Lingkungan Hidup ``Menanam Air`` sebagai satu bentuk kegiatan Pastoral Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri.

22 terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan dan mengalami penurunan kualitas terumbu karang. Henning Steffen, tahun 2001 menyatakan terumbu karang Indonesia mengalami kerusakan hingga 90 dalam 5 tahun terakhir akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Dampak utama kerusakan terumbu karang adalah menurunnya populasi biota laut, menurunnya daya tarik wilayah objek wisata bahari, berkurangnya sumber mata pencaharian penduduk, hilangnya habitat ikan terumbu karang, selain itu hilangnya terumbu karang juga menyebabkan hilangnya peredam peningkatan suhu. Kerusakan lahan terjadi akibat rusaknya permukaan tanah, hal ini terjadi karena pola pertanian intensif dengan menggunakan pupuk kimia yang merusak lapisan tanah. Degradasi tanah yang terjadi di dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan akan mengalami penggurunan di beberapa wilayah di Sumatra dan Jawa apabila degradasi tanah, penggunaan pupuk kimia semakin meningkat pesat. Sumatra dan Jawa merupakan dua pulau yang mengalami krisis lahan yang cukup tinggi akibat dari pertambangan dan pembukaan lahan yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengembalian lahan seperti semula. Kerusakan lapisan ozon disebabkan oleh zat perusak berupa bahan kimia CFC dari media pendingin dan pendorong spray aerosol, bromin halocarbon, dan nitrogen oksida dari pupuk kimia. Rusaknya lapisan ozon menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, kerusakan flora dan fauna, gagal panen dan ancaman terhadap terhadap plankton sebagai makanan berbagai biota laut. 23

b. Pencemaran Lingkungan Hidup

Ada lima macam pencemaran lingkungan hidup yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran laut dan sampah. Pencemaran udara terjadi akibat dari sumber yang tidak bergerak yaitu aktivitas industri, kebakaran hutan dan sampah maupun sumber yang bergerak yaitu dari alat transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil. Pencemaran udara mengakibatkan berbagai jenis penyakit kronis seperti gangguan saluran pernafasan, penurunan IQ, impotensi dan gangguan syaraf, adanya perubahan iklim dan pemanasan global. Pencemaran udara yang terjadi di Indonesia sangat memperihatinkan karena parameter kualitas udaranya telah melampaui baku mutu ambiven, serta telah terjadi hujan asam di kota-kota besar. Salah satu penyebab pencemaran udara yang terbesar ialah pembakaran dan kebakaran hutan. Pencemaran air merupakan krisis lingkungan hidup yang sangat serius. Hal ini terjadi karena pembuangan limbah yang berbahaya dan beracun B3, erosi dan pendangkalan sungai dan danau akibat kerusakan hutan. Menurut KNLH debit air di 34 sungai pada tahun 2006 menunjukkan 14 sungai memiliki kondisi hidrologis yang buruk akibat dari kerusakan dan pendangkalan daerah aliran sungai. Pulau Jawa dan Bali sudah mengalami defisit air khususnya di musim kemarau. Saat ini banyak orang yang tidak berani mengonsumsi air alamiah dari sumber alami karena sumber mata air tidak lagi bebas dari pencemaran dan tidak aman dikonsumsi. Pencemaran air terbesar disebabkan oleh limbah industri yang pengolahan limbahnya tidak ramah lingkungan selain itu juga karena penggunaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan. Hal tersebut menyebabkan sungai- sungai di Indonesia memiliki status mutu yang tercemar berat. Pencemaran laut terjadi karena pembuangan limbah cair berupa minyak, pencemaran dan kecelakaan aktivitas tambang minyak lepas pantai. Dampak dari pencemaran laut dan pesisir adalah mati dan punahnya berbagai biota laut serta rusaknya terumbu karang sebagai habitat berkembangnya biota laut. Sampah rumah tangga khususnya di kota besar menjadi masalah serius. Akibat gaya hidup membuat orang semakin konsumtif dan meninggalkan banyak sekali limbah padat yang sulit untuk terurai seperti botol air dan berbagai jenis bungkus makanan dari plastik. Sampah menjadi persoalan besar karena membutuhkan area pengolahan yang luas, sampah menimbulkan berbagai macam pencemaran udara, air dan membutuhkan biaya yang besar dalam pengolahannya. Semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula produksi sampah setiap harinya selain itu budaya membuang sampah sembarangan semakin memperparah pencemaran. Peraturan yang ada tidak menjamin kesadaran dari masyarakat sendiri untuk membuang dan memanfaatkan sampah dengan baik.

c. Kepunahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kepunahan yang terjadi telah menyerang keanekaragaman hayati, punahnya sumber daya alam dan sumber mata air. Kepunahan keanekaragaman hayati atau berkurangnya jumlah keanekaragaman hayati telah menjadi perhatian dunia karena keadaannya yang semakin memperihatinkan. Dari 1.000 spesies burung 21 diantaranya terancam dan berkurang populasinya, 20 dari 5.416 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 spesies mamalia terancam dan 39 ikan ikut terancam. Hal ini disebabkan oleh proses alam dan bencana selain itu disebabkan juga oleh perilaku manusia yang menimbulkan terjadinya kerusakan dan kebakaran, aktivitas ilegal seperti jual beli flora dan fauna langka juga turut serta mengurangi keanekaragaman hayati. Pembabatan hutan dan alih fungsi hutan, kerusakan ekosistem akibat pola pertanian yang tidak ramah lingkungan ikut ambil bagian merusak keanekaragaman hayati. Pengeboman ikan, degradasi habitat dan pemanasan global merupakan sebab-sebab lain dari punahnya keanekaragaman hayati. Banyak spesies hewan yang benar-benar terancam punah karena habitatnya dirusak atau mengalami perubahan. Kepunahan sumber mata air adalah sebuah krisis lingkungan hidup yang serius karena air merupakan sumber kehidupan baik untuk minum maupun untuk aktivitas produktif seperti pertanian dan industri, kepentingan sanitasi dan kesehatan. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Bank Dunia memperkirakan pada tahun 2025 dua pertiga penduduk dunia akan kesulitan memperoleh air bersih dan minum. Hilangnya sumber mata air terjadi karena kerusakan hutan sebagai tempat penyimpanan air, eksploitasi besar-besaran terhadap gunung kapur kars sebagai tempat penampungan air, perubahan iklim juga turut memperparah berkurangnya pasokan air karena semakin besarnya proses evaporasi yang menyebabkan sungai dan sumber mata air semakin berkurang. Pendangkalan sungai akibat erosi, berkurangnya debit air juga termasuk masalah serius yang dialami di Indonesia yang mampu mengancam kebutuhan air bagi manusia, flora dan fauna. Banyak sungai dan danau yang mulai hilang akibat pendangkalan di berbagai negara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Krisis air karena kekurangan sumber mata air, pencemaran, kekeringan dan banjir diprediksi akan menjadi salah satu sumber pertikaian dan konflik sosial di masa yang akan datang. Krisis air juga mampu mempengaruhi krisis pangan karena semakin banyak areal pertanian yang tidak teraliri air yang memadahi. Kepunahan sumber daya alam adalah isu yang tidak kalah penting. Kepunahan ini hendaknya menjadi perhatian serius khusunya kepunahan energi yang tidak dapat terbarukan. Kesalahan dalam mengelola dan dalam kebijakan pembangunan di masa lalu, menyebabkan penurunan dan terancam punahnya sumber daya alam di Indonesia. Hutan, ikan dan sumber daya laut, mineral, batu bara, minyak bumi telah mengalami penurunan dan terancam punah. Kepunahan sumber daya ini merugikan dari segi ekonomi dan juga rusak dan tercemarnya ekosistem lingkungan hidup di sekitarnya. Hal itu menyebabkan menurunnya kesejahteraan anak cucu kita dan kualitas hidup yang buruk karena rusaknya lingkungan hidup.

