Hasil Optimasi Metode Uji Fenolik Total

Gambar 6. Hasil uji kualitatif aktivitas antioksidan pada fraksi etil asetat buah jambu mete Keterangan Gambar 6 : A = kontrol negatif tanpa penambahan senyawa antioksidan B = kontrol positif rutin C = larutan uji fraksi etil asetat buah jambu mete Hasil uji kualitatif fraksi etil asetat buah jambu mete menunjukkan hasil positif Gambar 6. Intensitas warna yang terbentuk pada sampel uji lebih pudar apabila dibandingkan dengan kontrol negatif. Hal ini berarti fraksi etil asetat buah jambu mete memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

E. Hasil Optimasi Metode Uji Fenolik Total

1. Penentuan Operating time

Penentuan operating time bertujuan untuk mendapatkan waktu dimana reaksi antara sampel dan pereaksi berada pada kondisi optimum. Keadaan reaksi yang optimum ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang relatif stabil. Pada saat awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna akan terus meningkat hingga pada waktu tertentu akan diperoleh absorbansi yang stabil. Namun A B C semakin lama waktu pengukuran, ada kemungkinan senyawa berwarna tersebut akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan intensitas warnanya menurun dan absorbansinya juga menurun Gandjar dan Rohman, 2007. Gambar 7. Grafik operating time replikasi 1 untuk penetapan fenolik total Penentuan operating time pada metode Folin – Ciocalteu untuk penetapan kandungan fenolik total ini dilakukan selama 60 menit. Setiap 5 menit absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang teoritis 750 nm. Absorbansi yang diperoleh selama 60 menit kemudian dilihat pada waktu keberapa menghasilkan absorbansi yang cenderung stabil atau selisihnya kecil. Gambar 7 menunjukkan grafik operating time pada replikasi 1. Operating time yang didapat untuk penetapan kandungan fenolik total adalah 35 menit. Pada waktu tersebut diperoleh nilai absorbansi yang stabil. 2. Penentuan panjang gelombang maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mendapatkan nilai serapan maksimum dari hasil reaksi antara asam galat dengan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 A b sor b an si Waktu menit Grafik Operating Time Untuk Penetapan Fenolik Total 40 μg mL 60 μg mL 80 μg mL reagen Folin-Cioucalteu. Pengukuran suatu analit harus pada panjang gelombang maksimum karena pada panjang gelombang maksimum kepekaannya tinggi, sehingga perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar Gandjar dan Rohman, 2007. Pada penentuan panjang gelombang maksimum digunakan tiga tingkat konsentrasi yaitu rendah 40 µgmL, sedang 60 µgmL, dan tinggi 80 µgmL. Tujuan dilakukan scanning pada tiga tingkat konsentrasi yang berbeda adalah untuk merepresentasikan panjang gelombang maksimum pada tiap konsentrasi. Pengukuran lambda maksimum dilakukan pada rentang panjang gelombang antara 600 – 800 nm. Tabel I. Hasil scanning panjang gelombang maksimum untuk penentuan fenolik total Konsentrasi Larutan Asam Galat Lambda maksimum hasil scanning Lambda maksimum yang digunakan Lambda maksimum teoritis 40 µgmL 739 nm 739 nm 750 nm 60 µgmL 739 nm 80 µgmL 738 nm Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah 739 nm. Hasil yang diperoleh dari hasil scanning panjang gelombang maksimum menunjukkan hasil yang berbeda dengan lambda maksimum teoritis Tabel I. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain jenis pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi tinggi, dan zat – zat pengganggu Gandjar dan Rohman, 2007. F. Penetapan Kandungan Fenolik Total Senyawa fenolik termasuk senyawa fenol sederhana, asam fenolat, tanin, flavonoid, lignan, dan lignin merupakan metabolit sekunder yang banyak terkandung dalam tanaman. Senyawa ini memiliki peran antara lain sebagai pigmentasi, antioksidan, dan pelindung terhadap sinar ultraviolet Blainski et al., 2013. Berdasarkan pada peran yang cukup penting maka keberadaan senyawa fenolik dalam suatu tanaman perlu untuk dikuantifikasi. Banyak metode yang digunakan untuk mengkuantifikasi senyawa fenolik. Salah satu metode yang sering digunakan adalah kuantifikasi dengan spektrofotometri. Reaksi kolorimetri banyak digunakan dalam metode spektrofotometri UVVIS. Metode ini akan mengukur konsentrasi senyawa fenolik secara total dalam ekstrak tumbuhan. Pada prinsipnya, senyawa fenolik dalam ekstrak tumbuhan akan bereaksi dengan reagen redoks tertentu Folin Ciocalteu-reagen untuk membentuk kompleks biru yang dapat diukur dengan cahaya tampak. Reaksi pembentukan kromofor biru didasari oleh kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat. Pada reaksi ini serapan yang dihasilkan bergantung pada larutan alkali dan konsentrasi senyawa fenolik Blainski et al., 2013. Gambar 8. Struktur asam galat Penetapan kandungan fenolik total dimulai dengan membuat kurva baku asam galat. Asam galat Gambar 8 digunakan sebagai standar kurva baku karena asam galat merupakan senyawa polifenol yang dapat menggambarkan senyawa fenolik dalam suatu sampel. Pembuatan kurva baku ini dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. Kurva baku ini menghasilkan suatu persamaan regresi linier yang digunakan dalam menentukan jumlah kandungan fenolik total dalam sampel. Tidak semua persamaan regresi linier digunakan dalam menentukan kandungan fenolik total. Persamaan regresi dengan linieritas terbaik nilai R mendekati 1 akan digunakan untuk menentukan kandungan fenolik total. Tabel II menunjukkan hasil pengukuran absorbansi kurva baku asam galat. Tabel II. Hasil pengukuran absorbansi kurva baku asam galat. Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbansi 40,4 μgmL 0,3108 40,8 μgmL 0,3674 40,4 μgmL 0,3093 50,5 μgmL 0,3931 51,0 μgmL 0,4404 50,5 μgmL 0,3889 60,6 μgmL 0,4652 61,2 μgmL 0,5026 60,6 μgmL 0,4553 70,7 μgmL 0,5665 71,4 μgmL 0,5731 70,7 μgmL 0,5253 80,8 μgmL 0,6459 81,6 μgmL 0,6559 80,8 μgmL 0,5916 y = 0,0084x – 0,0299 r = 0,9988 y = 0,007x + 0,0821 r = 0,9989 y = 0,0069x + 0,0335 r = 0,9994 Gambar 9. Kurva baku asam galat untuk penetapan kandungan fenolik total Persamaan yang digunakan dalam menentukan kandungan fenolik total adalah persamaan regresi dari replikasi ketiga, yaitu y = 0,0069x + 0,0335 dengan linieritas sebesar 0,9994. Nilai linieritas menunjukkan korelasi antara konsentrasi y = 0.0069x + 0.0335 R = 0.9994 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 20 40 60 80 100 A b sor b an si Konsentrasi μgmL Grafik Kurva Baku Asam Galat dan absorbansi yang dihasilkan. Semakin baik nilai linieritas nilai R sama dengan 1 atau mendekati 1 maka korelasi juga semakin baik. Tabel III. Hasil penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat buah jambu mete Konsentrasi Absorbansi Kandungan fenolik total Rata - rata CV Replikasi 1 202 μgmL 0,4808 320,921 339,3 ± 13,1 3,8 Replikasi 2 202 μgmL 0,5219 350,409 Replikasi 3 204 μgmL 0,5165 346,535 Tabel III menunjukkan hasil pengukuran sampel uji untuk penentuan kandungan fenolik total. Absorbansi sampel yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier yang telah didapatkan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa fraksi etil asetat buah jambu mete memiliki nilai kandungan fenolik total sebesar 339,3 ± 13,1 mg ekivalen asam galat. Penelitian yang dilakukan oleh Adou et al. 2012 menyatakan kandungan senyawa fenolik pada jus buah jambu mete sebesar 1653,8 ± 2.3 sampai 2374,2 ± 5.4 mg ekivalen asam galat. Apabila dibandingkan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adou et al. 2012, hasil senyawa fenolik pada penelitian ini tergolong rendah. Hal ini dikarenakan adanya proses oksidasi oleh enzim polifenol oksidase saat proses pengeringan, sehingga menyebabkan kerusakan pada senyawa polofenol yang ada pada buah jambu mete.

G. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Dokumen yang terkait

uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi kloroform dan fraksi etilasetat daun jambu mete (aNACARDIUM oCCIDENTALE l.)

13 63 89

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.).

1 2 56

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun lada (Piper nigrum L.).

0 0 63

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun kemukus (Piper cubeba L.).

0 0 55

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun jambu mete (Anacardium occidentale L.).

3 9 129

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali (Vitis vinifera L.).

0 0 11

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

0 0 54

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 difenil 2 pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali

0 2 9