36 1 orang atau 3,33 persen petani padi organik. Hal ini menunjukkan bahwa petani
cukup memiliki pengalaman yang banyak dalam melakukan usahatani padi.
4.2. Gambaran Umum Usahatani Padi di Desa Triyoso
Kegiatan usahatni padi di Desa Triyoso sudah dilakukan sejak lama, karena kegiatan usahatani padi di Desa Triyoso ini dilakukan secara turun-
temurun. Status lahan yang dimiliki petani merupakan lahan milik sendiri yang di dapatkan petani dari warisan orang tua terdahulu dan sebagian mereka membeli
lahan dari petani yang lain. Rata-rata luas lahan garapan petani antara lain 0,18 sampai dengan 1,50 ha yang digarap untuk tanaman padi. Varietas padi yang
sering ditanam adalah Ciherang dan Ciliwung, hal ini karena ke dua varietas ini memiliki keunggulan lebih cepta menghasilkan panen yaitu 3-4 bulan sudah bisa
panen dan sangat cocok di tanam di Desa Triyoso yang mempunyai 2 kali musim tanam dalam 1 tahun. Lahan yang terdapat di Desa Triyoso merupakan lahan
berjenis irigasi teknis, sehingga di desa ini bisa dilakukan 2 kali musim tanam. Musim tanam pertama pada bulan Mei
– Agustus dan musim tanam ke dua pada bulan Desember-Maret. Berikut ini gambaran sistem kalender tanam usahatani
padi di Desa Triyoso.
Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mart
Apr
Musim Gaduh MT-1 Musim Rendeng MT-2
Gambar 8 Sistem Kalender Tanam Usahatani Padi.
Kegiatan persiapan lahan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh petani untuk melakukan usahatani padi yaitu membersihkan lahan dari rumput-
rumput. Setelah dibersihkan lahan yang akan ditanami dengan padi terlebih dahulu dibajak menggunakan traktor. Biasanya untuk lahan persemaian dan
persemaiannya disiapkan petani bersamaan dengan persiapan lahan yang akan ditanami karena petani di desa ini melakukan persemaian langsng diswah atau
Bera Bera
37 [ersemaian basah. Petani biasanya menyiapkan benih sebanyak 3 sampai 5
kilogram per 0,18 hektarnya. Penyemaian benih padi dilakukan dengan cara ditebarkan langsung ke sawah ditempat yang telah dipersiapkan sebelumnya .
Penanaman dilakukan setelah bibit padi yang disemai berumur 12 sampai 21 hari sejak awal pembibitan. Jarak tanam antara bibit biasanya 30cm x 30cm.
Penanaman padi dilakukan oleh petani dengan cara mengingat beberapa bibit dalam satu ikatan, dimana setiap lubang ditanami 1 sampai 2 batang bibit padi.
Kegiatan penanaman ini membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga petani biasanya mengupah tenaga kerja atau menggunakan sistem borongan. Setelah
bibit padi ditanam, tahap selanjutnya yaitu pemeliharaan. Pemeliharaan meliputi penyulaman, pemupukan, dan pengendalian hama
penyakit tumbuhan. Penyulaman dilakukan petani untuk menggantikan bibit yang pertumbuhannya tidak baik atau mati. Penyulaman sangat penting dilakukan
supaya tidak mengurangi produksi padi. Penyulaman dilakukan pada saat bibit berumur satu minggu atau paling lam sepuluh hari setelah ditanam. Selain itu,
petani juga harus melakukan pemupukan terhadap tanaman padi. Kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman padi tidak sebatas hanya penyulaman dan
pemupukan saja, namun pengendalian hama penyakit tanaman juga sangat penting untuk meningkatkan produksi.
Panen dilakukan oleh petani setelah padi berumur 3 sampai 4 bulan dan bulir-bulir padi telah menguning secara merata. Kegiatan pemanenan tidak
dilakukan secara serentak. Petani di Desa Triyoso ini sudah menggunakan alat modren dalam kegiatan pemanenan padi yaitu menggunakan tresher untuk
merontokkan padi dan tahun ini mulai menngunkan mesin perontok padi yang lebih canggih.
Tenaga kerja yang digunakan untuk beberapa bagian proses usahatani petani biasanya menggunakan tenaga kerja upahan atau borongan, yaitu seperti
upah pengolahan lahan Traktor, tanam sudah termasuk mencabut benih, Panen dengan sitem bawen 8:1 dan ada juga yang 1:7, penjemuran dan penganggutan
juga biasanya di borongkan. Alasan petani menggunakan tenaga kerja upahan atau borongan karena untuk mengefisienkan waktu serta tenaga kerja upahan atau
borongan ini sudah sering atau berpengalaman melakukan proses-proses usahatani