d. Kekacauan Iklim Global

Kekacauan iklim global atau yang lebih dikenal dengan perubahan iklim merupakan masalah yang sudah sering dibahas. Kekacauan iklim ini disebabkan karena sinar matahari yang dipantulkan ke bumi dipantulkan kembali oleh gas rumah kaca yang ada di atmosfer dan tertahan disana sehingga semakin menebal dan menyebabkan sinar matahari yang akan masuk ke bumi, terperangkap dan kembali memanasi permukaan bumi, sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin meningkat dan menyebabkan kekacauan iklim global. Gas rumah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 kaca terdiri dari beberapa jenis yaitu: karbondioksida CO 2 , metana CH 4 dan Nitroksida N 2 . CO 2 memiliki andil yang besar dalam menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang berasal dari industri, transportasi, kebakaran hutan, pembakaran sampah dan sumbangan gas metana dari pembusukan sampah dan pertanian. Peningkatan emisi gas rumah kaca juga disebabkan karena penggundulan hutan yang terjadi di seluruh dunia. Beberapa contoh perubahan iklim yang terjadi diantaranya ialah adanya anomali cuaca atau perubahan musim yang menyebabkan hujan turun tidak pada waktunya dan kemarau yang semakin panjang, hal tersebut mempengaruhi pertanian yang ada di Indonesia, kelangkaan air, kebakaran hutan, bencana alam seperti angin kencang, laut bergelombang dan hujan lebat yang menyebabkan banjir. Terjadinya badai tropis yang terjadi di seluruh belahan dunia yang merengut korban jiwa dan harta benda. Badai juga menganggu aktivitas manusia seperti kecelakaan pesawat, nelayan tidak bisa melaut karena gelombang besar, tidak normalnya perkembangan tanaman yang dapat menyebabkan jebakan pangan dan kelaparan di berbagai dunia. Saat ini fenomena mencairnya es di Kutub mengalami kemajuan yang mengejutkan. Para pakar terkejut karena hilangnya bongkahan es hampir dua kali lipat daratan Inggris. Menurut Robert Corell, es yang meleleh memiliki kecepatan 2 meter per jam sepanjang 5 kilometer dengan kedalaman 1.500 meter. Fenomena mengapungnya gunung es di sekitar Selandia Baru dan Australia merupakan sebuah peringatan serius akan mencairnya es di Kutub akibat perubahan iklim. Akibat mencairnya es di Kutub menyebabkan naiknya permukaan laut sehingga 28 banyak pulau kecil akan tenggelam dan banyak kota besar akan terendam air. The Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC memprediksikan pada abad ini akan terjadi kenaikan permukaan laut sebesar 18-59 sentimeter dan menurut data baru, kenaikan bisa mencapai 2-12 meter. Dampak besar kenaikan permukaan air laut akan sangat dirasakan oleh negara-negara kepulauan seperti Indonesia karena akan banyak pulau yang tenggelam dan akan terjadi migrasi besar-besaran Sonny Keraf, 2010: 62. Anomali cuaca juga menyebabkan berbagai jenis penyakit menular yang baru seperti flu burung, flu babi, SARS dan penyakit lainnya yang diperkirakan ada sebanyak 30 penyakit baru dalam kurun waktu 25-30 tahun terakhir. Kekacauan iklim juga menyebabkan banyak spesies flora dan fauna yang terancam punah. Hal tersebut dikarenakan rusaknya ekosistem akibat terganggunya kelembaban dan kekeringan yang tidak normal. Menurut pakar biologi, kepunahan ini terjadi 100 kali lebih banyak daripada yang normal terjadi. Selain flora dan fauna, terumbu karang juga terancam rusak dan punah karena suhu udara yang semakin naik.

