NILAI RASIO LAND RENT PADI SEMIORGANIK DAN ORGANIK
45 tenaga kerja ini dikarenakan beberapa hal seperti luas garapan hal ini dikarenakan
perbedaan biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengolahan lahan, tanam dan termasuk mencabut benih, sedangkan upah untuk panen Bawon 7: 1 atau 8:1,
penjemuran, dan pengangkutan berdasarkan berapa hasil produksi di hitung perkarung yang dihasilkan oleh petani contoh.
Selain biaya variabel, terdapat biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petani. Biaya tetap yang dimaksud dalam penelitian ini berupa biaya penyusutan
alat dan iuran irigasi. Biaya penyusutan alat yang dikeluarkan oleh petani padi semiorganik dan padi organik adalah cangkul, parang, sabit, handsprayer, karung,
pompa air, threser dan, handtractor. Biaya tetap yang dikeluarkan petani memang berbeda-beda hal ini dikarenakan perbedaan lama pemakain alat pada masing-
masing petani serta adanya perbedaan harga beli pada setiap alat-alat tersebut. Banyaknya merk atau jenis-jenis yang berbeda untuk setiap alat dan ada
perbedaan jumlah alat yang digunakan ini juga menjadi penyebab perbedaan rata- rata biaya tetap yang digunakan oleh setiap petani contoh antara petani padi
semiorganik dan organik, sedangkan biaya iuran irigasi merupakan biaya yang dikeluar setiap petani setelah panen, yaitu berupa satu kaleng gabah atau setara
dengan 10 kilogran gabah kering panden dari masing-masing petani contoh, iuran ini digunkan untuk membayar jasa palang pintu yang tugasnya untuk membuka
pintu air irigasi untuk disarurkan ke sawah masing-masing petani contoh. Biaya produksi adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh
petani yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari pembelian benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, sedangkan biaya tetap terdiri dari
penyusutan alat yang digunakan petani dalam melakukan usahatani padi seperti cangkul, parang, sabit, handsprayer, karung, pompa air, therser, handtractor, dan
iuran irigasi. Produksi padi adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani petani
selama satu tahun atau dua kali musim tanam. Penerimaan yang diperoleh petani merupakan hasil kali antara produksi padi yang dihasilkan dengan harga yang
berlaku pada saat panen. Dalam hal ini produksi yang dihasilkan petani dinyatakan dalam bentuk beras. Perbedaan produksi yang dihasilkan anatara
46 kedua lapisan petani secara langsung mempengaruhi yang diperoleh, begitu juga
dengan harga jual yang dapat mempengaruhi penerimaan petani. Terdapat perbedaan harga yang diterima oleh petani padi semiorganik dan
petani padi organik. Perbedaan ini dikarenakan beberapa petani padi organik mampu menjual berasnya dengan harga yang lebih ditinggi dibandingkan dengan
petani lainnya dan hal yang mempengaruhi lainnya yaitu waktu penjualan beras. Adapun rata-rata harga jual yang diterima oleh petani padi semiorganik sebesar
Rp 6.993,33 per kilogram sedangkan rata-rata harga jual yang diterima oleh petani padi organik sebesar Rp 8.400,00 per kilogram. Selain perbedaan harga, juga
terdapat perbedaan produksi. Produksi petani padi semiorganik di Triyoso adalah 2.721,52 kilogram per luas garapan per tahun atau 6,290.49 kilogram per hektar
per tahun sedangkan produksi petani padi organik di Desa Triyoso sedikit lebih tinggi yaitu 2.794,53 kilogram per luas garapan per tahun atau 6.802,50 kilogram
per hektar per tahun. Pendapatan merupakan seluruh penerimaan petani dalam bentuk rupiah
dikurang biaya yang dikeluargan selama kegiayan usahatani hingga panen. Perbedaan luas lahan, biaya yang dikeluarkan selama usahatani padi, serta
keadaan cuaca yang berubah-ubah menyebabkan perbedaan pendapatan antara petani padi semiorganik dan petani padi organik. Akan tetapi secara keseluruhan
dapat dikatakan usahatani padi semiorganik dan organik semuanya masih menguntungkan. Setelah pendapatan masing-masing usahatani diperoleh, maka
dilanjutkan dengan analisis nilai rente lahan. Karena petani tidak menjual produknya ke pasar, maka petani tidak mengeluarkan biaya transportasi, sehingga
biaya transportasinya adalah nol. Oleh karena itu, analisis rente lahan ini diproksi dengan menghitung rasio pendapatan usahatani padi semiorganik dan organik
terhadap pendapatan usahatani padi anorganik. Berdasarkan analisis rente lahan diketahui bahwa rasio antara pendapatan padi anorganik, padi semiorganik, dan
padi organik adalah 1:1,40:1,74. Secara ringkas komponen biaya produksi, produksi, harga jual, penerimaan, dan pendapatan usahatani padi anorganik,
semiorganik, dan organik dijelaskan dalam Tabel 11.
47
Tabel 11. Pendapatan Usahatani Padi Anorganik, Semiorganik dan Organik serta Rasio Nilai Rente Lahan
Komponen Padi Anorganik
Rphath Padi Semiorganik
Rphath Padi Organik
Rphath Biaya tetap
424.504,24 1.725.457,06
2.300.884,59 Biaya variabel
16.677.113,86 13.308.457,23
10.602.952,16 Biaya produksi
17.101.618,10 15.033.914,29
12.903.836,75 Produksi
5.799,58 5.532,58
3.943,97 Harga jual
6.800,00 6.776,67
7.141,67 Penerimaan
39.437.125,02 46.232.381,69
51.686.394,40 Pendapatan
22.335.506,92 31.198.467,40
38.782.557,65 Rasio nilai rente lahan
1 1,40
1,74
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa rasio ketika rente lahan sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan sawah dari padi
anorganik menjadi padi semiorganik dan padi organik dinilai belum cukup menjadi insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan lahan sawah padi
anorganiknya. Walaupun rata-rata harga jual beras organik lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga jual beras semiorganik maupun anorganik,
namun hasilnya belum terlalu berbeda signifikan. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya kendala yang dihadapi petani padi semiorganik dan organik, seperti:
belum adanya sertifikasi abel organik, belum tersedianya penggilingan padi khusus organik, belum tersedianya kelembagaan petani organik, dan belum
adanya lembaga pemasaran yang terkoordinir bagi produk organik. Budidaya padi organik di Desa Triyoso menerapkan metode SRI System of Rice Intensification
yang berhasil menekan serendah mungkin input produksi seperti benih dan tenaga kerja. Budidaya padi organik yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa
dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara dengan baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
48