E. Tatacara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi  tanaman  jambu  mete  dilakukan  di  Laboratorium  Kebun Tanaman Obat, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.  Pengumpulan buah jambu mete
Buah  jambu  mete  yang  sudah  masak  dikumpulkan  dari  tanaman  jambu mete  yang  tumbuh  di  kawasan  Desa  Wisata  Karangtengah,  Mojolegi,  Imogiri,
Bantul,  Daerah  Istimewa  Yogyakarta.  Buah  dipanen  pada  awal  bulan  November 2014. Pemanenan dilakukan pada pagi hari.
3.  Preparasi buah jambu mete
Buah  jambu  mete  dicuci  menggunakan  air  mengalir.  Buah  jambu  mete yang  telah  dicuci  kemudian  dipotong  tipis
–  tipis  menggunakan  pisau  stainless steel.  Buah  jambu  mete  yang  telah  dipotong  selanjutnya  ditimbang  kemudian
ditata  di  atas  tampah.    Buah  jambu  mete  selanjutnya  dikeringkan  dibawah  sinar matahari  pada  pagi  hari  pukul  08.00
– 11.00 dan sore hari pukul 15.00 – 17.00 dengan ditutup  kain  hitam.  Pengeringan dilakukan hingga potongan buah mudah
dipatahkan.  Hasil  pengeringan  kemudian  diblender  dan  diayak  menggunakan ayakan 40 mess. Serbuk hasil pengayakan kemudian ditimbang.
Serbuk  buah  jambu  mete  ditimbang  sebanyak  100  g,  masukkan  dalam Erlenmeyer  500  mL,  etanol  70  ditambahkan  ke  dalam  Erlenmeyer  hingga
semua  bagian  serbuk  buah  jambu  terendam  seluruhnya.  Penambahan  etanol dilebihkan hingga lebih kurang 2 cm diatas permukaan serbuk buah jambu mete.
Erlenmeyer  ditutup  menggunakan  alumunium  foil.  Proses  maserasi  dilakukan
dengan  penggojogan  selama  24  jam  menggunakan  orbital  shaker  pada  suhu ruang.  Hasil  dari  proses  maserasi  disaring  menggunakan  kertas  saring  dengan
bantuan  corong  Buchner  dan  pompa  vakum.  Filtrat  kemudian  disimpan  dalam kondisi  penyimpanan  yang  sesuai.  Ampas  dari  proses  penyaringan  kemudian
dimaserasi kembali selama 24 jam. Proses maserasi dan penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
Semua  filtrat  yang  diperoleh  kemudian  disatukan  dalam  labu  alas  bulat dan dipekatkan menggunakan vaccum rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak
etanol  kental  buah  jambu  mete.  Setelah  dipekatkan  ekstrak  kental  ini  kemudian dipanaskan  pada  waterbath  hingga  bebas  penyari.  Ekstrak  kental  ini  kemudian
difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair – cair. Ekstrak kental dilarutkan
dalam  akuades  hangat,  kemudian  difraksinasi  menggunakan  etil  asetat  dengan perbandingan  akuades  :  etil  asetat  1:1  vv  didalam  corong  pisah.  Terbentuk  dua
lapisan,  yaitu  lapisan  air  dan  lapisan  etil  asetat.  Lapisan  etil  asetat  bagian  atas kemudian  diambil  dan  ditampung  dalam  wadah.  Lapisan  air  bagian  bawah
difraksinasi  kembali  menggunakan  etil  asetat  dengan  perbandingan  yang  sama. Tahapan  ini  diulang  hingga  tiga  kali.  Fraksi  etil  asetat  kemudian  dipekatkan
menggunakan  vaccum  rotary  evaporator.  Fraksi  etil  asetat  pekat  kemudian dikeringkan menggunakan waterbath. Fraksi  etil asetat  yang diperoleh kemudian
disimpan dalam desikator.