4. Pelestarian Lingkungan Hidup

Pelestarian Lingkungan Hidup menurut Macy, hendaknya menekankan pentingnya kesadaran akan diri manusia sebagai pribadi dan bagian alam semesta. Manusia berada dengan makhluk ciptaan lain dan bukan penghuni tunggal di dalam jagad raya, sehingga diharapkan manusia mengenal garis batas akan kepentingan diri William Chang, 2005: 79. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Nota Pastoral KWI yang dikeluarkan pada tahun 2013 menyatakan bahwa: Di antara segala ciptaan, manusia adalah satu-satunya makhluk yang secitra dengan Allah bdk. Kej 1:27. Sebagai citra Allah, manusia mempunyai martabat sebagai pribadi yang mampu mengenali dirinya sendiri, menyadari kebersamaan dirinya dengan orang lain, dan bertanggung jawab atas makhluk ciptaan yang lain. Manusia adalah rekan kerja Allah dalam menata, menjaga, memelihara dan mengembangkan seluruh alam semesta ini. Allah memberikan kepercayaan kepada manusia untuk memelihara dan mengolah dengan bijaksana alam semesta ini serta berupaya menciptakan hubungan yang harmonis di antara semua ciptaan bdk. Kej 2:15. Oleh karena itu, manusia harus mengelola bumi dengan segala isinya ini dalam kesucian dan keadilan. Manusia tidak berhak memboroskan dan merusak alam serta sumber-sumbernya dengan alasan apapun. Kutipan dari Nota Pastoral KWI 2013 di atas ingin mengajak manusia untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan menjaga kelestariannya karena manusia dipanggil untuk bertanggungjawab atas ciptaan yang lain. KWI menyatakan bahwa Allah adalah kasih maka Ia telah menciptakan dan menjaga seluruh ciptaan-Nya dan dengan kasih-Nya pula Ia mengajak manusia untuk mencintai alam ciptaan-Nya serta menjaga tanpa adanya keinginan untuk menguasai Nota Pastoral KWI, 2013: no 11. Gereja juga diajak untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap masalah- masalah lingkungan hidup seperti yang terdapat dalam kutipan di bawah ini: Kepedulian Gereja tersebut tampak dalam pemikiran dan pandangan para Bapa Gereja. Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes No. 69 menyatakan “Allah menghendaki, supaya bumi beserta segala isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa, sehingga harta –benda yang tercipta dengan cara yang wajar harus mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan, diiringi dengan cinta kasih”. Para Bapa Konsili meyakini bahwa Allah telah menganugerahkan bumi dengan segala kekayaannya sebagai rumah bersama semua manusia dan semua makhluk. Semua manusia, tanpa kecuali, berhak menikmati dan 30 mendapatkan sumber penghidupan dari kekayaan alam semesta ini Nota Pastoral KWI, 2013: no 13. Dalam dunia yang semakin modern dengan keadaan bumi yang semakin memprihatinkan, Gereja diajak untuk semakin meningkatkan kepeduliannya akan lingkungan hidup seperti yang telah diserukan oleh Bapa Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si dan Nota Pastoral KWI tahun 2013. Seruan dalam Nota Pastoral tersebut bisa kita simak pada kutipan yang ada di bawah ini. Kepedulian Gereja terhadap usaha-usaha untuk melestarikan keutuhan ciptaan perlu ditingkatkan. Salah satu hal penting dan mendesak untuk dilakukan adalah membangun dan mengembangkan pertobatan ekologis demi terwujudnya rekonsiliasi atau pendamaian antara manusia dengan seluruh ciptaan. Pertobatan ini tidak hanya berhenti pada lahirnya kesa- daran baru, bahwa lingkungan hidup penting untuk kehidupan manusia, melainkan adanya perubahan positif yang signifikan dalam memandang dan memperlakukan alam semesta Nota Patoral KWI, 2013: no 21. Gereja juga mengajak manusia sebagai individu untuk merubah cara pandang yang “egosentris” menjadi “biosentris” yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana didasari oleh kebutuhan hidup yang berkelanjutan tanpa adanya keinginan untuk menguasai. Pembangunan yang ada hendaknya dilaksanakan sesuai dengan pembangunan berwawasan lingkungan serta menempatkan alam sebagai mitra kehidupan manusia dan rumah bagi segala makhluk. Pastoral Lingkungan hidup hendaknya juga dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang mengajak semua lapisan masyarakat untuk berjalan secara teratur, terarah dan terus menerus. Pelestarian lingkungan hidup harus terus digalakkan dan menjadi prioritas utama karena bila tidak diprioritaskan maka lingkungan hidup akan rusak. Menurut GBHN 1988 bab IV no. 13 “Sumber Alam dan lingkungan hidup” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 dalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup”. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah menumbuhkan wawasan lingkungan hidup dalam setiap pembangunan kehidupan. Cara lain yang bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup ialah dengan membuat peraturan hukum yang ketat dengan sanksi yang berat serta diberlakukan dengan adil dan benar kepada siapa saja yang melanggar peraturan itu, agar memberikan efek jera kepada pelaku pengerusakan lingkungan. Setelah membahas mengenai pastoral dan mengenai lingkungan hidup dan keprihatinannya maka penulis akan menguraikan mengenai pastoral lingkungan hidup dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Lewat tulisan ini diharapkan umat dan pembaca semakin memahami mengenai pastoral lingkungan hidup serta semakin memudahkan mereka untuk menghargai alam ciptaan lewat gerakan pastoral yang mereka ikuti.

C. Pastoral Lingkungan Hidup

Salah satu bidang pelayanan pastoral yang bisa kita lakukan ialah pelayanan pastoral lingkungan hidup. Hal tersebut untuk menanggapi keprihatinan dunia akan rusaknya rumah kita bersama yaitu bumi kita, seperti yang diserukan oleh Bapa Paus Fransiskus. Kita bisa menghadirkan Allah secara nyata dengan membantu sesama kita lewat gerakan-gerakan pastoral lingkungan hidup seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa paroki untuk melestarikan keutuhan ciptaan dengan gerakan-gerakan menanam atau mengolah sampah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

1. Pengertian Pastoral Lingkungan Hidup Eko-Pastoral

Pastoral lingkungan hidup atau yang sering disebut sebagai eko-pastoral sebenarnya bukanlah hal yang baru. Pastoral ini sudah sering digadang-gadangkan sejak lama mengingat kondisi bumi yang semakin memperihatinkan. Agar lebih memahami mengenai pastoral lingkungan hidup atau eko-pastoral maka kita akan mengupas arti kata eko-pastoral itu sendiri. Eko-pastoral berasal dari kata ekologi dan pastoral. Ekologi berasal dari dua kata dasar Yunani yaitu oikos rumah, tempat tinggal dan logos kata, uraian. Dengan kata lain ekologi merupakan ilmu tentang hubungan antar organisme yang hidup dengan lingkungannya. Ekologi bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang keadaan jagat raya William Chang, 2005: 1-2. Sedangkan arti pastoral menurut Konsili Vatikan II pastoral berarti segala usaha untuk membantu hidup iman bersama, sehingga Sang Gembala Ilahi terasa tampil, hadir, menemani, dan berkarya bagi semua manusia Madya Utama, 2011: 56-57. Jadi Eko-pastoral merupakan sebuah usaha bersama untuk semakin meningkatkan iman bersama sehingga Sang Gembala Ilahi terasa hadir dan berkarya yang kemudian dikhususkan dalam hal lingkungan hidup dan pelestarian lingkungan hidup dengan meningkatkan kesadaran mengenai permasalahan lingkungan yang ada. Menurut tulisan Romo Bagus Kusuwanta, Pr dalam sesawi.net eko- pastoral dapat dipahami sebagai suatu kesadaran pastoral gerejani yang bermuara pada pembangunan yang berkelanjutan. Pernyataan Romo Bagus dapat kita simak dalam kutipan di bawah ini: 33 Eco-pastoral merupakan sebuah simptom kesadaran pastoral gerejani yang berasal dari perubahan baru yang berlangsung dalam cara memandang pembangunan development dalam dunia ekonomi dan politik global sejak dasawarsa 1970- an misalnya dokumen “Limits to Growth ” yang dikeluarkan oleh The Club of Rome, 1972 Bagus Kusuwanta Pr, 2012: Sesawi.net. Eko-pastoral dicanangkan karena adanya pola pembangunan yang semakin mengabaikan keberlanjutan ekosistem di bumi yang menyebabkan kerusakan lingkungan, budaya dan masa depan generasi yang akan datang. Melihat keprihatinan tersebut banyak pihak yang mulai mencanangkan pembangunan berkelanjutan, tidak terkecuali dari pihak Gereja sendiri. Beberapa dokumen Gereja Katolik juga menyuarakan tentang keprihatinannya akan lingkungan hidup. Melalui segala keprihatinan tersebut muncullah istilah “keutuhan ciptaan” yang kemudian menjadi suatu gerakan pastoral di dalam Gereja katolik yang semakin menumbuhkan kesadaran ekologis di antara anggota Gereja sehingga memunculkan istilah eko-pastoral dikalangan Gereja katolik.

2. Bentuk-Bentuk Pelayanan Pastoral Lingkungan Hidup

Ada berbagai macam pelayanan pastoral yang ada di sekitar kita yang ditujukan kepada bidang-bidang kehidupan manusia. Pada bagian ini kita akan mencari lebih dalam mengenai bentuk pelayanan pastoral yang sudah berjalan dan dapat kita lakukan khususnya demi pelestarian lingkungan hidup. Majalah Hidup edisi 44 tahun ke 69 yang terbit pada 1 November 2015, dalam artikel-artikelnya membahas mengenai lingkungan hidup. Maka kita bisa melihat bentuk-bentuk pelayanan pastoral mengenai lingkungan hidup yang sudah terlaksana dan bisa kita lakukan antara lain: 34 a. Membangun habitus peduli lingkungan hidup dengan membentuk seksi lingkungan hidup di paroki. Habitus peduli lingkungan bisa diwujudkan dengan membuat Kebun Sadar Lingkungan seperti yang dilakukan oleh paroki-paroki di Keuskupan Agung Jakarta. Kegiatan yang sudah dilakukan ialah memilah sampah organik dan anorganik untuk dimanfaatkan lebih lanjut baik untuk pupuk kompos untuk sampah-sampah organik dan membuat kerajinan untuk sampah-sampah anorganik. b. Berusaha mengajak umat untuk menanam tumbuh-tumbuhan baik pohon maupun tanaman sayur-mayur di sekitar pekarangan mereka. c. Membuat gerakan paroki go green seperti yang dilakukan oleh Keuskupan Bogor dengan membuat biopori, menanam pohon dan mengajak umat untuk dapat mewujudkan imannya dalam kegiatan bersama yang berorientasi pada lingkungan. d. Melakukan pertobatan ekologis dengan menyadarkan umat akan tindakan mereka yang terlalu sering mengeksploitasi bumi tanpa memikirkan dampak ke depan. Melihat berbagai keprihatinan yang terjadi di sekitar kita serta menanggapi adanya seruan Gereja mengenai lingkungan hidup maka diharapkan gereja khususnya Paroki Santo Yusup Baturetno dapat menemukan cara yang tepat sasaran untuk mendukung gerakan pastoral lingkungan hidup yang sudah berjalan. Cara-cara yang digunakan dalam mendukung gerakan pastoral lingkungan hidup hendaknya mampu mendorong umat di Paroki Baturetno dan warga sekitar untuk semakin sadar akan gerakan ini dan terlibat aktif di dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 menjalankannya. Dalam tulisan ini diharapkan umat Paroki Baturetno mampu menyadari akan peran mereka dan menghayatinya serta mampu membawa Kerajaan Allah di tengah-tengah mereka. Inilah fokus yang akan didalami lebih lanjut dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Penelitian tersebut akan dijabarkan dalam bab berikutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI