutama didorong oleh kontraksi yang cukup dalam pada industri pengolahan tembakau yaitu dari 11,30 persen menjadi 5,32 persen, padahal kontribusi industri pengolahan tembakau terhadap perekonomian Jawa Timur juga cukup tinggi mencapai 7,68 persen. Terbesar kedua setelah industri makanan dan minuman yang mencapai 8,41 persen. Pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi melambat dari 7,12 persen di tahun 2014 menjadi 2,60 persen pada tahun 2015. Maraknya perdagangan komoditi pakaian jadi dan perlengkapannya secara konvensional maupun online dengan harga yang kompetitif membuat konsumen lebih memilih membeli daripada memesan ke pembuatindustri. Kinerja industri kayu tahun 2015 tumbuh 0,81 persen, terus melambat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 4,49 persen. Kondisi ini dilatarbelakangi melambatnya kinerja sub kategori kehutanan sebagai pemasok bahan baku utama. Demikian pula halnya dengan kondisi di Jawa Timur, industri kayu bahkan mengalami pertumbuhan minus 1,89 persen pada tahun 2015 yang dipengaruhi oleh rendahnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global dan berkurangknya pasokan bahan baku akibat kebijakan pemerintah untuk mengurangi produksi kayu. Industri pengolahan sampai saat ini merupakan penopang utama perekonomian Jawa Timur dengan kontribusi mencapai 29,27 persen, meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 28,95 persen. Kontribusinya semakin meningkat