4. Penetapan kandungan fenolik total
a.  Pembuatan larutan asam galat Asam  galat  ditimbang  sebanyak  10  mg,  kemudian  dimasukkan  ke
dalam  gelas  Beker  dan  dilarutkan  dengan  aquades  :  metanol  p.a  1:1. Larutan  dimasukkan  ke  dalam  labu  takar  10  mL,  tambahkan  akuades  :
metanol  p.a  1:1  sampai  batas  tanda.  Larutan  tersebut  diambil  sebanyak 0,4; 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; dan 0,8 mL, masukkan ke dalam labu takar 10 mL dan
tambahkan  aquades  :  metanol  p.a  1:1  sampai  batas  tanda,  sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat sebesar 40; 50; 60; 70; dan 80
μg  mL. b.  Pembuatan larutan uji untuk penentuan kandungan fenolik total
Fraksi etil asetat ditimbang sebanyak 10 mg, larutkan menggunakan aquades  :  metanol  p.a    1:1    dalam  gelas  beker.  Kemudian  masukkan  ke
dalam  labu  takar  10  mL  dan  ditambahkan  aquades  :  metanol  p.a    1:1 hingga batas tanda. Larutan diambil 2,0 mL, masukkan ke dalam labu takar
10  mL  dan  ditambahkan  aquades  :  metanol  p.a    1:1    hingga  batas  tanda. Konsentrasi larutan uji sebesar 2
00,0 μg  mL. c.  Penentuan operating time
Larutan  asam  galat  dengan  konsentrasi  40;  60;  dan  8 0  μg    mL
diambil  sebanyak  0,5  mL.  Reagen  Folin-Ciocalteu  ditambahkan  sebanyak 2,0  mL  pada  masing
–  masing  larutan,  diamkan  selama  5  menit. Selanjutnya,  ditambahkan  dengan  4,0  mL  natrium  karbonat  1  M.  Baca
absorbansi  larutan  setiap  5  menit  dengan  spektrofotometer  visibel  pada
panjang gelombang 750 nm selama 60 menit. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali.
d.  Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan  asam  galat  dengan  konsentrasi  40;  60;  dan  8
0  μg    mL diambil sebanyak 0,5 mL. Reagen Folin-Ciocalteu ditambahkan sebanyak 2
mL  pada  masing –  masing  larutan,  diamkan  selama  5  menit.  Selanjutnya,
ditambahkan  dengan  4,0  mL  natrium  karbonat  1  M.  Diamkan  selama operating  time  yang  telah  didapat,  kemudian  dilakukan  scanning  panjang
gelombang  maksimum  dengan  spektrofotometer  visibel  dengan  panjang gelombang 600-800 nm.
e.  Pembuatan kurva baku asam galat Larutan  asam  galat  dengan  konsentrasi  40;  50;  60;  70;  dan  8
0 μg mL  diambil  sebanyak  0,5  mL.  Reagen  Folin-Ciocalteu  ditambahkan
sebanyak 2 mL, diamkan selama 5 menit. Selanjutnya, ditambahkan dengan 4,0  mL  natrium  karbonat  1  M,  diamkan  selama  operating  time  yang  telah
didapat.  Baca  absorbansinya  pada  panjang  gelombang  maksimum  yang telah diperoleh. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali.
f.  Estimasi kandungan fenolik total larutan uji Larutan  uji  dengan  konsentrasi  200,0  μgmL  diambil  sebanyak  0,5
mL. Reagen Folin-Ciocalteu ditambahkan sebanyak 2 mL, diamkan selama 5  menit.  Selanjutnya,  ditambahkan  dengan  4,0  mL  natrium  karbonat  1  M,
diamkan  selama  operating  time  yang  telah  didapat.  Baca  absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh.
5. Uji aktivitas antioksidan
a.  Pembuatan larutan stok rutin Rutin ditimbang sebanyak 10 mg. Masukkan ke dalam gelas beker
dan  larutkan  dengan  akuades  hangat.  Larutan  dimasukkan  ke  dalam  labu takar  100  mL  dan  tambahkan  akuades  hingga  batas  tanda  sehingga
diperoleh konsentrasi larutan stok rutin sebesar 100 μg  mL.
b.  Pembuatan larutan pembanding Larutan  stok  rutin  diambil  sebanyak  0,5;  1;  1,5;  2,0;  2,5  mL.
Masukkan  ke  dalam  labu  takar  10  mL  dan  tambahkan  aquades  sampai batas  tanda,  sehingga  diperoleh  konsentrasi  larutan  pembanding  rutin
sebesar 5; 10; 15; 20; dan 25 μg  mL.
c.  Pembuatan Reagen Fenton 1.  Larutan FeCl
3
1mM Ferri  klorida  heksahidrat  ditimbang  sebanyak  13,5  mg,
masukkan  ke  dalam  gelas  bekker  dan  larutkan  dengan  aquades secukupnya.  Larutan  dimasukkan  ke  dalam  labu  takar  10  mL,
kemudian  tambahkan  aquades  hingga  batas  tanda.  Ambil  2,0  mL larutan,  masukkan  ke  dalam  labu  takar  10  mL,  tambahkan  aquades
hingga batas tanda. 2.  Larutan EDTA 1mM
Serbuk  EDTA  ditimbang  sebanyak  14,6  mg,  masukkan  ke dalam  gelas  beker  dan  larutkan  menggunakan  aquades.  Larutan
dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian tambahkan aquades
hingga  batas  tanda.  Ambil  2,0  mL  larutan,  masukkan  ke  dalam  labu takar 10 mL, tambahkan aquades hingga batas tanda.
3.  Larutan asam askorbat 1 mM Asam  askorbat  ditimbang  sebanyak  17,6  mg,  masukkan  ke
dalam  gelas  beker  dan  larutkan  menggunakan  aquades.  Larutan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian tambahkan aquades
hingga  batas  tanda.  Ambil  1,0  mL  larutan,  masukkan  ke  dalam  labu takar 10 mL, tambahkan aquades hingga batas tanda.
4.  Larutan H
2
O
2
20 mM Sebanyak  0,078  mL  larutan  H
2
O
2
35  diambil,  kemudian  di masukkan ke dalam labu takar 10 mL dan tambahkan aquades hingga
batas tanda. Sebanyak 2,5 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL. Tambahkan aquades hingga batas tanda.
d.  Pembuatan larutan Deoksiribosa 2,5 mM Deoksiribosa  ditimbang  sebanyak  20,9  mg,  masukkan  ke  dalam
gelas  beker  dan  larutkan  menggunakan  aquades.  Larutan  dimasukkan  ke dalam  labu  takar  10  mL  dan  tambahkan  aquades  hingga  batas  tanda.
Ambil 4,0 mL larutan, masukkan ke dalam labu takar 25 mL. Tambahkan akuades hingga batas tanda.
e.  Pembuatan larutan TCA 5 TCA  ditimbang  sebanyak  2,5  g,  masukkan  ke  dalam  gelas  beker
dan  larutkan  menggunakan  akuades.  Larutan  dimasukkan  ke  dalam  labu takar 50 mL dan tambahkan akuades hingga batas tanda.
f.  Pembuatan larutan TBA 1 TBA ditimbang sebanyak 0,25 g, masukkan ke dalam  gelas beker
dan  larutkan  menggunakan  akuades  secukupnya,  proses  pelarutan dilakukan di atas hot plate hingga seluruh TBA larut. Larutan dimasukkan
ke dalam labu takar 25 mL dan tambahkan akuades hingga batas tanda. g.  Pembuatan larutan bufer fosfat
Na
2
HPO
4
ditimbang sebanyak 1,4196 g, masukkan ke dalam gelas beker dan larutkan menggunakan aquades.  Larutan dimasukkan ke dalam
labu  takar  500  mL,  tambahkan  aquades  hingga  batas  tanda.  Kemudian timbang sebanyak 0,6805 gram KH
2
PO
4
, masukkan ke dalam gelas beker dan  larutkan  menggunakan  aquades.  Larutan  dimasukkan  ke  dalam  labu
takar  250  mL  dan  tambahkan  aquades  hingga  batas  tanda.  Masukkan larutan Na
2
HPO
4
secukupnya ke dalam gelas beker dan tambahkan larutan KH
2
PO
4
tetes demi tetes hingga pH larutan sebesar 7. h.  Larutan uji untuk aktivitas antioksidan
Fraksi etil asetat ditimbang sebanyak 50,0 mg, masukkan ke dalam gelas  beker  dan  larutkan  dengan  akuades  hangat.  Larutan  kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan ditambahkan akuades sampai batas  tanda.  Larutan  diambil  sebanyak  1,0;  2,0;  3,0;  4,0;  dan  5,0  mL,
masukkan  ke  dalam  labu  takar  10  mL,  kemuadian  tambahkan  akuades sampai  batas  tanda.  Konsentrasi  larutan  uji  yang  diperoleh  sebesar  100;
200; 300; 400; dan 500 μg  mL.
i.  Penentuan Operating time Sebanyak  300
μL  larutan  FeCl
3
1  mM,  300  μL  larutan  EDTA  1 mM, 300
μL larutan H
2
O
2
20 mM, 300; μL larutan deoksiribosa 2,5 mM,
4500 μL bufer fosfat dan 300 μL larutan asam askorbat 1 mM dimasukkan
pada  tabung  reaksi  bertutup.  Larutan  dicampur  menggunakan  vortex selama lebih kurang 10 detik. Larutan kemudian diinkubasi selama 1 jam
pada suhu 37
o
C menggunakan oven. Setelah larutan diinkubasi, tambahkan 1  mL  TCA  5  dan  1  mL  TBA  1.  Larutan  dicampur  menggunakan
vortex  selama  lebih  kurang  10  detik.  Larutan  tersebut  dipanaskan  pada waterbath dengan suhu 80
o
C selama 30 menit. Dinginkan dengan bantuan air  mengalir  selama  5  menit.  Baca  absorbansinya  setiap  5  menit  pada
panjang gelombang maksimum teoritis 532 nm selama 1 jam. j.  Penentuan panjang gelombang maksimum
Pada 3 tabung reaksi bertutup, masukkan sebanyak  300 μL larutan
FeCl
3
1 mM, 300 μL larutan EDTA 1 mM, 300 μL larutan H
2
O
2
20 mM, 200; 300; 400
μL larutan deoksiribosa 2,5 mM, 4600; 4500; 4400 μL bufer fosfat  dan  300
μL  larutan  asam  askorbat  1  mM  pada  masing  –  masing tabung reaksi. Larutan dicampur menggunakan vortex selama lebih kurang
10  detik.  Larutan  kemudian  diinkubasi  selama  1  jam  pada  suhu  37
o
C menggunakan oven. Setelah larutan diinkubasi, tambahkan 1 mL TCA 5
dan 1 mL TBA 1.  Larutan dicampur menggunakan  vortex selama lebih kurang 10 detik. Larutan tersebut dipanaskan pada waterbath dengan suhu
80
o
C  selama  30  menit.  Dinginkan  dengan  bantuan  air  mengalir  selama  5
menit.  Diamkan  selama  operating  time  yang  telah  didapat.  Lakukan scanning pada panjang gelombang 400
– 600 nm. k.  Pengujian aktivitas penangkapan radikal hidroksil
1.  Kontrol negatif Sebanyak 300
μL larutan FeCl
3
1 mM, 300 μL larutan EDTA 1 mM,  300  μL  larutan  H
2
O
2
20  mM,  300 μL  larutan  deoksiribosa  2,5
mM,  1  mL  akuades,  3500 μL  bufer  fosfat  dan  300  μL  larutan  asam
askorbat  1  mM  dimasukkan  ke  dalam  tabung  reaksi  bertutup.  Larutan dicampur  menggunakan  vortex  selama  lebih  kurang  10  detik.  Larutan
kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37
o
C menggunakan oven. Setelah  larutan  diinkubasi,  tambahkan  1  mL  TCA  5  dan  1  mL  TBA
1.  Larutan  dicampur  menggunakan  vortex  selama  lebih  kurang  10 detik.  Larutan  tersebut  dipanaskan  pada  waterbath  dengan  suhu  80
o
C selama  30  menit.  Dinginkan  dengan  bantuan  air  mengalir  selama  5
menit.  Diamkan  selama  operating  time.  Ukur  serapan  pada  panjang gelombang maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.  Larutan pembanding rutin Pada  5  tabung  reaksi  bertutup,  masukkan  sebanyak  300
μL larutan FeCl
3
1 mM, 300 μL larutan EDTA 1 mM, 300 μL larutan H
2
O
2
20 mM, 300 μL larutan deoksiribosa 2,5 mM, 1 mL larutan pembanding
rutin dengan konsentrasi 5; 10; 15; 20; dan 25 μg  mL, 3500 μL bufer
fosfat dan 300 μL larutan asam askorbat 1 mM pada masing – masing
tabung  reaksi.  Larutan  dicampur  menggunakan  vortex  selama  lebih
kurang 10 detik. Larutan kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37
o
C  menggunakan  oven.  Setelah  larutan  diinkubasi,  tambahkan  1  mL TCA  5  dan  1  mL  TBA  1.  Larutan  dicampur  menggunakan  vortex
selama  lebih  kurang  10  detik.  Larutan  tersebut  dipanaskan  pada waterbath  dengan  suhu  80
o
C  selama  30  menit.  Dinginkan  dengan bantuan air mengalir selama 5 menit.  Diamkan selama  operating time.
Ukur  serapan  pada  panjang  gelombang  maksimum  yang  telah ditetapkan  sebelumnya.  Persen  IC  dihitung  dari  hasil  absorbansi  yang
diperoleh.  Dibuat  persamaan  regresi  linier  antara  konsentrasi  larutan pembanding  rutin  vs    IC  untuk  menentukan  nilai  IC
25
.  Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
3.  Larutan uji Pada  5  tabung  reaksi  bertutup,  di
masukkan sebanyak 300 μL larutan FeCl
3
1 mM, 300 μL larutan EDTA 1 mM, 300 μL larutan H
2
O
2
20 mM, 300 μL larutan deoksiribosa 2,5 mM, 1 mL larutan uji dengan konsentrasi 100; 200; 300; 400; dan 500
μg  mL, 3500 μL bufer fosfat dan 300 μL larutan asam askorbat 1 mM pada masing – masing tabung
reaksi.  Larutan  dicampur menggunakan  vortex selama lebih kurang 10 detik.  Larutan  kemudian  diinkubasi  selama  1  jam  pada  suhu  37
o
C menggunakan  oven.  Setelah  larutan  diinkubasi,  tambahkan  1  mL  TCA
5 dan 1 mL TBA 1. Larutan dicampur menggunakan vortex selama lebih  kurang  10  detik.  Larutan  tersebut  dipanaskan  pada  waterbath
dengan  suhu  80
o
C  selama  30  menit.  Dinginkan  dengan  bantuan  air
mengalir  selama  5  menit.  Diamkan  selama  operating  time.  Ukur serapan  pada  panjang  gelombang  maksimum  yang  telah  ditetapkan
sebelumnya.  Dari  hasil  absorbansi  yang  diperoleh,  hitung    IC  dan dibuat  persamaan  regresi  linier  yang  merupakan  hubungan  antara
konsentrasi  larutan  pembanding  rutin  vs  IC  untuk  menentukan  nilai IC
25
. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali.
F. Analisis Data