HASIL PENELITIAN Evaluasi Kadar Bakteri Di Udara Dengan Menggunakan Media Plate Count Agar (PCA) Berdasarkan Tinggi Secara Vertikal Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU dengan Metode Total Plate Count (TPC)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2014. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 18 buah petri yang diletakkan pada kamar bedah minor dan ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik. Sampel pada penelitian ini diambil dengan meletakkan tiga buah cawan petri yang disusun sesuai dengan tinggi yang telah ditentukan yaitu 10 cm, 115 cm, 135 cm pada masing-masing ruang yang akan diperiksa kadar bakterinya yaitu kamar bedah minor dan ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik. Pengambilan sampel dilakukan selama tiga hari secara berturut-turut. Setelah dilakukan pengambilan sampel, cawan petri yang sudah berisi media Plate Count Agar PCA dibiarkan terbuka selama 15 menit setelah itu ditutup kembali kemudian dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FK USU untuk dilakukan inkubasi. Sampel yang telah diinkubasi selama 48 jam diamati pertumbuhan bakterinya. Didapatkan seluruh sampel positif ditumbuhi oleh bakteri. Tabel 4.1 Hasil perhitungan bakteri udara pada ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik Hari pemeriksaan Ketinggian cm Jumlah koloni Total koloni Hari pertama Rabu, 290114 10 cm 18 180 CFUm 3 66 220 CFUm 3 115 cm 20 200 CFUm 3 135 cm 28 280 CFUm 3 Universitas Sumatera Utara Hari pemeriksaan Ketinggian cm Jumlah koloni Total koloni Hari kedua Kamis, 300114 10 cm 14 140 CFUm 3 75 250 CFUm 3 115 cm 17 170 CFUm 3 135 cm 44 440 CFUm 3 Hari ketiga Jum’at, 310114 10 cm 12 120 CFUm 3 91 303,33 CFUm 3 115 cm 32 320 CFUm 3 135 cm 47 470 CFUm 3 Indeks Angka Kuman CFUm 3 257,78 CFUm 3 Berdasarkan tabel di atas, indeks angka kuman udara di ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik berkisar 220 CFUm 3 hingga 303,33 CFUm 3 dengan rata-rata indeks angka kuman adalah 257,78 CFUm 3 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara masih memenuhi syarat yang tertera dalam KepMenKes RI No. 1204MENKESSKX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, yaitu 200-500 CFUm 3 untuk ruang pemulihanperawatan, administrasi, dan pertemuan. 21 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil perhitungan bakteri udara pada kamar bedah minor Hari pemeriksaan Ketinggian cm Jumlah koloni Total koloni Hari pertama Rabu, 290114 10 cm 4 40 CFUm 3 19 63,33 CFUm 3 115 cm 6 60 CFUm 3 135 cm 9 90 CFUm 3 Hari kedua Kamis, 300114 10 cm 7 70 CFUm 3 33 110 CFUm 3 115 cm 11 110 CFUm 3 135 cm 15 150 CFUm 3 Hari ketiga Jum’at, 310114 10 cm 10 100 CFUm 3 49 163,33 CFUm 3 115 cm 14 140 CFUm 3 135 cm 25 250 CFUm 3 Indeks Angka Kuman CFUm 3 112,22 CFUm 3 Berdasarkan tabel di atas, indeks angka kuman udara di kamar bedah minor berkisar 63,33 CFUm 3 hingga 163,33 CFUm 3 dengan rata-rata indeks angka kuman adalah 112,22 CFUm 3 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara tidak memenuhi syarat yang tertera dalam KepMenKes RI No. 1204MENKESSKX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, yaitu 10 CFUm 3 untuk ruang operasi. 21 Universitas Sumatera Utara Hasil identifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan gram dan uji katalase dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil identifikasi bakteri udara pada ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik Hari pemeriksaan Ketinggian cm Identifikasi bakteri Hari pertama Rabu, 290114 10 cm - Bacillus sp 115 cm - Bacillus sp - Neisseria sp 135 cm - Bacillus sp - Neisseria sp - Streptococcus sp - Staphylococcus sp Hari kedua Kamis, 300114 10 cm - Bacillus sp - Streptococcus sp 115 cm - Bacillus sp - Staphylococcus sp 135 cm - Bacillus sp - Neisseria sp - Staphylococcus sp Hari ketiga Jum’at, 310114 10 cm - Bacillus sp - Staphylococcus sp 115 cm - Bacillus sp - Staphylococcus sp 135 cm - - Bacillus sp. - Neisseria sp - Staphylococcus sp Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Hasil identifikasi bakteri udara di ruang mahasiswa kepaniteraan klinik Hasil identifikasi bakteri udara di ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik ditemukan bakteri Bacillus sp 42,86, Streptococcus sp 28,57, Neisseria sp 19,05, dan Staphylococcus sp 9,52. Bakteri Bacillus sp merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan di ruang kerja mahasiswa kepaniteraan klinik sebanyak 42,86. Tabel 4.4 Hasil identifikasi bakteri udara pada kamar bedah minor Hari pemeriksaan Ketinggian cm Identifikasi bakteri Hari pertama Rabu, 290114 10 cm - Bacillus sp - Neisseria sp 115 cm - Neisseria sp - Staphylococcus sp 135 cm - Bacillus sp 42,86 19,05 9,52 28,57 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 Bacillus sp Neisseria sp Staphylococcus sp Streptococcus sp Universitas Sumatera Utara Hari pemeriksaan Ketinggian cm Identifikasi bakteri Hari kedua Kamis, 300114 10 cm - Neisseria sp - Staphylococcus sp - Strepococcus sp 115 cm - Bacillus sp - Neisseria sp 135 cm - Bacillus sp - Neisseria sp - Streptococcus sp Hari ketiga Jum’at, 310114 10 cm - Bacillus sp 115 cm - Bacillus sp - Neisseria sp - Streptococcus sp 135 cm - Bacillus sp - Staphylococcus sp Gambar 4.2 Hasil identifikasi bakteri udara di kamar bedah minor 36,84 31,58 15,79 15,79 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 Bacillus sp Neisseria sp Staphylococcus sp Streptococcus sp Universitas Sumatera Utara Hasil identifikasi bakteri udara di kamar bedah minor ditemukan bakteri Bacillus sp 36,84, Neisseria sp 31,58, Streptococcus sp 15,79 dan Staphylococcus sp 15,79. Bakteri Bacillus sp merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan di kamar bedah minor sebanyak 36,84. Dalam penelitian ini, evaluasi kadar bakteri di udara dengan menggunakan media Plate Count Agar PCA berdasarkan tinggi secara vertikal di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU dengan metode Total Plate Count TPC, hanya memeriksa indeks angka kuman udara saja. Sebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam hal pertumbuhan bakteri yaitu suhu, kelembaban dan cahaya sebaiknya diperiksa juga dalam waktu yang sama saat memeriksa bakteri di udara. Sehingga dapat lebih akurat dalam menegakkan penyebab tingginya indeks angka kuman udara. Penelitian ini memiliki kekurangan yaitu tidak memakai alat khusus untuk menangkap bakteri udara, yaitu Air sampler, dikarenakan tidak tersedianya alat tersebut di laboratorium. Tidak tersedianya colony counter di laboratorium sehingga melakukan perhitungan secara manual. Keterbatasan waktu untuk melakukan penangkapan bakteri menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini, untuk memanfaatkan waktu yang ada maka dibutuhkan alat penelitian lebih dari satu. Melakukan penangkapan bakteri pada waktu yang tidak bersamaan di setiap ruangan yang diperiksa dikarenakan tidak tetapnya jadwal pemakaian ruangan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN