11 anorganik. Namun dari segi biayanya usahatani padi organik lebih kecil
dibandingkan usahatani padi anorganik. Beberapa hasil penelitian empiris memberikan penilaian land rent untuk
sawah dibandingkan untuk penggunaan lahan non-sawah adalah 1:500 untuk industri Iriadi, 1990, 1:622 untuk perumahan Riyani, 1992, 1:14 untuk
pariwisata Kartika, 1991, 1:2,6 untuk hutan produksi Lubis, 1991, 1:7 untuk bawang merah Sitorus et al., 2007, dan 1:33 untuk kelapa sawit Hamdan,
2011. Hasil penelitian Mayrowani 2012 menunjukkan bahwa pengembangan
pertanian organik khususnya komoditi padi di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap,
selain itu pertanian organik berpeluang untuk dikembangkan dari segi lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan manfaat teknis. Tetapi dalam penerapannya juga
tidak bisa terlepas dari bebrapa hambatan. Kendala yang dimaksud sebagai berikut: kendala dalam aspek pengenalan dan aspek keputusan untuk menerapkan.
2.5 Hipotesis
Berdasarkan hasil studi terdahulu yang terdapat dalam uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga faktor usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, frekuensi konsumsi dan harga berpengaruh terhadap keputusan
konsumen rumah tangga untuk membeli atau tidak membeli beras organik di Kota Palembang.
2. Diduga nilai rente lahan padi organik dan semiorganik lebih tinggi daripada nilai rente lahan padi anorganik di Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur. 3. Diduga peluang usahatani padi semiorganik dan organik dapat diukur
berdasarkan aspek lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan manfaat teknis, sedangkan untuk hambatan usahatani padi semiorganik dan organik dapat
diukur berdasarkan aspek pengenalan dan keputusan.
12
2.6 Batasan Operasional
Untuk memperjelas lingkup penelitian ini maka diberikan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Petani contoh yang diambil dalam penelitian ini petani padi anorganik,
semiorganik dan organik di Desa Triyoso Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
2. Usahatani padi anorganik adalah usahatani padi konvensional yang
menggunakan pupuk kimia, yaitu Urea, SP36, dan Phonska serta pestisida kimia.
3. Usahatani padi semiorganik adalah usahatani padi yang dalam produksinya
telah mengurangi penggunaan bahan kimia
sebanyak 50 seperti menggurangi penggunaan pupuk kimia yaitu Urea, SP36, dan Phonska serta
pestisida kimia dan mulai menggantinya dengan menggunakan pupuk serta pestisida organik.
4. Usahatani padi organik adalah usahatani padi yang dalam produksinya tidak
menggunakan bahan kimia sintesis lagi melainkan hanya menggunakan pupuk dan pestisida organik.
5. Luas lahan yang digunakan pada penelitian ini adalah luas lahan yang hanya
digarap petani untuk usahatani padi anorganik, semiorganik dan organik di Desa Triyoso seluas 0,15-0,75 ha.
6. Peluang pada penelitian ini dilihat dari aspek lingkungan sosial, lingkungan
ekonomi dan manfaat teknis. 7.
Lingkungan sosial, yaitu lingkungan masyarakat di sekitar petani responden yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mendorong atau
menghambat usahatani padi semiorganik dan organik. Diukur dengan indikator lingkungan sosial yang berupa pengaruh, dukungan dan bantuan
dari elemen masyarakat di sekitar petani yang meliputi: kerabat, tetangga, petani lain, kelompok tani dan aparat desa.
8. Lingkungan ekonomi, yaitu kekuatan-kekuatan ekonomi yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat mendorong atau usahatani padi semiorganik dan organik. Diukur dengan indikator lingkungan ekonomi
berupa keuntungan, jaminan pasar, dan jaminan harga.