berkembang biak dengan sangat lambat. Pada cawan petri dengan ukuran yang standar mengandung 25 hingga 250 unit koloni. Apabila jumlah mikroorganisme
kurang dari 25 unit koloni pada sampel, maka mikroorganisme dapat diinkubasi hingga koloni tersebut berkembang biak.
61,62,63
Metode penghitungan ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroorganisme dengan menggunakan metode pengenceran. Dalam hal ini
membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan media ke dalam 9 ml
Buffered Peptone Water BPW pada tabung reaksi. Buffered Peptone Water BPW adalah larutan pengencer dimana merupakan larutan yang digunakan untuk
mengencerkan media. Pengenceran adalah melarutkan atau melepaskan mikroorganisme dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya.
Pengenceran biasanya dilakukan 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya. Tujuan pengenceran yaitu untuk memperkecil atau mengurangi kepadatan bakteri yang
ditanam sehingga membantu untuk mempermudah perhitungan jumlah
mikroorganisme. Media yang sudah dilakukan pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung
jumlah koloni yang terbentuk dengan menggunakan colony counter.
62,63
Koloni yang nampak pada biakan tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, tetapi dapat berasal dari sekelompok mikroorganisme. Jumlah
mikroorganisme yang diperoleh dengan metode ini merupakan prakiraan. Jumlah koloni yang diperoleh dinyatakan dengan Colony Forming Unit CFU.
37,61,62,63
2.7 Kamar Bedah Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya, rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi
dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk
Universitas Sumatera Utara
optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya upaya kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan sosial.
64
Kamar bedah rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan. Kamar
bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai daerah pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zonasi sterilitas, sebagai tempat
melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
64
Kamar bedah digunakan sebagai ruang untuk melakukan tindakan operasi dan atau pembedahan. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak
sekeliling peralatan operasibedah. Kamar bedah harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu, kegagalan dalam pembedahan jangan
sampai disebabkan oleh faktor perencanaan dan perancangan fisik bangunan dan utilitasnya yang tidak memenuhi persyaratan teknis.
64
2.8 Sistem Ventilasi Kamar Bedah
Bangunan rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata udara. Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit dengan bermacam-macam penyakit didiagnosa, diterapi,
dirawat dan dilakukan tindakan medik. Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa, pemeriksaan laboratorium, tindakan pembedahan ringan, tindakan
pembedahan berat dan sebagainya. Pasien datang dengan beragam penyakit dan masalah kesehatan. Dengan kondisi tersebut, faktor-faktor yang membedakan rumah
sakit dengan bangunan gedung biasa terletak pada peralatan dan instalasi tata udaranya, berarti membutuhkan pengkondisian yang terus menerus dilakukan oleh
sistem tata udara.
65
Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai jenis mikroorganisme yang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik
kepada petugas, perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut,
Universitas Sumatera Utara
maka pengaturan temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatian khusus.
65
Untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut terutama di ruangan-ruangan khusus seperti ruang operasi dan ruang lainnya
diperlukan pengaturan:
65
1. Temperatur
2. Kelembaban udara relatif
3. Kebersihan dengan cara filtrasi udara ventilasinya
4. Tekanan ruangan yang Positif dan Negatif
5. Distribusi udara di dalam ruangan
Mengingat bahwa ada tindakan-tindakan medik yang menginginkan tidak boleh berhentinya sistem udara untuk melindungi pasien dan peralatan medik yang
harus selalu dikondisikan oleh sistem udara, maka sistem tata udara harus mempunyai cadangan yang cukup untuk mengantisipasi kerusakan ataupun pada saat
dilakukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan pada sistem tata udara.
65
Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan sumber infeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara airborne
microorganism, jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular merupakan hal yang harus menjadi perhatian pada sistem tata udara. Rumah sakit
terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya dan juga tergantung pada perbedaan
tindakan medisnya. Perbedaan fungsi tersebut mengakibatkan setiap fungsi ruangan membutuhkan pengkondisian udara yang berbeda-beda tingkat kebersihannya.
Sistem tata udara khusus diperlukan untuk menghindarkan penularan penyakit dan memperoleh tingkat kenyamanan termal seperti kondisi temperatur dan kelembaban
yang tepat untuk penyakit yang berbeda.
65
Kondisi termal ini dapat menghambat atau mendorong pertumbuhan bakteri dan mengaktifkan atau menonaktifkan virus. Beberapa bakteri seperti legionella
pneumophilia pada dasarnya tetap bertahan dalam air dan dalam lingkungan yang lembab. Ketentuan teknis menetapkan rentang kriteria temperatur dan kelembaban
Universitas Sumatera Utara
udara di beberapa area rumah sakit sebagai parameter untuk pengendalian infeksi dan kenyamanan.
65
Sistem harus memberikan udara yang hampir bebas dari debu, bau, kimia dan polutan radioaktif. Dalam beberapa kasus, udara luar berbahaya untuk kondisi pasien
yang menderita cardiopulmonary, pernafasan dan paru-paru. Dalam hal demikian, sistem yang memberikan udara selang-seling intermittent dari resirkulasi
maksimum yang diijinkan perlu dipertimbangkan.
65
Aliran udara yang tidak diinginkan antara ruangan dan lantai sering sekali sulit untuk dikontrol, hal tersebut terjadi karena adanya pintu yang terbuka, gerakan
petugas dan pasien, perbedaan temperatur, dan efek cerobong. Sementara beberapa faktor ini di luar kendali praktis, efek lain mungkin diminimalkan dengan merancang
dan menyeimbangkan sistem udara untuk mencipkana tekanan udara positif atau negatif dalam ruang dan area tertentu. Ruang operasi menunjukkan kondisi yang
berlawanan. Ruangan ini membutuhkan udara yang bebas dari kontaminasi, harus bertekanan relatif positif terhadap ruang sebelah atau koridor untuk mencegah aliran
udara masuk dari area yang relatif sangat terkontaminasi.
65
Aliran udara laminar konsep yang dikembangkan untuk penggunaan industri ruang bersih telah menarik minat dari beberapa otoritas medis. Adanya sistem
pendukung baik aliran udara laminar vertikal dan horizontal terpisah dari bangunan, menyulitkan kerja tim bedah. Beberapa otoritas medis tidak menganjurkan aliran
udara laminar seperti itu untuk ruang operasi, tetapi mendorong sistem udara yang mirip. Aliran udara laminar di kamar bedah didefinisikan sebagai aliran udara yang
secara dominan searah dan tidak terhalang. Pola aliran udara laminar searah biasanya dicapai pada kecepatan 0,46 ± 0,10 mdetik. Sistem udara laminar telah digunakan
untuk pengobatan pasien yang sangat rentan terhadap infeksi.
65
Pergerakan udara harus diusahakan untuk meminimalkan sumber penyakit agar tidak menyebar ke udara airborne yang memperbesar kemungkinan terjadinya
penularan diantara pasien, tenaga medis dan pengunjung.
65
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15 Pergerakan udara
65
Gambar 2.15 menunjukkan pergerakan udara yang memungkinkan mikroorganisme menyebar ke udara dan dapat menimbulkan penularan dari pasien
ke petugas medik dan pengunjung. Kondisi ini masih dapat digunakan untuk ruang rawat inap dan perawatan intensif. Pergerakan udara direncanakan seteliti mungkin
dimana kecepatan udara serendah mungkin dengan aliran udara yang tepat. Letak outlet dari suplai udara, inlet untuk udara balik atau udara buang menjadi sangat
menentukna dalam menghasilkan pola aliran udara air flow pattern untuk menghindari mikroorganisme yang menyebar airborne microorganism. Seperti
pada kamar bedah, aliran udara sejajar dengan arah ke bawah laminair undirectional dengan kecepatan keluaran dari HEPA filter 0,45 ms ± 0,1 ms meter
per detik dapat menghindarkan mikroorganisme yang menyebar serta membahayakan karena adanya bukaan pada tubuh pasien saat pembedahan.
65
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 Gerakan laminar mengurangi mikroorganisme yang menyebar
66
Ventilasi di kamar bedah harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah
pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan. Disarankan dua puluh lima kali pertukaran udara per jam di kamar bedah. Filter microbial dalam saluran udara pada
ruang bedah tidak menghilangkan libah gas-gas anestesi. Filter penyaring udara, praktis hanya menghilangkan partikel-partikel debu. Jika udara pada kamar bedah
disirkulasikan, kebutuhan sistem scavenger untuk gas penghisapan gas adalah mutlak, terutama untuk menghindari pengumpulan gas anestesi yang merupakan
risiko berbahaya untuk kesehatan anggota tim bedah. Kamar bedah menggunakan aliran udara laminair. Tekanan dalam setiap kamar bedah harus lebih besar dari yang
berada di koridor-koridor, ruang sub steril dan ruang pencucian tangan tekanan positif. Tekanan positif diperoleh dengan memasok udara dari diffuser yang terdapat
pada langit-langit ke dalam ruangan. udara dikeluarkan melalui return grille yang berada pada ± 20 cm diatas permukaan lantai. Organisme-organisme mikro dalam
udara bisa masuk ke dalam ruangan, kecuali tekanan positif dalam ruangan dipertahankan.
64
Untuk mendapatkan kenyamanan kondisi udara di dalam bangunan kamar bedah rumah sakit, pengelola bangunan kamar bedah harus mempertimbangkan
Universitas Sumatera Utara
temperatur dan kelembaban udara. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan pengkondisian udara
dengan mempertimbangkan :
64
1. Fungsi ruang, jumlah pengguna, letak, volume ruang , jenis peralatan, dan
penggunaan bahan bangunan. 2.
Kemudahan pemeliharaan dan perawatan. 3.
Prinsip-prinsip penghematan energi dan kelestarian lingkungan. Sistem ini mengontrol kelembaban yang dapat menyebabkan terjadinya
ledakan. Kelembaban relatif yang harus dipertahankan adalah 45 sampai dengan 60, dengan tekanan udara positif pada ruang operasi. Temperatur ruangan
dipertahankan sekitar 19 C sampai 24
C. Sekalipun sudah dilengkapi dengan kontrol kelembaban dan temperatur, unit pengkondisian udara bisa menjadi sumber
mikroorganisme yang datang melalui filter-filternya. Filter-filter ini harus diganti pada jangka waktu yang tertentu. Saluran udara ducting harus dibersihkan secara
teratur. Kamar bedah harus dilengkapi dengan sistem aliran laminar ke bawah dengan hembusan udara dari plenum 8 sampai 9 m
2
. Pada kondisi kerja dengan lampu operasi harus dinyalakan dan adanya tim bedah , suplai udara dan profil
hembusan udara dipilih sedemikian rupa sehingga aliran udara tidak lewat melalui setiap sumber kontaminasi sebelum mengalir ke dalam area bedah atau diatas meja
instrumen. Penting untuk memilih perletakan lubang ducting udara masuk dan keluar dari sistem ventilasi guna mencegah terkontaminasinya udara buang terisap kembali
jika angin meniup dalam arah tertentu.
64
2.9 Teknik Aseptik - Antiseptik Di Kamar Bedah